Saunine, Tidak Asal Bunyi
Saunine, sebagai sebuah kelompok musik gesek sepertinya
memang sengaja memilih nama yang artinya asal bunyi itu
Kehadiran Saunine bisa dibilang menjadi bagian dari sejarah perkembangan musik di tanah air. Saunine tampil dengan gaya nyeleneh, kontras dengan pada umumnya kelompok musik orkestra yang tampil dengan kostum tuksedo, tapi Saunine tampil dengan kostum keseharian masyarakat tani yang terkesan ndeso. Inilah yang justru menjadi keunikan tersendiri, kehadiran Saunine seperti tidak berjarak lewat penampilan dan lagu-lagu yang dibawakan. Cobalah dengarkan lagu Di Bawah Sinar Bulan Purnama
karya Maladi. Saat siang haripun alunan lagu yang mereka bawakan seperti membawa
Suara dari vokal grup yang mengawali lagu ini seperti
mengingatkan kita saat dilepas oleh orang-orang tua kita untuk pergi menjalani
pilihan hidup dengan nasehat yang diharapkan tetap dipegang dan diteruskan
kepada anak-anak
Entah kenapa lagu-lagu yang dibawakan oleh Saunine
dalam album Masalalu Selalu Aktual seperti membuat kita tidak bisa lepas dari
sejarah kita sendiri. Mungkin juga karena lagu-lagu yang dibawakan ad Jenis musiknya memang berkelas tetapi lagu-lagu yang mereka bawakan seperti lebih dari sekedar kelas. Saunine membawa kita untuk tetap cinta pada negeri ini. Tidak peduli dari mana kita berasal karena lagu Kambanglah Bungo Parautan yang nuansa Padangnya kental tetap saja bisa saya nikmati meskipun saya bukan orang Padang. Buat saya, lagu-lagu jawa seperti Cublak-cublak Suweng dan Gundul-Gundul Pacul memang sudah cukup akrab, tapi dengan aransemen yang dibawakan oleh Saunine, lagu ini jadi terasa lebih riang. Begitu juga dengan lagu ilir-ilir yang konon diciptakan oleh Sunan Kalijaga, tetap saja bisa saya nikmati meskipun saya bukan dari pengikut ajarannya. YPKris |