Launching Buku Dongeng Anak:
Dimeriahkan dengan Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapat

Launching Buku Dongeng Anak: Dimeriahkan dengan Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan MacapatAtmosfir berkesenian bagi masyarakat Yogyakarta tidak pernah berhenti dari waktu-ke waktu. Aneka kegiatan seni dan budaya selalu hidup dan berlangsung setiap hari, baik siang dan malam. Seperti di Kamis malam (9/2) lalu, parade “Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapat” hadir kembali di Pendopo Dinas Kebudayaan DIY untuk mengusir keheningan malam. Acara ini dilantunkan oleh Paguyuban Kabudayan Jawi (PKJ) “Sekar Pangawikan” Yogyakarta yang digelar untuk memeriahkan launching buku Dongeng Anak dan Geguritan berbahasa Jawa.

Acara launching buku ini mendapat dukungan dan sambutan oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Drs. GBPH. Yudaningrat, M.M. Dalam sambutannya antara lain disampaikan bahwa terbitnya buku ini semoga menLaunching Buku Dongeng Anak: Dimeriahkan dengan Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapatdapat dukungan dari masyarakat dan dapat dimanfaatkan secara baik oleh generasi muda untuk membentuk watak budi pekerti luhur. Sebab dongeng-dongeng nusantara banyak mengandung ajaran budi pekerti luhur. Selama ini, anak-anak generasi muda kita lebih banyak dicekoki oleh film-film luar negeri tayangan televisi yang secara terus-menerus menggerus ajaran kearifan lokal.

Buku Dongeng Anak dan Geguritan berbahasa Jawa karangan R. Bambang Nursinggih, S.Sn. ini memang sengaja diterbitkan untuk kalangan anak-anak, khususnya masyarakat Jawa,Launching Buku Dongeng Anak: Dimeriahkan dengan Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapat baik yang berada di wilayah Yogyakarta maupun wilayah lainnya. Tujuan diterbitkannya buku ini, agar anak-anak lebih menyukai cerita-cerita berbahasa Jawa yang bersumber dari nenek moyang dulu dan mengenal lebih dekat tentang puisi Jawa yang disebut dengan geguritan tersebut. Karena memang untuk konsumsi anak, maka isi diambilkan yang sederhana dan penulisan sangat sederhana. Bahkan dalam buku ini dicantumkan tanda diakritik dalam penulisan bahasanya. Demikian penjelasan pengarang kepada Tembi di acaLaunching Buku Dongeng Anak: Dimeriahkan dengan Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapatra launching malam itu. Buku Dongeng Anak diberi judul “Dongeng Sato Kewan I”, sementara Buku Geguritan diberi judul “Arak-Arakan: Alam Desaku”.

Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapat malam itu didukung oleh paguyuban-paguyuban sastra Jawa yang berkembang di Yogyakarta, termasuk oleh “Sekar Pangawikan”. Acara didukung oleh sejumlah pelaku sastra sekitar 30 orang, baik generasi muda dan tua. Acara tersebut digelar sekaligus dalam rangka Ulang Tahun ke-1 PKJ “Sekar PangaLaunching Buku Dongeng Anak: Dimeriahkan dengan Gelar Seni Kolaborasi Gurit dan Macapatwikan” dan Ulang Tahun ke-60 bagi sesepuh paguyuban, Bambang Nursinggih. Maka tidak ketinggalan dalam acara itu, digelar sesi potong tumpeng. Selain itu juga ada penyerahan buku dari pengarang kepada GBPH. Yudaningrat.

Tidak kurang dari 20 gurit berbagai tema dan judul dibacakan yang diselingi pembacaan macapat, panembrana, dan sholawatan. Bacaan gurit diawali berjudul “Puja Nirmala” sebagai ucapan selamat dari salah satu sastrawan bernama Dra. Suyami, M.Hum. yang ditujukan kepada pengarang buku, yang selama ini banyak bergelut dan menghasilkan karya sastra Jawa sekaligus berolah sastra. Dalam gurit itu, sang pengarang disebutnya sebagai Sang Bagaskara. Kemudian dilanjutkan dengan bacaan gurit berjudul “Matur nuwun Puja Nirmalamu Sumitra” sebagai jawaban dari sang pengarang. Dalam acara tersebut juga diselingi dengan musik karawitan yang mengalunkan suara merdu, seperti gender, kendang, dan gong.

Launching buku ini juga dihadiri sekitar 100 undangan dari berbagai kalangan masyarakat yang mencintai sastra dan budaya Jawa, seperti kelompok guru, kepala sekolah, paguyuban, sastrawan, mahasiswa, budayawan, wartawan, dan lainnya. Bahkan beberapa undangan datang dari Jepara dan Semarang, Jawa Tengah.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta