Brahala
Brahala adalah sosok raksasa sebesar gunung yang berwajah sangat menakutkan. Ia mempunyai tangan seribu maka disebut pula Balasrewu, yang masing-masing tangannya memegang senjata sakti. Digambarkan pula, kedua matanya melotot menyeramkan. Brahala, di dalam bahasa Jawa merupakan kerata basa dari kata bubrah dan ala yang artinya rusak dan jelek. Sesungguhnya Brahala ini adalah penjelmaan suatu kesaktian yang dimiliki oleh orang yang menjadi titisan Dewa Wisnu. Ada beberapa orang yang menjadi titisan Dewa Wisnu, namun hanya dua orang yang dapat menjelma menjadi Brahala yaitu Harjuna Sasrabahu raja Maespati dan dan Kresna raja Dwarawati.
Proses untuk menjadi Brahala disebabkan oleh dua hal yang pertama adalah karena kemarahan besar yang disebut dengan tiwikrama. Tiwikrama yang kemudian mengantar Harjuna Sasrabahu menjadi Brahala terjadi dua kali, yang pertama ketika Prabu Harjuna Sasrabahu marah karena ditantang Sumantri Patihnya. Dan yang kedua saat Harjuna Sasrabahu berhadapan dengan Dasamuka raja Alengka. Demikian pula Kresna, ia melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Harjuna Sasrabahu. Dua kali Kresna tiwikrama berubah menjadi Brahala. Yang pertama ketika mencuri Dewi Rukmini dan yang ke dua ketika sebagai duta di Negara Hastinapura. Ketika menjadi duta untuk menagih bumi Hastinapura yang menjadi haknya para Pandawa, sresna sangat marah dikarena dirinya dipermainkan dan di ingkari oleh Duryudana, maka kemudian ia tiwikrama menjadi Brahala, mengamuk dan merobohkan beteng kedaton kraton Hastinapura, hingga menewaskan Destarastra dan Gendari.
Namun tidak selalu kemarahan Harjuna Sasrabahu dan Kresna akan menjelnma menjadi Brahala. Seperti yang terjadi ketika Sesaji Raja Suya, Kresna tidak menjelmakan dirinya menjadi Brahala walau pada waktu itu Kresna sangat marah kepada Sri Supala dan bahkan sampai membunuhnya.
Selain Tiwikrama (amarah), proses untuk menjadi brahala dapat terjadi karena yang bersangkutan (Harjuna Sasrabahu dan Kresna ) memang berniat mengeluarkan kesaktiannya dengan mengetrapkan mantra sakti dibarengi tiga kali melangkahkan kaki yang disebut dengan Triwikrama. Tri artinya tiga sedangkan krama artinya patrap atau keadaan tubuh.
Triwikrama ini dilakukan oleh Harjuna Sasrabahu saat menuruti permintaan Dewi Citrawati isterinya untuk bersenang-senang di sungai Gangga. Pada waktu itu Harjuna Sasrabahu tidak sedang marah, tetapi sengaja mengubah dirinya menjadi Brahala untuk membendung sungai demi kepentingan permaisurinya.
herjaka HS
Artikel Lainnya :
- 2 Juli 2010, Kabar Anyar - JELAJAH MUSEUM, DIMINATI PELAJAR KOTA YOGYAKARTA(02/07)
- KREBET, PUSAT BATIK KAYU DI PAJANGAN, BANTUL (I)(01/01)
- Dewi Sinta(09/09)
- DOLANAN LAYUNG(31/05)
- DOLANAN ENDHOG-ENDHOGAN-1 (PERMAINAN ANAK TRADISIONAL-28)(23/03)
- GENUKAN-2 (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-22)(15/12)
- Nisfulail Dwi Puspita Si Bintang Radio Ingin Seperti Celine Dion(19/10)
- Katalog Pameran (25/01)
- WARUNG MAKAN ETNIK DI YOGYAKARTA(01/01)
- MURAL DENGAN TEMA-TEMA LOKAL DI JOGJA(01/01)