Maraknya Tapis Lampung: Dahulu dan Kini The Splendor of Lampung Tapis: Then and Now

Author:editorTembi / Date:17-07-2014 /

Judul : Maraknya Tapis Lampung: Dahulu dan Kini The Splendor of Lampung Tapis: Then and Now
Penulis : Judi Achjadi, Benny Gratha
Penerbit : Museum Tekstil, 2013, Jakarta
Bahasa : Indonesia dan Inggris
Jumlah halaman : 44

Di dalam buku ini ditampilkan berbagai macam tapis Lampung dengan berbagai ragam hiasannya. Contohnya tapis inuh, tapis kaco, tapis cukil dan lain-lain.

Maraknya Tapis Lampung: Dahulu dan Kini The Splendor of Lampung Tapis: Then and Now

Tapis adalah jenis kain yang berasal dari Lampung, yang merupakan busana tradisional bagi kaum perempuan. Benang emas merupakan bagian yang penting sebagai hiasan atau dekorasinya. Benang emas terdiri dari dua elemen, yaitu sebuah inti berupa benang sutera atau kapas yang dibalut elemen lain (elemen kedua) berbentuk pita yang memiliki permukaan berwarna emas.

Elemen kedua ini berupa lembaran kertas panjang disepuh emas, lembaran logam tembaga yang disepuh, foil logam sangat tipis, plastik berwarna emas atau perak. Hasil akhirnya berupa benang yang jika dilihat tampak seperti emas padat.

Benang emas bila disulamkan secara biasa (dimasukkan dengan jarum menembus kain) sangat sulit. Bagian pembungkus (elemen kedua) dapat terkelupas ketika jarum ditarik menembus kain. Untuk mengatasinya benang emas tersebut diletakkan mendatar di atas kain dan dilekatkan dengan menggunakan benang jahit.

Di Lampung teknik ini disebut cucuk tekat (Inggris : couching). Cara yang lain dengan ditenun pada kain sebagai bagian dari proses menenun. Teknik ini disebut dengan istilah pakan tambahan (songket) atau mencukil.

Di dalam buku ini ditampilkan berbagai macam tapis dengan berbagai ragam hiasannya. Contohnya tapis inuh, tapis kaco, tapis cukil dan lain-lain.

Baca yuk ..!

M. Kusalamani

Bale Dokumentasi Resensi Buku

Latest News

  • 21-07-14

    Jatayu, Garuda yang

    Dengan sisa-sisa keperkasaannya Jatayu berhasil merebut Dewi Sinta dari tangan Rahwana. Namun yang membuat hatinya kecewa adalah kata-kata ketus dari... more »
  • 21-07-14

    Masjid Keraton Banyu

    Sumber setempat juga menyebutkan bahwa Masjid Keraton Banyusumurup mula-mula didirikan untuk melengkapi keberadaan makam Pangeran Pekik yang terletak... more »
  • 21-07-14

    Kegembiraan Mahasisw

    Sekelompok mahasiswa-mahasiswi dari The National University of Singapore yang menginap di Tembi mencoba bermain gamelan dalam arahan para pemandu... more »
  • 21-07-14

    Diplomasi Kebudayaan

    Judul : Diplomasi Kebudayaan. Konsep dan Relevansi Bagi Negara Berkembang. Studi kasus Indonesia  Penulis : Tulus Warsito, Wahyuni... more »
  • 19-07-14

    Orang Wuku Medhangku

    Orang wuku Medhangkungan pandai bicara, mantap pendiriannya, penuh syukur, besar rasa kebersamaannya. Ia juga hemat dan pandai mengatur ekonomi.... more »
  • 19-07-14

    I Gusti Ngurah Rai P

    Pada pertempuran 20 November 1946 itu, akhirnya I Gusti Ngurah Rai bersama dengan teman-temannya yang berjumlah 1.372 orang, gugur di medan perang... more »
  • 19-07-14

    KURSUS MACAPAT DURMA

    Pada bagian ini, serat Centhini mengisahkan kehidupan warok di daerah sekitar Ponorogo. Yaitu kebiasaan para warok memamerkan kesaktian di hadapan... more »
  • 19-07-14

    Richard Irwin Meyer,

    Sejak memutuskan untuk menjadi seniman Indonesia, ia meninggalkan posisi sebelumnya sebagai art historian. Hal tersebut dilakukan karena ia sudah... more »
  • 18-07-14

    Rendang Jawa Ala Maj

    Resep masakan tradisional Jawa di majalah ini ditulis oleh Pujirah dalam rubrik “Jagading Wanita”. Isi Majalah Kajawen tersebut sekitar 90 % ditulis... more »
  • 18-07-14

    Misteri Perempuan An

    Cara dan konsep visualiasi karya-karya Angga ini menunjukkan kepekaannya terhadap perempuan. Ia menyadari kemisteriusan perempuan, dan mencoba... more »