Tarik Tambang-2
(Permainan Anak Tradisional-76)
Tim yang bertanding biasanya dibentuk dalam setengah kompetisi, jadinya saling berhadapan. Selain itu juga ada sistem gugur. Setiap tim yang kalah masuk kotak atau sudah tidak bermain lagi. Sementara tim pemenang maju ke babak selanjutnya. Pada babak final, tim terkuat dianggap sebagai juara 1, sementara tim lawannya sebagai runner up. Biasanya tim pemenang akan mendapatkan hadiah. Sementara tim kalah babak awal tidak memperoleh apa-apa. Terlepas mendapatkan hadiah atau tidak, biasanya tim pemenang akan merasa senang karena dianggap sebagai tim terkuat.
Jika ada 2 tim yang sudah siap bertanding, maka keduanya harus saling berhadapan. Semisal setiap tim ada 5 orang, keduanya harus memegang tambang di bagian ujung tambang masing-masing, misalkan sepanjang 3 meter. Sementara bagian tengah tambang berada di tengah, dengan ditandai tali kecil (rafia dan sejenisnya) dan di tanah ditandai garis panjang. Dua meter di kanan dan kiri ada tanda garis memanjang lagi di tanah sebagai batas kalah. Permainan ini dihakimi oleh seorang wasit atau yuri dan juga para penonton yang biasanya memadati arena di pinggirnya.
Ketika permainan sudah dimulai, maka masing-masing tim berusaha menarik sekuat tenaga tambang ke arah belakang, setelah mendapat aba-aba dari wasit. Lalu terjadinya tarik-menarik tambang. Misalkan posisi tim A di kiri dan tim B di kanan, maka tim A berusaha menarik ke arah kiri (belakang dirinya). Demikian pula tim B sebaliknya. Jika tim A misalkan lebih kuat, maka sedikit demi sedikit tambang akan bergerak dan mengarah ke tim A. Apabila tali di tengah tambang sampai berada di garis kalah di sisi tim A dan bahkan melampauinya, maka tim B dikatakan sebagai tim kalah. Tidak jarang pula, saat bermain, banyak anggota satu tim yang berjungkir balik untuk bisa menang. Bahkan apabila tim menang terlampau kuat, anggota tim kalah ada yang terseret dan jatuh bangun mempertahankan posisinya.
Permainan dilanjutkan oleh tim-tim lainnya, dengan langkah yang sama. Biasanya saat terjadi tarik-menarik tambang, penonton akan bersorak-sorai memberi semangat kepada timnya masing-masing, sehingga akan terlihat sangat ramai dan seru. Setelah semua tim bermain, maka tim menang akan ditandingkan dengan tim menang hingga puncak, sehingga terdapat juara pertama.
Bisa jadi, permainan ini hanya dimainkan oleh 2 kelompok saja oleh anak-anak. Jika demikian, langkah yang diterapkan sama. Hanya saja, biasanya pemain kalah akan mendapatkan hukuman, misalkan menggendong anak-anak dari tim yang menang. Intinya, dolanan ini selain sebagai wahana bersosialisasi, juga mengedepankan kerjasama dan kekompakan. Jika ada tim kalah harus bisa menerima kenyataan. Demikian pula tim menang tidak boleh mengejek hingga berlebihan, karena kegiatan ini hanya bersifat permainan belaka untuk mencari hiburan, bukan mencari permusuhan.
Suwandi
Sumber: 33 Permainan Tradisional yang Mendidik, Dani Wardani, 2010, Yogyakarta: Cakrawala; Pengamatan dan Pengalaman Pribadi
Artikel Lainnya :
- MAKAM BAH DE POK(29/03)
- UPACARA NGURAS ENCEH PAJIMATAN IMAGIRI, BANTUL(01/01)
- 23 Agustus 2010, Klangenan - NEGARA KESEJAHTERAAN DI NEGARA (YANG TIDAK) SEJAHTERA(23/08)
- 26 Maret 2011, Kabar Anyar - Macapatan Malem Rabu Pon 98 Pepeling(26/03)
- 3 Januari 2011, Kolom - LETS SPEAK UP WITH MUSIC (MARI BERCERITA LEWAT MUSIK)(03/01)
- Javaansche Wetten atau Serat Angger-anggeran Jawi(02/07)
- 31 Mei 2010, Kabar Anyar - PESTA PERKUSI ANAK DI Tembi(31/05)
- Sammy Simorangkir Menjadi Manusia Baru(23/01)
- Pada Suatu Saat di Banjar Sangging(05/10)
- Tembi sebagai Pusat Sumber Belajar (01/08)