Kaya Ngedegake Omah Ing Pawedhen
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti seperti mendirikan rumah di atas pasir. Pasir memiliki sifat tidak stabil. Tidak kokoh serta mudah amblas. Pasir juga mudah terbawa arus air dan mudah diterbangkan angin. Orang yang mendirikan rumah di atas hamaparan pasir akan merasa kesulitan untuk dapat menanamkan pondasi rumahnya. Pasalnya pasir memiliki sifat seperti yang telah disebutkan. Rumah sebagus apa pun jika didirikan di atas pasir akan mudah roboh, miring, dan sebagainya. Pendeknya sebuah rumah akan demikian mudah roboh jika didirikan di atas pasir. Jadi, sia-sialah orang yang mendirikan rumah di atas pasir.
Pepatah ini sesungguhnya ingin menyatakan tentang sebuah kepercayaan yang diberikan kepada seseorang namun orang yang diberi kepercayaan itu ternyata tidak bisa dipercaya. Ada begitu banyak kasus terjadi di tengah masyarakat bahwa orang yang dipercaya justru sering menipu dan merugikan orang yang menaruh kepercayaan kepadanya. Pengkhianatan terjadi karena ambisi-ambisi dan kepentingan pribadi. Pada kasus-kasus semacam itu perasaan sakit hati, perasaan terluka, merasa dibodohi, dikorbankan, ditikam dari belakang, dan sebagainya sering memicu kemarahan dan pembalasan.
Pepatah ini mengingatkan orang agar bersikap hati-hati kepada orang lain. Waspada tanpa perlu dirundung curiga.
a.sartono
Artikel Lainnya :
PASAR PASARAN DI DESA-DESA DI JOGJA(10/02) - MEKAR SARI(20/07)
- BALAP KARUNG(03/01)
- 23 Maret 2011, Kabar Anyar - KESAKTIAN BUDI LUHUR: Sebagai Pusaka Penghayat Kepercayaan Kejawen(23/03)
- THENGUK-THENGUK NEMU KETHUK(22/11)
- Denmas Bekel(14/04)
- Alun dan Pusaran : AT Sitompul Menghela Seni Grafis(17/04)
- DARI BILIK WARTEL, MENYAPA DUNIA DARI YOGYAKARTA(01/01)
- Pergola Hijau Kian Bertumbuhan di Kota Jogja(04/04)
- PESANGGRAHAN AMBARBINANGUN 1895 DAN 2010(25/05)