Tembi

Bale-dokumentasi-resensi-buku»Tuntunan Seni Kethoprak

18 Mar 2008 10:08:00

Perpustakaan

Judul Buku : Tuntunan Seni Kethoprak
Penyusun : Tim bidang kesenian Kanwil Depdikbud Propinsi DIY
Penerbit : Depdikbud, (tanpa tahun), Yogyakarta
Bahasa : Indonesia
Halaman : V + 126
Ringkasan isi :

Tuntunan Seni Kethoprak

Kethoprak adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang masih ada hingga sekarang dengan berbagai perkembangannya. Buku yang membahas tentang kethoprak ini sebenarnya merupakan kumpulan makalah terdiri dari: Pengelolaan Lakon dan Penyutradaraan oleh Soemardjono, Tata Rias, Tata Pakaian dan Tata Teknik Kethoprak oleh Marsidah, BSc., Pengelolaan Organisasi Kethoprak oleh Handung Kus Sudyarsana dan Sekedar Ungkapan tentang: Pencak Silat, Aneka Macam Senjata dan Gelar Perang dalam Kethoprak oleh Widjaja.

Soemardjono mengatakan bahwa dalam setiap pergelaran lakon diolah dan digarap sedemikian rupa atau yang sebaik-baiknya sehingga kethoprak yang hanya berdurasi 1,5 atau 2 jam itu tidak membosankan atau membuat ngantuk. Yang penting diperhatikan dalam mengolah lakon adalah harus menanjak dan jangan mengendor saat-saat adegan klimaks dan jangan memberi tambahan-tambahan yang tidak perlu atau bertele-tele. Berikan kesimpulan yang padat, singkat tapi mengesankan. Sutradara dalam penyutradaraan harus bertindak memilih pemain yang sesuai dengan peran yang akan ditampilkan dalam lakon. Aspek penting seorang pemain adalah nilai lahiriah (harus sesuai perannya) serta kecakapan dan ketrampilan yang dimiliki. Tiap pemain harus dapat bermain dengan medan yang bebas tetapi dikendalikan batasan-batasan tertentu. Dan semua pemain harus dapat bekerja sama dengan baik. Di sinilah kerja detail seorang sutradara.

Marsidah BSc mengatakan kethoprak sebagai seni pertunjukan rakyat maka tata rias, tata pakaian dan tata teknis pentas harus diperhatikan. Sebelum mengenal kemajuan kosmetik seperti sekarang ini untuk berias pada waktu dulu menggunakan bahan-bahan yang sederhana seperti atal watu untuk membuat dasar pada muka, siwit merah untuk membuat warna merah pada tulang pipi. Meriasnya pun asal saja tidak disesuaikan anatomi sehingga sering terlihat lucu.

Dalam perkembangannya tata rias mengalami banyak kemajuan. Dalam berias sangat penting untuk memperhatikan umur peran dalam pentas, karakter dalam pentas dan bentuk muka/anatomi si pelaku sendiri. Selain itu harus menyesuaikan dengan tempat atau arena main, kekuatan sinar lampu yang digunakan dan jarak pemain dengan penonton.

Untuk tata pakaian atau kostum yang perlu diperhatikan adalah kostum diusahakan sesuai dengan cerita yang dibawakan atau paling tidak mendekati, disesuaikan dengan peran yang dibawakan , wajar/tidak berlebih-lebihan tetapi cukup dapat menimbulkan rasa indah.

Dalam tata teknis, pementasan dibuat sedemikian rupa sehingga penonton dapat menggambarkan tempat dan suasana di mana adegan terjadi, misal di hutan, di istana, suasana sedang sedih, perang dan sebagainya. Hal ini bisa didukung oleh dekorasi dan tata lampu. Selain itu pergantian adegan jangan terlalu lama, penyajian cerita benar-benar digarap dan disesuaikan dengan situasi, pemain bermain secara sinkron dengan tata lampu dan dekorasi. Untuk kethoprak radio pemain harus memperhatikan tekanan dan lagu atau intonasi dalam dialog agar pendengar dapat merasakan dan berfantasi tentang adegan yang sedang terjadi.

Pengelolaan organisasi kethoprak menurut Handung Kus Sudyarsana ada enam bidang yaitu

  1. Perencanaan, berfungsi menentukan tujuan yang akan dicapai dan cara-caranya.

  2. Tehnis arstistik, berfungsi menentukan pembidangan kegiatan arstitik meliputi cerita/bahasa, rias/busana, karawitan, dekorasi, tata lampu, tata suara dan perlengkapan khusus panggung

  3. Organisasi, berfungsi menentukan tugas dan kegiatan yang akan dilakukan dan menggadakan penggolongan kegiatan-kegiatan tersebut

  4. Produksi, berfungsi mengedarkan produksi supaya diterima konsumen/penonton. Meliputi pemasaran, administrasi produksi, transportasi, perlengkapan khusus bidang produksi dan reklame

  5. Keuangan, berfungsi menentukan batas kemungkinan kegiatan perkumpulan yang berhubungan dengan kemampuan keuangan. Juga bertugas menyediakan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk rumah tangga organisasi

  6. Pengawasan, berfungsi menentukan kegiatan yang akan dijalankan untuk menjaga agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Pencak adalah seluruh gerak, ketrampilan dan kegesitan seluruh bagian tubuh lebih-lebih bagian kaki dan tangan yang melahirkan jurus-jurus serang, tangkis, hindar dan mengunci, beserta gerak jurus-jurus kembangan yang indah. Silat adalah gerak jurus-jurus inti pencak tanpa disertai jurus kembangan. Oleh karena itu jurus-jurus pencak dapat terlihat indah menarik dan dapat dijadikan pertunjukan. Bentuk-bentuk pencak silat di Indonesia sangat banyak macamnya. Untuk kepentingan pentas kethoprak pencak silat perlu diatur agar kelihatan bagus seperti sungguh-sungguh tetapi tidak membahayakan. Pertarungan dapat dengan tangan kosong atau menggunakan senjata seperti tongkat/tombak, trisula, gada, bandhil dan lain-lain. Dalam cerita kethoprak selain senjata yang terlihat terdapat pula senjatayang tidak terlihat biasa disebut kesaktian atau aji-aji seperti lembu sekilan, lebur sekethi dan lain-lain.

Gelar perang adalah taktik atau siasat perang terbuka secara massal. Masing-masing gelar diberi nama sesuai bentuk dan modelnya, misal wukir jaladri, dirada meta, supit urang dan lain-lain. Untuk menggambarkan gelar perang tersebut dalam pentas kethoprak cukup dengan pembicaraan, karena keterbatasan tempat dan pemeran. Selain gelar perang terbuka terdapat siasat yang bersifat sandi, biasanya hanya memerlukan sedikit orang bahkan satu orang saja bisa misal sebagai mata-mata.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta