BALAP KARUNG
(PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-73)
Dolanan ini setidaknya selalu ramai ketika menjelang perayaan peringatan hari kemerdekaan RI atau sering disebut dengan peringatan “Tujuh Belasan”. Hampir di setiap kampung, selalu menggelar berbagai perlombaan, salah satunya adalah lomba Balap Karung. Karena lomba ini sifatnya hanya permainan, maka bisa dimasukkan dalam jenis dolanan. Balap Karung selalu hadir dalam lomba tujuh belasan dan sudah sering dilombakan semenjak awal kemerdekaan hingga saat ini. Tentunya, jenis permainan ini juga bisa dianggap dolanan tradisional, karena memang telah dilakukan dalam waktu yang lama dan peralatan yang digunakan juga sederhana. Selain itu, kadang-kadang dolanan ini juga hadir dalam perayaan peringatan hari jadi suatu tempat, hari jadi suatu lembaga atau lainnya. Tujuannya untuk keakraban.
Dolanan ini, seperti juga dolanan yang lain, sangat jarang memerlukan latihan. Karena sifatnya hanya spontanitas dan dilakukan hanya saat menjelang lomba saja. Jadi sangat jarang peserta yang melakukan latihan terlebih dahulu. Dolanan ini bisa dilakukan oleh anak-anak, remaja, dewasa, hingga para orang tua tua, baik laki-laki maupun wanita. Biasanya dikelompokkan berdasarkan tingkatan umur dan jendernya. Kelompok anak-anak dimainkan oleh anak-anak, demikian pula dengan kelompok lainnya.
Balap karung termasuk dolanan kompetisi atau jenis permainan yang selalu dilombakan. Ada pihak yang kalah dan menang. Minimal harus ada 2 anak yang bermain. Tetapi akan lebih seru dimainkan, jika pesertanya semakin banyak. Namun begitu, setiap tahapan, sebaiknya menghadirkan antara 2—5 peserta, disesuaikan dengan tempatnya. Lokasi yang dipakai bisa tanah berumput, tanah beraspal, tanah konblok, atau jenis lainnya. Tetapi sebaiknya tempat yang dipakai aman dan nyaman bagi peserta. Dolanan ini sebaiknya dilakukan saat libur dan waktu longgar, baik pagi atau sore hari, yang tidak terlalu panas.
Alat yang dipakai adalah karung goni yang terbuat dari bahan tanaman. Karung goni mudah didapat di pasar-pasar. Karung goni ini sering dipakai sebagai tempat menyimpan beras, gula pasir, atau palawija lainnya. Jadi bahan yang dipakai adalah terbuat dari goni dan bukan dari plastik. Selain kuat, juga nyaman dipakai saat tanding, dan tidak mudah melecetkan kaki.
Peserta dianggap pemenang apabila mencapai finish atau garis akhir paling cepat. Peserta boleh melompat-lompat atau berlari dengan kaki-kaki tetap di dalam ujung karung goni. Namun demikian, selama perlombaan, karung goni tidak boleh terlepas dari pegangan tangan dan tubuh tetap berada di dalam karung goni. Itulah beberapa aturan dalam dolanan balap karung. Selain itu, biasanya apabila ada peserta yang jatuh atau karungnya terlepas dari genggaman tangan, harus diawali lagi dari garis start.
Tahap permainan, diawali dari sejumlah pemain yang hendak main. Misalkan ada 5 anak. Sebelumnya, disiapkan tempat dengan garis-garis lajur sepanjang sekitar 10—15 meter (disesuaikan dengan tempat dan kesepakatan di awal), serta lebar setiap lajur sekitar 1 meter. Lalu 5 karung goni ditempatkan di satu sisi garis start sesuai lajurnya. Kemudian, 5 anak tadi bisa mengambil start dari garis finish atau garis ujung satunya. Mereka berjajar urut nomor. Setiap anak dikatakan diskualifikasi atau gagal apabila nanti dalam berlari, menyeberang garis lajur milik temannya.
Setelah semua siap, saat aba-aba mulai mereka berlari hingga menempuh pada tempat karung diletakkan. Setelah itu, tubuhnya dimasukkan ke dalam karung, dan mulai melompat atau berlari-lari menuju ujung satunya. Jika dalam kesepakatan, harus 2 putaran (harus membalik), maka setelah sampai pada garis ujung, setiap anak wajib berbalik arah menuju ke ujung garis berikutnya. Apabila ada anak jatuh di tengah perjalanan, bisa diawali dari garis start lagi atau dari tempatnya terjatuh (semua itu tergantung dari kesekapatan awal). Anak yang mencapai pada garis finish paling awal dianggap sebagai pemenang. Ia berhak untuk maju ke babak berikutnya, sesuai dengan jumlah peserta yang ikut dolanan lomba karung ini.
Ketika ada anak atau peserta yang jatuh bangun dalam lomba ini, tentu akan menjadi hiburan tersendiri bagi para penonton. Inilah hiburan yang sangat mengasyikkan di setiap ada lomba balap karung. Selain itu, lomba ini mengajarkan kepada anak untuk bersosialisasi dengan temannya dan mengajarkan untuk bersikap sportif. Anak harus bisa menghargai temannya yang menjadi pemenang. Itulah sekilas tentang dolanan balap karung.
Suwandi
Sumber: 33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Baoesastra Djawa, WJS. Poerwadarminta, 1939, Groningen, Batavia: JB. Wolters’ Uitgevers Maatscappij NV, Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- Apresiasi Tari Tembi 2011 Kolaborasi Tarian Dan Teater(27/07)
- 19 Mei 2010, Kabar Anyar - FESTIVAL DALANG ANAK DAN REMAJA SE PROPINSI DIY: UPAYA PEWARISAN TRADISI DAN PEMBENTUKAN KARAKTER(19/05)
- CACAH BENCAH-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-21)(01/12)
- YAMIE CEKER LARIS(01/11)
- Dalam Malam Sastra Bulan Purnama(17/01)
DIALOG DAN GELAR SENI YOGYA SEMESTA SERI-46 ISTIMEWA(09/12) - 9 April 2010, Kabar Anyar - NYENGIR BERSAMA BENI-MICE(09/04)
- PEMBANTU-PEMBANTU KELUARGA KOLONIAL DI MASA LALU(12/05)
- 23 Nopember 2010, Ensiklopedi - DOLANAN BAS-BASAN SEPUR(23/11)
- Semar dan Togog. Yin Yang dalam Budaya Jawa(06/10)