Saunine, Tidak Asal Bunyi Apalah arti sebuah nama, begitu kata orang jika sebuah nama diperdebatkan karena takut nama tersebut akan menimbulkan kontroversi atau bahkan berakibat buruk bagi orang atau sekelompok orang yang diberikan nama tersebut. Memang, nama itu penting sebagai identitas. Tanpa nama, orang tidak akan dikenal meskipun pemberian nama memang tidak selalu dibuat untuk membuat orang, kelompok atau sesuatu menjadi terkenal. Saunine, sebagai sebuah kelompok musik gesek sepertinya memang sengaja memilih nama yang artinya asal bunyi itu sebagai identitas bagi kelompoknya. Kesannya memang nggak serius, tapi siapa sangka bahwa kelompok yang sudah berdiri sejak 1992 itu justru sangat disiplin dalam memainkan setiap aransemen lagu yang mereka bawakan. Kehadiran Saunine bisa dibilang menjadi bagian dari sejarah perkembangan musik di tanah air. Saunine tampil dengan gaya nyeleneh, kontras dengan pada umumnya kelompok musik orkestra yang tampil dengan kostum tuksedo, tapi Saunine tampil dengan kostum keseharian masyarakat tani yang terkesan ndeso. Inilah yang justru menjadi keunikan tersendiri, kehadiran Saunine seperti tidak berjarak lewat penampilan dan lagu-lagu yang dibawakan. Cobalah dengarkan lagu Di Bawah Sinar Bulan Purnama karya Maladi. Saat siang haripun alunan lagu yang mereka bawakan seperti membawa kita ke dalam suasana malam yang dingin dan tenang di sebuah desa dimana kita pernah merasakannya di masa yang telah lalu. Pikiran seperti merindukan suasana damai untuk sekarang. Rasanya, judul album Masalalu Selalu Aktual memang terasa sangat nyambung dengan semangat yang selalu menjiwai Tembi Rumah Budaya sebagai produser album mereka ini. Setiap orang mempunyai sejarahnya sebagai proses menjadi. Menjadi orang seperti sekarang terasa seperti diingatkan kembali oleh Saunine ketika mendengarkan lagu Padang Bulan yang diaransemen oleh Dimawan Krisnowo Adji. Suara dari vokal grup yang mengawali lagu ini seperti mengingatkan kita saat dilepas oleh orang-orang tua kita untuk pergi menjalani pilihan hidup dengan nasehat yang diharapkan tetap dipegang dan diteruskan kepada anak-anak kita nantinya. Sungguh, ini jadi sebuah pengalaman bathin yang dalam, dimana nasehat orang tua adalah sejarah yang jadi pegangan masa kini dan akan kita teruskan bagi anak kita dikemudian hari. Entah kenapa lagu-lagu yang dibawakan oleh Saunine dalam album Masalalu Selalu Aktual seperti membuat kita tidak bisa lepas dari sejarah kita sendiri. Mungkin juga karena lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu jadul , tapi coba kita bandingkan dengan lagu-lagu jadul yang sekarang lagi nge-tren, tetap terasa beda. Bukan karena genre lagunya tapi lebih kepada suasana yang berhasil dibangun membawa kita merasakan masa lalu saat ini dan di sini. Jenis musiknya memang berkelas tetapi lagu-lagu yang mereka bawakan seperti lebih dari sekedar kelas. Saunine membawa kita untuk tetap cinta pada negeri ini. Tidak peduli dari mana kita berasal karena lagu Kambanglah Bungo Parautan yang nuansa Padangnya kental tetap saja bisa saya nikmati meskipun saya bukan orang Padang. Buat saya, lagu-lagu jawa seperti Cublak-cublak Suweng dan Gundul-Gundul Pacul memang sudah cukup akrab, tapi dengan aransemen yang dibawakan oleh Saunine, lagu ini jadi terasa lebih riang. Begitu juga dengan lagu ilir-ilir yang konon diciptakan oleh Sunan Kalijaga, tetap saja bisa saya nikmati meskipun saya bukan dari pengikut ajarannya. YPKris |