Memilih Hari
Untuk Minggu Depan
(24 Juni 2012 – 30 Juni 2012)

Kitab Primbon adalah ‘ilmu titen’ niteni kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidup Jika kejadiannya baik, maka hari dan pasaran saat terjadinya kejadian tersebut dianggap dan dicacat sebagai hari yang baik. Demikian pula sebaliknya, jika kejadian jelek bahkan sangat jelek, maka hari dan pasaran saat terjadinya peristiwa tersebut dianggap dan dicacat sebagai hari yang jelek atau sangat jelek. Ada tiga kriteria hari dan pasaran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu: 1. hari dan pasaran yang baik, 2. hari dan pasaran yang kurang baik dan 3. hari dan pasaran yang tidak baik.

Berkaitan dengan niteni hari, menurut catatan kitab Primbon Betaljemur Adammakna ada hari baik, hari yang kurang baik, dan bahkan ada hari yang tidak baik dalam satu minggu ke depan yaitu, mulai hari Minggu 24 Juni 2012 sampai dengan hari Sabtu 30 Juni 2012, atau dalam kalender Jawa Minggu Wage, tanggal 4, bulan Ruwah tahun 1945 Wawu sampai dengan Sabtu Kliwon, tanggal 10, bulan Ruwah tahun 1945, dengan perincian sebagai berikut :

Minggu Wage, 24 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 4, bulan Ruwah tahun 1945 Wawu, (terhitung mulai Sabtu sore jam 18.00 s/d Minggu sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Senin Kliwon, 25 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 5, bulan Ruwah tahun 1945 Wawu (terhitung mulai Minggu sore jam 18.00 s/d Senin sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Selasa Legi, 26 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 6, bulan Ruwah, tahun 1945 Wawu (terhitung mulai Senin sore jam 18.00 s/d Selasa sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Rabu Paing, 27 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 7, bulan Ruwah, tahun 1945 Wawu (terhitung mulai Selasa sore jam 18.00 s/d Rabu Sore jam 18.00),baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Kamis Pon, 28 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 8, bulan Ruwah, tahun 1945 Wawu (terhitung mulai Rabu sore jam 18.00 s/d Kamis Sore jam 18.00),tidak baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Jumat Wage, 29 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 9, bulan Ruwah, tahun 1945 Wawu (terhitung mulai Kamis sore jam 18.00 s/d Senin Sore jam 18.00),kurang baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Sabtu Kliwon, 30 Juni 2012, kalender Jawa tanggal 10, bulan Ruwah, tahun 1945 Wawu (terhitung mulai Jumat sore jam 18.00 s/d Sabtu sore jam 18.00),tidak baik untuk berpergian dan berbagai macam keperluan.

Walaupun ‘ilmu titen’ yang berhubungan dengan perhitungan hari tidak dapat dijelaskan dengan logika, untuk berbagai keperluan penting, terlebih untuk upacara mantu, kebanyakan orang lebih mantap memilih dan menggunakan hari yang dikategorikan baik daripada memilih dan menggunakan hari yang dikategorikan tidak baik.

Bagi bayi yang lahir pada antara hari Minggu 24 Juni 2012 sampai dengan Sabtu 30 Juni 2012 atau Minggu Wage, tanggal 4, bulan Ruwah sampai dengan Sabtu Kliwon, tanggal 10 bulan Ruwah, tahun 1945 Wawu, termasuk di dalam Wuku Landep wuku nomor 2.

Wuku Landep mengambil nama dari isteri kedua prabu Watugunung yang tidak memberikan keturunan.

Memilih Hari Untuk Minggu Depan
Penggambaran Wuku Landep: Dewi Landep (kiri) menghadap Batara Mahadewa
yang sedang mencelupkan kakinya di bokor air.
Ada gambar rumah gedong dan burung atat kembang
yang hinggap di pohon gendayakan

Ciri-ciri wuku Landep adalah sebagai berikut :

  • Dewa yang menaungi wuku Landep adalah Batara Mahadewa. Ia senang mengolah batin dan berada di tempat yang sepi dan tenang.

  • Kelebihannya adalah tajam daya ingatannya, mampu menangani segala jenis pekerjaan, serta menjadi tempat bertanya atau belajar.

  • Kelemahannya, jika tidak hati-hati akan muncul pamrih di balik perbuatan baik tersebut. Rumah gedhong yang terletak di depan, memberi tanda bahwa orang yang berwuku-Landep termasuk orang yang suka pamer.

  • Kayunya adalah kayu Gendayakan, yang mempunyai daya penyembuh, sehingga menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang sakit dan sengsara hidupnya.

  • Burungnya adalah burung Atatkembang yang menjadi kelangenan (kesukaan) wong agung (orang besar). Artinya, orang yang mempunyai wuku Landep umumnya rupawan, hatinya terbuka, dan disenangi orang banyak, termasuk pejabat atau atasan.

  • Lambang wuku Landep adalah ‘sinar matahari’, menerangi hati yang gelap.

  • Kaki Mahadewa yang dicelupkan ke dalam bokor air melambangkan bahwa watak wuku Landep adem, tidak mudah emosi.

Datangnya bahaya : tertimpa kayu atau bangunan roboh
Hari naas : Rebo Pahing, agar waspada, dan jika berpergian perlu ekstra hati-hati.
Hari baik : Minggu Wage, untuk dapat dipergunakan pada setiap keperluan penting.

gambar & teks: herjaka HS




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta