Sengkuni, Sang Patih Licik (3)

Satu per satu ketiga putri boyongan tersebut diraba oleh Destarastra. Dewi Gendari merasakan jijik yang luar biasa ketika tangan Destarastra meraba sekujur tubuhnya. Dalam hati Gendari berharap agar Kakak Pandu yang buta tersebut jangan memilih dirinya.

Sengkuni, Sang Patih Licik (3)

Sengkuni ingin melampiaskan segunung kecewaannya kepada Pandu. Namun dikarenakan Pandu telah wafat ketika ia berupaya menghindari kutukan Resi Kimindama, maka kekecewaan yang berujung kebencian tersebut ditumpahkan kepada anak turun Pandu.

Demikian pula halnya Gendari, kekecewaan yang berujung dendam kepada Pandu dan juga Kunti, ingin ditumpahkan kepada ke lima anak Pandu yang disebut dengan Pandawa.

Kekecewaan itu berawal ketika Sengkuni dikalahkan oleh Pandu, sehingga ia gagal mendapatkan Dewi Kunti. Bahkan Dewi Gendari kakaknya menjadi hak Pandu. Sebagai pengobat kecewa, Sengkuni dan terlebih Dewi Gendari berharap agar nantinya, saat Pandu menjadi raja, Dewi Gendari diangkat menjadi prameswari.

Namun kekecewaan yang dialami keduanya tambah dalam, ketika Dewi Gendari tidak diambil istri oleh Pandu, tetapi di ‘pisungsungkan’ atau dipersembahkan kepada Destarastra. Waktu itu sepulangnya Pandu dari tempat sayembara di Negara Mandura, ia membawa tiga putri Boyongan.

Putri pertama diperoleh saat Pandu berhasil memenangkan sayembara berolah senjata panah di kerajaan Mandura, yaitu Dewi Prita. Ketika sayembara berakhir dan Pandu menjadi pemenang, ada peserta yang datang terlambat, namanya Narasoma bersama Dewi Madrim adiknya. Narasoma menantang Pandu berperang tanding. Jika Pandu kalah, Dewi Kunti menjadi haknya Narasoma, tetapi sebaliknya, jika Narasoma kalah, Dewi Madrim menjadi hak Pandu. Dalam perang tanding itu, ajian Candrabirawa andalan Narasoma tak mampu mengalahkan Pandu. Akhirnya Narasoma mengakui kekalahannya dan Dewi Madrim diberikan kepada Pandu.

Di tengah jalan, saat Pandu pulang ke Hastina dengan dua putri boyongan, Pandu dicegat oleh Sengkuni dan Dewi Gendari kakaknya, yang juga terlambat mengikuti sayembara. Seperti yang dialami Narasoma, Sengkuni pun dikalahkan Pandu, dan Dewi Gendari menjadi hak Pandu.

Dengan tiga putri boyongan, yaitu Dewi Kunti, Dewi Madrim dan Dewi Gendari, Pandu berpikir, bagaimana dengan pasangan Destarastra kakaknya yang buta, ia pasti kesulitan dalam mencari pasangan hidup. Ada ketukan di hati Pandu untuk berbakti kepada saudara tua dengan cara mempersembahkan satu diantara tiga putri boyongan.

Dengan sukacita Destarastra menerima persembahan putri boyongan dari Pandu untuk dijadikan pendamping hidupnya. Sebagi tanda hormat Pandu mempersilakan kakaknya memilih terlebih dahulu satu diantara tiga putri boyongan.

Satu per satu ketiga putri boyongan tersebut diraba oleh Destarastra. Dewi Gendari merasakan jijik yang luar biasa ketika tangan Destarastra meraba sekujur tubuhnya. Dalam hati Gendari berharap agar Kakak Pandu yang buta tersebut jangan memilih dirinya.

Namun apa mau dikata, pilihan Destarastra jatuh pada Dewi Gendari. Bangsat Pandu! Engkau telah menjerumuskan aku kedalam lubang kenistaan yang amat dalam. Tiada henti-hentinya Gendari mengumpat dalam hati. Awas Pandu! Laknatlah kamu. Panas hati Gendari kian mendidih tatakala teringat senyum Kunti yang lega karena terhindar dari pilihan Destarastra, “ Engkau juga Kunti, wanita sundal, rasakan pembalasanku. Akan aku buat engkau tidak bisa tersenyum lagi sepanjang hidupmu”.

herjaka HS




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta