"Ayo Lawan' Encik dan Low Budget

"Ayo Lawan' Encik dan Low Budget

Jalur jalan Pangeran Mangkubumi, Yogyakarta tidak pernah sepi. Selain kendaraan lalu lalang, disekitar trotoar selalu ada orang nongrkrong ‘menikmati suasana’, apalagi malam hari, orang nongkrong tersedia fasilitas warung angkringan dan lesehan. Maka, jalan Pangeran Mangkubumi ini tidak pernah sepi, meski malam mulai bergelayut. Setidaknya seperti Jum’at malam (21/9) lalu, di teras halaman kantor harian ‘Kedaulatan Rakyat’ yang lebih dikenal dengan singkatannya ‘KR’ ada satu acara yang diberi tajuk ‘Ngopi Bareng’ menampilkan, salah satnya seorang pemain musik yang dikenal dengan panggilan Encik. Komunitas yang menamakan dirinya FMI, anggap saja yang ‘mengisi’ acara ini.

Selain Encik yang membawakan sekitar 6 lagu, tidak ketinggalana (di) tampil (kan) pula Tejo Badut, pembacaan puisi oleh Yantoro dan Rudi Yesus, juga menggambar skets diantaranya dilakukan oleh Bambang Heras. Karena ‘ngopi’ merupakan singkatan dari ngobral pikiran, maka ada perbincangan dalam cara itu, diantaranya menghadirkan G.Budi Subanar dan Putu Sutawijaya. “KR bersama Telekomsel’ yang punya kerja ‘Ngopi bareng’ ini.

"Ayo Lawan' Encik dan Low Budget

Diantara Encik melagukan lagu-lagunya, Sawong Jabo yang ada diantara penonton dan komunitas FMI, diminta untuk tampil, dan Jabopun, tentu, tidak menolak ajakan dari teman-teman. Bersama Jabo, Encik dan penonton, menyanyikan lagu yang popular dialunkan oleh Iwan Fals ‘Bento’. Maka, begitu Jabo mengalunkan lagu itu, serentak penonton ikut menyanyi, dan tentu saja menggerak-nggerakan tubuhnya. Acara ‘Ngopi bareng’ semakin kelihatan ramai, karena ‘Bento’ hadir diantara mereka.

Tentu, Encik tidak sendiri, dia tampil bersama dengan ‘Low Budget Acoustik’. Dekorasi panggungnya khas, setidaknya mengindikasikan apa yang dimaksud sebagai ‘low budget’itu. Selain warna merah menjadi latar belakang panggung. Di Panggung pula ada hiasan yang menggelantung dan yang digelantungkan adalah jenis makanakan krupuk. Jadi, laiknya lomba makan krupuk acara 17-an Agustus memberi warna panggung. Rasanya, dekorasi panggung yang menarik, dan memahamkan apa itu ‘low budget’. Meski kita bisa tahu, nama ‘Low Budget Acoustik’ tidak berkaitan dengan dekorasi.

Karena penampilan Encik sekaligus untuk pre launching, tentu ada lagu baru yang ditampilkan pada malam itu, setidaknya lagu yang berjudul ‘ Ayo Lawan’ tidak ketinggalan dinyanyikan. Selain itu, ada lagu-lagu lama yang sudah sering didengar oleh orang, misalnya lagu yang berjudul ‘Bicara’.

"Ayo Lawan' Encik dan Low Budget

Dalam lagu ‘Ayo Lawan’ Encik merespon keadaan negara yang bobrok, sehingga, menurut Encik ‘para pemimpin menggendutkan perutnya’. Melalui lagu ini, Encik menasehati jangan ikut edan seperti para pemimpin. Maka, Encik berseru: ‘Yo, ayo lawan….” Karena ‘para elit hipokrit’.

Kalau lagu ‘Ayo Lawan’ dan ‘Bicara’ disandingkan, tampaknya kita bisa tahu dari apa yang dimaksud Encik. Karena, rupanya, tidak cukup hanya ‘Bicara’ melainkan sudah waktunya untuk ‘melawan’. Maka, tak henti-hentinya Encik berseru: ‘Yo, ayo lawan’.

Dan ketika dua lagu itu disandingkan dengan satu lagu yang dinyanyikan oleh Jabo, ‘Bento’, jadi terasa jelas bagi Encik: bahwa tidak cukup ‘Bicara’ melainkan penting untuk melakukan perlawanan, dan yang dilawan adalah ‘Bento-Bento’ dan para pemimpin edan.

Yo, ayo lawan!
Para pemimpin edan
Yo, ayo sikat!
Wakil rakyat yang khianat

"Ayo Lawan' Encik dan Low Budget

Rupanya, ‘Ngopi bareng’ bukan hanya sekadar mengobral pikiran, tetapi sekaligus melakukan kritik terhadap keadaan.. Dan melalui lagu yang dinyanyikan oleh Encik, panggilan dari Krishna Encik Widiyanto, kritik atau sindiran itu disampaikan.

Ons Untoro
Foto Mbah Sumobagor




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta