Malam ini Lima Penyair Tiga Kota Membaca Puisi di Tembi
Mereka adalah tiga penyair dari Yogyakarta, yaitu Hari Palguna, Sri Sulandari dan Tosa Santosa, ditambah dua penyair dari luar Yogya yaitu Suyanto (Banyuwangi) dan Fevi Machuriyati (Sidoarjo).
Poster Sastra Bulan Purnama
Lima penyair tiga kota akan membacakan puisi karyanya dalam acara Sastra Bulan Purnama edisi ke-25, Jumat, 20 September 2013 pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Jl Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Mereka adalah tiga penyair dari Yogyakarta, yaitu Hari Palguna, Sri Sulandari dan Tosa Santosa, ditambah dua penyair dari luar Yogya yaitu Suyanto (Banyuwangi) dan Fevi Machuriyati (Sidoarjo). Masing-masing penyair menulis 10 puisi, tetapi tidak semua dibacakan. Setiap penyair akan membacakan paling banyak 5 puisi, sehingga ada sekitar 25 puisi yang akan dibacakan.
Selain pembacaan puisi, ada pula permainan gitar akustik dari Pedro, yang akan menggubah puisi-puisi karya almarhun Masroom Bara menjadi lagu.
“Puisi-puisi karya Masroom merupakan puisi yang belum dipublikasikan dan oleh yang bersangkutan diberikan kepada saya untuk dibuat menjadi lagu,” kata Pedro.
Sesungguhnya ada banyak penyair yang menulis puisi di banyak daerah di Indonesia, tetapi tidak tersedia media untuk mempublikasikan karya mereka. Sastra Bulan Purnama merupakan satu ruang yang digunakan untuk mempublikasikan karya sastra, dalam hal ini puisi, dalam bentuk pertunjukan sastra.
Sastra Bulan Purnama yang telah berlangsung semalam 2 tahun, telah menampilkan lebih dari seratus penyair yang membaca puisi. Setiap penyair menulis setidaknya 5 puisi, sehingga hampir 1.000 puisi telah terkumpul.
Selama berlangsung Sastra Bulan Purnama, beberapa buku antologi puisi telah di-launching, misalnya buku karya Slamet Riyadi yang berjudul ‘Topeng’, buku karya Nana Ernawati dan Dhenok Kristiani yang berjudul ‘Berkata Kaca’, buku antologi 5 penyair berjudul ‘Menyisir Senja’ dan sejumlah buku antologi lainnya.
Dalam launching antologi puisi, selain penyair membacakan puisi karyanya, puisinya digubah menjadi lagu dan dinyanyikan dengan irama jazz, sehingga menjadi jazz puisi jazz.
Beberapa penyair dan sastrawan yang pernah membaca puisi dalam Acara Sastra Bulan Purnama diantaranya, Landung Simatupang, Iman Budi Santosa, Teguh Ranusastra Asmara, Whanny Dharmawan, Genthong Hariono Seloali, Sutirman Eka Ardhana, Dharmadi, Ikun Sri Kuncoro, Faruk HT, Veven Sp Wardhana dan sejumlah nama lainnya.
Veven tidak membaca puisi, melainkan membaca cerpen dengan tema ‘Kembali Ke Jogja Membaca Sastra’ bersama dengan beberapa penyair lainnya, Eko Tunas, Andrik Purwasita dan beberapa nama lain yang dulu pernah tinggal di Yogya.
Di Yogya memang ada sejumlah penyair muda yang bermunculan, dan di kota-kota lain, sejumlah penyair muda, atau setidaknya yang ‘kembali’ menulis puisi, saling melakukan interaksi. Dua penyair dari Sidoarjo dan Banyuwangi ini, telah memiliki pergaulan dengan penyair-penyair Yogya. Maka di Sastra Bulan Purnama kali ini mereka akan dipertemukan dengan penyair-penyair lainnya.
Ons Untoro
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Awak Redaksi Tembi.net Juara I Sayembara Penulisan Crita Cekak(17/09)
- Testimoni Digie Sigit Untuk Munir(17/09)
- HUT ke-64 Tahun Majalah Praba, Ketahanan Media Berbahasa Lokal(16/09)
- Lihat Kebunku dalam Konser Seriosa di Karta Pustaka(14/09)
- Teater Kini Berseri, Enam Hari Penuh Tawa Bersama Para Bajak Laut(13/09)
- Bincang Kopi dan Baca Puisi di Karta Pustaka(12/09)
- ‘Revolusi Kwek-Kwek’ di ‘Indonesia Raya’(12/09)
- Museum Tembi Bagikan Sega Wiwit dalam Karnaval Museum 2013(12/09)
- Mahasiswa Arsitektur Trisakti Jakarta Mampir di Tembi Rumah Budaya(10/09)
- Para Teman Mengenang Rama Kuntara di Tembi Rumah Budaya(10/09)