Jembatan Neco, Salah Satu Jembatan Tua di Bantul

Author:editorTembi / Date:15-07-2014 / Pembuatan jembatan konstruksi baja yang dipindahkan dari Manding itu sendiri tidak atau belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan pada zaman kolonial atau pada kisaran tahun 1945.

Jembatan Neco dilihat dari sisi utara-timur, difoto: Selasa, 8 Juli 2014, foto: a.sartono
Jembatan Neco dilihat dari sisi selatan

Jembatan Neco berada di Dusun Neco, Kelurahan Sabdodadi, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi ini dapat dicapai melalui Jl Parangtritis, tepatnya pada kilometer 11. Pada Km 11 ini akan ditemukan pertigaan dengan tanda tugu di sisi barat jalan. Tugu ini berada dekat dengan sebuah sekolah.

Jembatan Neco menjadi sarana penghubung antara RT 02 dan RT 03 di Dusun Neco dan membentang di atas Sungai Winongo. Jembatan ini memiliki panjang sekitar 16 meter dan lebar 2 meter. Pipi jembatan merupakan rangkaian baja yang dikonstruksi sedemikian rupa sehingga membentuk lengkungan seperti busur. Bagian atas jembatan terdapat juga konstruksi plat baja bersilangan yang salah satunya berfungsi sebagai konstruksi untuk menetralkan beban tekanan angin.

Jembatan Neco dilihat dari sisi utara-timur, difoto: Selasa, 8 Juli 2014, foto: a.sartono
Jembatan Neco dilihat dari sisi selatan

Jembatan ini berdasarkan jenis bahan bakunya mungkin dapat dikategorikan sebagai jembatan baja. Sedangkan berdasarkan bentangannya yang tidak mencapai 40 meter mungkin dapat dikategorikan sebagai jembatan bentang pendek. Sedangkan apabila dikelompokkan berdasarkan fungsinya mungkin dapat dikategorikan sebagai jembatan penyeberangan (foot bridge). Bukan jembatan jalan raya (highway bridge), darurat, atau jembatan kereta api (railway bridge).

Menurut sumber setempat, Jembatan Neco dahulu merupakan jembatan Dusun Manding (yang terkenal sebagai sentra pengrajin kerajinan kulit di Bantul) dan terletak di sisi selatan Dusun Neco pada jarak sekitar 2 kilometer. Jembatan ini dipindahkan ke Dusun Neco karena jembatan Manding dilebarkan untuk dapat lebih melayani arus lalu lintas yang lebih padat dan ramai.

Jembatan Neco dilihat dari sisi utara-timur, difoto: Selasa, 8 Juli 2014, foto: a.sartono
Jembatan Neco dilihat dari arah hulu Sungai Winongo

Selain itu, Jembatan Manding yang berkonstruksi baja ini dipindahkan ke Dusun Neco karena waktu itu di Dusun Neco belum ada jembatan yang berbahan dan berkonstruksi lebih baik. Pemindahan itu dilakukan sekitar tahun 1974. Namun pembuatan jembatan konstruksi baja yang dipindahkan dari Manding itu sendiri tidak atau belum diketahui dengan pasti. Kemungkinannya pada zaman kolonial atau pada kisaran tahun 1945.

Pada kisaran tahun 1970-an jembatan di Dusun Neco masih berupa jembatan sesek, yakni jembatan yang dibuat dari susunan atau konstruksi yang berbahan bambu secara sederhana. Jembatan sesek di Dusun Neco ini dulu berada lebih rendah daripada jembatan baja yang ada sekarang.

Jembatan Neco dilihat dari sisi utara-timur, difoto: Selasa, 8 Juli 2014, foto: a.sartono
Jembatan Neco dilihat dari sisi utara-timur

Jadi, pada masa itu jika orang ingin meniti atau melewati jembatan sesek di Dusun Neco harus sedikit turun ke tebing sungai terlebih dulu kemudian meniti dan naik ke tebing sungai di seberang dan kemudian memasuki jalan dusun.

Naskah dan foto: ASartono

Ensiklopedi Situs

Latest News

  • 18-07-14

    Rendang Jawa Ala Maj

    Resep masakan tradisional Jawa di majalah ini ditulis oleh Pujirah dalam rubrik “Jagading Wanita”. Isi Majalah Kajawen tersebut sekitar 90 % ditulis... more »
  • 18-07-14

    Misteri Perempuan An

    Cara dan konsep visualiasi karya-karya Angga ini menunjukkan kepekaannya terhadap perempuan. Ia menyadari kemisteriusan perempuan, dan mencoba... more »
  • 18-07-14

    Rainforest Music Fes

    Hentakan kaki yang keras, tepukan tubuh yang berirama ditambah nyanyian keras menjadi kekuatan tarian perang suku Maori, Selandia Baru. Juluran lidah... more »
  • 17-07-14

    Ada Banyak Keris Tan

    Pada zaman Mataram Islam banyak terdapat empu-empu pembuat keris yang ampuh dan terkenal, antara lain Arya Japan, Ki Guling, Ki Nom, Ki Legi, Ki... more »
  • 17-07-14

    Maraknya Tapis Lampu

    Judul : Maraknya Tapis Lampung: Dahulu dan Kini The Splendor of Lampung Tapis: Then and Now Penulis : Judi Achjadi, Benny Gratha Penerbit :... more »
  • 17-07-14

    Tiba Musim Hujan di

    Pameran yang diberi tajuk ‘Threesome’ ini menampilkan tiga perupa dari generasi yang sama, lahir tahun 1980-an. Pada usia 30-an tahun, mereka tampil... more »
  • 16-07-14

    Denmas Bekel 16 Juli

    more »
  • 16-07-14

    Dapur Empu Keris di

    Pembuatan foto ini merupakan upaya yang brilian dari sang fotografer atau pemrakarsanya sebagai bentuk pendokumentasian akan sebuah fenomena unik... more »
  • 16-07-14

    Penyair Pesantren Ta

    Para penyair muda pondok pesantren ini tidak hanya membaca puisi, tetapi yang menarik mereka menggarap puisi dengan musik terbangan, yang mereka... more »
  • 15-07-14

    Jembatan Neco, Salah

    Pembuatan jembatan konstruksi baja yang dipindahkan dari Manding itu sendiri tidak atau belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan pada zaman kolonial... more »