Ida Lawrence (Artist Residence Tembi # 9)
Cinta Indonesia dan Australia

Ida Lawrence (Artist Residence Tembi # 9) Cinta Indonesia dan Australia

Artist Residence ke-9 Tembi Rumah Budaya kali ini digelar oleh mahasiswi lulusan Bachelor of Fine Art (Painting), National Art School (NAS), Sydney, Australia, dan Mahasiswi Seni Tari ISI (Institut Seni Indonesia), Ida Lawrence. “(n)desa / bloody woop woop” menjadi Tema Pameran Ida Lawrence, yang merupakan cerita tentang dua desa dan seorang gadis. Ida Lawrence tidak tinggal dan tumbuh di Barmedman (Australia) maupun di Kliwonan (Indonesia), tetapi kedua orang tua dan keluarga besarnya tinggal di kedua tempat tersebut.

Ida Lawrence (Artist Residence Tembi # 9) Cinta Indonesia dan AustraliaAyahnya adalah warga Desa Kliwonan dekat Sragen, Jawa Tengah dan ibunya dari Barmedman, suatu Desa dekat Wagga Wagga di Negara Bagian New South Wales, Australia. Dalam pameran tunggalnya ini, Ida memperlihatkan tempat-tempat penting dalam hidupnya, lewat lukisan dan instalasi sebagai usahanya menarik dan mengkaji hubungan antara kedua Negara dengan cara-cara yang puitis, naratif, imajinatif dan humoris.

Lahir dan besar di Sydney, Australia kemudian hijrah ke Jogjakarta untuk melanjutkan sekolahnya memberikan Ida banyak ide-ide cemerlang, salah satunya adalah mencoba meleburkan nilai-nilai dari berbagai aspek yang ada di Negara kelahirannya, Australia dan Negara tempat ia menuntut ilmu sekarang, Jogjakarta. Dalam bahasa populer di Australia, “Woop woop” atau “Bloody woop woop” adalah kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah tempat yang jauh sekali, dalam bahasa populer di Jogja, kita sering menyebutnya “Ndeso”.

Ida bisa melilhat Jawa dengan kacamata Australia ataupun bisa memandang Australia dari kacamata Jawa, dari serpihan pengalaman lingkup lingkungan, tempat tinggal dan keluarganya. Ini terlihat dari beberapa karyanya, antara lain, pada karya lukisan “More or Les”, kata “less” sengaja di eja dengan salah menjadi kata dalam Bahasa Indonesia “les” atau pelajaran. Judul ini adalah plesetan sebuah istilah Bahasa Inggris “more or less” yang berarti “kurang lebih”, merujuk pada kesulitan dalam memahami sepenuhnya bahasa dan seluk beluk budaya lain. Karya ini menampilkan sebuah papan tulis di mana kita bisa melacak pertemuan imajiner kedua paman Ida ketika keduanya saling mengajarkan bahasa masing-masing: idiom Australia dan pepatah Jawa. Dengan mengenalkan keluarganya satu sama lain secara simbolis dan menciptakan skenario di mana mereka saling belajar satu sama lain, si seniwati mengambil jarak dan mengamati sebuah proses dimana dia sendiri terlibat di dalamnya, sebuah proses konfrontasi sekaligus belajar.

Atau pada karyanya yang berjudul “Eye Sea”, Ida mencoba untuk menciptakan potret genealogisnya sendiri dengan menggambarkan mata kakek Indonesianya di satu sisi kanvas dan mata nenek Australianya di sisi yang lain, lalu menggabungkannya di tengah-tengah kanvas. Dalam karya ini kiasan bertemu dengan gambaran pada tingkatan yang sama. Potret yang digambar dengan kapur adalah sebuah “karya yang tengah dalam proses”, yakni suatu kenyataan yang terus berubah dan berkembang secara konstan. Dengan permainan yang cerdik, si seniman memasukkan kompleksitas pribadi dan kesementaraan ke dalam karyanya

Ida Lawrence (Artist Residence Tembi # 9) Cinta Indonesia dan Australia

Sejak tinggal dan belajar di Yogyakarta, Ida telah melakukan berbagai presentasi di banyak tempat semisal, dalam pentas bertajuk “Mari Jogja Mari”, “Sepatu Menari” di kampus ISI Yogyakarta kemudian pada acara “Hari Tari Dunia, 24 jam Menari” di kampus ISI Surakarta, mengikuti Jogja International Street Performance di Taman Budaya Yogyakarta, pada In The Arts Island Festival di Bali dan Jawa Timur serta dalam acara Bizzarre On Stage bersama Darlane Litaay di Auditorium Teater ISI Yogyakarta.

Ida Lawrence (Artist Residence Tembi # 9) Cinta Indonesia dan Australia

Pameran yuk ..!

Natalia S.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta