Tembi

Bale-dokumentasi-resensi-buku»Dunia Mistik Orang Jawa. Roh, Ritual, Benda Magis.

16 Jun 2010 11:07:00

Perpustakaan

Judul : Dunia Mistik Orang Jawa. Roh, Ritual, Benda Magis.
Penulis : Capt. R.P. Suyono
Penerbit : LKiS, 2007, Yogyakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : xii + 280
Ringkasan isi :

Mistik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal-hal gaib yang tidak terjangkau akal manusia tetapi ada dan nyata. Dunia mistik orang Jawa yang ditulis dalam buku ini hidup dalam alam pikiran orang Jawa sekitar tahun 1920-an yang direkam Van Hien seorang ahli Javanologi dari Belanda. Seperti bangsa-bangsa lain, penduduk pulau Jawa berkembang bersama alam. Dengan terus-menerus berjuang melawan alam lambat laun mereka dapat mengenal kekuatannya sendiri. Melalui pergaulannya dengan berbagai kekuatan alam timbullah pemahaman di kalangan orang Jawa bahwa setiap gerakan, kekuatan dan kejadian di alam disebabkan oleh makhluk-makhluk di sekitarnya. Keyakinan hasil didikan alam ini terus dianut oleh orang Jawa secara turun-temurun, bahkan sisa-sisanya masih ada sampai saat ini. Kepercayaan atau ritual yang dilakukan orang Jawa ini disebut “kejawen”.

Kepercayaan bahwa semua benda yang berada di alam memiliki jiwa ini disebut animisme. Jiwa atau roh, bebas dan tidak terikat kepada sesuatu dan dapat menggerakkan semua benda di alam. Dari pemahaman ini terbentuklah kepercayaan bahwa segala sesuatu yang berasal dari alam, dengan bantuan suatu ilmu atau secara kebetulan saja karena pengaruh roh dapat mendatangkan kebahagiaan atau kecelakaan. Roh itu sendiri menurut orang Jawa dibagi ke dalam tiga kelas yaitu:

  1. Roh-roh alam yang memusuhi manusia dan mendatangkan penyakit, yang disebut setan atau iblis.

  2. Roh-roh yang melakukan perintah atas permintaan atau penyumpahan dendam atau balasan, yang disebut mejim, memedi, medi atau setan

  3. Roh-roh dari orang yang sudah meninggal dan masih gentayangan di bumi atau tinggal di hutan-hutan, yang dianggap sebagai sosok pelindung dan pemenuh kehendak atas permintaan pemohon keselamatan, yang dinamakan Jiwa, Sukma, Nyawa dan Roh.

Salah satu fenomena dari kpercayaan tersebut adalah pemberian sesaji agar tidak menimbulkan kerugian bagi manusia tetapi sebaliknya memberi keuntungan. Bagi masyarakat Jawa sesaji dapat dipilah empat jenis yaitu:

  1. Sesaji yang diperuntukkan bagi Yang Maha Kuasa, para wali, dewa-dewa, bidadari, kekuatan yang terdapat pada seorang ulama atau yang dihormati, setan-setan, hantu-hantu dengan tujuan menyenangkan meraka, yang disebut selamatan.

  2. Sesajian sebagai sarana untuk menolak pengaruh setan, makhluk-makhluk mengerikan, hantu-hantu dan roh jahat, yang disebut penulakan

  3. Sesajian yang dilakukan secara teratur kepada rasul-rasul, para wali, bidadari, kekuatan orang yang sudah meninggal, hantu-hantu yang baik, binatang dan tumbuh-tumbuhan yang disebut wadima

  4. Sesajian berupa makanan yang diberikan kepada para wali, malaikat untuk keselamatan orang-orang yang meninggal dan keselamatan penyelenggara acara, keluarga dan hartanya yang disebut sedekah.

Bagi orang Jawa roh yang baik maupun jahat dapat dimintai jasanya dengan persyaratan-persyaratan misal mantra, sesajian dan ritual-ritual tertentu. Roh jahat umumnya dikirim oleh seseorang untuk membuat celaka orang lain. Bila tidak mendapatkan pertolongan yang tepat orang yang dituju dapat meninggal dunia. Roh baik adalah roh yang dapat dimintai jasanya untuk perlindungan, juga dengan syarat-syarat tertentu. Doa dan mantra untuk meminta pertolongan ini ada tiga jenis yaitu:

  1. Panulahan atau paneluhan yaitu doa atau mantra untuk menolak kehadiran dan pengaruh setan, hantu dan roh jahat, atau untuk memanggil dan memohon pertolongan roh-roh yang baik.

  2. Jampe (jampi) atau mantra untuk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, memohon hujan, angin dan lain-lain.

  3. Rajah atau doa untuk keselamatan

Di samping itu orang Jawa juga percaya adanya cekelan (barang pegangan) yaitu benda yang dipercaya memiliki kekuatan tertentu yang dapat membantu pemiliknya untuk keselamatan atau menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Cekelan ini misalnya azimat/jimat, besi kuning dan lain-lain.

Teks : Kusalamani




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta