Car-Cor Kaya Kurang Janganan
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti di atas secara harfiah berarti berkali-kali menuang (kuah) sayur seperti kekurangan sayur (-an).
Dalam khasanah masyarakat Jawa persoalan bersantap dengan sayur berkuah merupakan sesuatu yang umum. Sayur berkuah itu bisa berupa sayur lodeh, sayur bening, dan sebagainya. Sesuatu yang umum terjadi bahwa pada saat melakukan aktivitas makan itu ada orang (anggota) keluarga yang berkali-kali menuang sayur dari mangkuk sayur ke dalam piringnya karena sayur di dalam piring makannya (selalu) dirasa kurang.
Arti konotatif dari pepatah itu ingin menggambarkan orang yang selalu ceplas-ceplos dalam bicara tanpa melihat situasi dan kondisi. Apa yang diceploskan seolah keluar tanpa dipikir terlebih dahulu. Hal demikian itu sering membuat orang lain atau lawan bicaranya menjadi jengkel, tersinggung, dan tidak nyaman. Omongan yang demikian sering lebih banyak menimbulkan gangguan dalam lalu lintas pembicaraan atau obrolan yang tengah dilakukan. Apa yang dilakukan orang tersebut mirip orang yang berkali-kali menuang sayur ke dalam piring makan. Sepertinya tidak ada pekerjaan lain selain melakukan penuangan sayur berkali-kali. Hal itu juga menjadi gambaran sepertinya orang tersebut tidak puas-puasnya menuang sayur. Sama seperti orang yang sepertinya tidak pernah puas membuang kata dengan ceplos-ceplos tanpa dipikir terlebih dulu.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- JUDUL BUKU(17/03)
- 21 Februari 2011, Kuliner - GADO-GADO DI NDONGKELAN(21/02)
- Ardjoenasasra (26/01)
- TUGU JOGJA SASARAN BARU AKTING DAN FOTOGRAFI(09/12)
- ORA NGINANG ORA UDUT(10/01)
- 7 Maret 2011, Kabar Anyar - TANTANGAN BUKU-BUKU TERJEMAHAN DI INDONESIA(07/03)
- DERMAGA WISATA GLAGAH, KULON PROGO OBWIS LAIN DI JOGJA(09/11)
- 24 Juli 2010, Kabar Anyar - Empat Saudara yang Mengantar Sukses(24/07)
- 66 TAHUN INDONESIA MERDEKA(15/08)
- SENDANG PATIRTAN KAMULYAN DAN BERDIRINYA DUSUN BANGERAN, BANTUL(22/03)