Yogyakarta Night at the Museum Mengajak Masyarakat Mencintai Museum
18 Sep 2015Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang menyenangkan pada malam hari diharapkan akan menarik minat publik untuk mengunjungi museum. Kesannya memang unik dan misterius.
Selain dikenal sebagai kota pelajar dan kota budaya, Yogyakarta mungkin bisa dijuluki sebagai kota museum. Jumlah museum di Yogya nyaris 50 buah, dengan keragaman spesifikasi dan koleksinya. Maka kloplah jika muncul komunitas yang kegiatannya mengenal museum. Komunitas ini bernama Yogyakarta Night at the Museum (YNM).
Namanya segera mengingatkan kita pada judul film Hollywood yang bersekuel dan laris-manis. Ketua YNM Erwin Junaedi mengakui, nama komunitasnya memang terinspirasi dari film tersebut. Bedanya, tentu mereka tidak mengalami peristiwa berhadapan dengan koleksi yang hidup dan bergerak.
Dipilihnya nama itu, kata Erwin, karena pada awalnya kegiatan yang dilakukan komunitasnya dilakukan pada malam hari. Dengan acara yang menyenangkan pada malam hari diharapkan akan menarik minat publik untuk mengunjungi museum. Kesannya memang unik dan misterius.
Acara malam ini diselenggarakan sejak 2012, tahun berdirinya YNM. Pada saat itu beberapa museum, seperti Museum Benteng Vredeburg, Museum Monumen Jogja Kembali (Monjali), Museum TNI AU, Museum Sandi Negara, Museum Anak Kolong Tangga bersedia menjadi tempat acara kegiatan malam YNM. Di museum-museum ini mereka membuat permainan ‘amazing race’, memberikan pertanyaan yang menggiring mereka untuk berkeliling museum berdasarkan kunci atau petunjuk yang ada.
Sambutan publik cukup bagus meski untuk mengikuti acara dikenai tiket. Erwin mengakui bahwa pada tahun pertama mereka masih memikirkan keuntungan finansial. Namun setelah setahun mereka memutuskan untuk menjadi komunitas nonprofit. Tetap ada tiket tetapi lebih untuk menutup biaya operasional. “Tiket yang dibayar peserta kami kembalikan berupa fasilitas,” kata Duta Museum Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2014-2015 ini.
Pada awalnya, tutur Erwin, YNM dibentuk melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang lolos seleksi program kewirausahaan Direktor Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2012. Empat mahasiswa Jurusan Sejarah dan seorang mahasiswa Jurusan Pariwisata UGM membentuk semacam jasa wisata dan event organizer yang mengadakan acara pada malam hari di museum, yang kemudian menjadi YNM.
Setelah setahun, meski nonprofit, acara-acara yang diadakan YNM masih terus berlangsung. Erwin, mahasiswa Jurusan Sejarah UGM angkatan 2010 ini, tampaknya kadung cinta dengan museum. Bagi Erwin, museum adalah cara mudah untuk memahami sejarah, sarana untuk merawat sejarah, sehingga masyarakat ingin belajar sejarah lebih jauh. Apalagi, menurut pria asal Makassar ini, di DIY kini sudah ada 48 museum meski belum semua tergabung dalam organisasi museum DIY, Barahmus.
Perkembangan YNM bukan tanpa masalah. Komunitas ini sempat vakum karena kesibukan para pengurusnya hingga tinggal Erwin sendirian. Ia kemudian merekrut adik-adik kelasnya di jurusan sejarah untuk melanjutkan kegiatan YNM sehingga bisa berjalan hingga sekarang.
Apa yang dilakukan Erwin dan kawan-kawan kemudian mendapat apresiasi pemerintah. Sejak November 2014, Dinas Kebudayaan Provinsi DIY menyediakan bus gratis bagi peserta acara YNM.
Yang juga menarik, kegiatan mereka tidak semata diadakan di bangunan museum tetapi juga di ruang terbuka. Misalnya, para peserta diajak berjalan menyusuri Malioboro sambil dijelaskan latar sejarah bangunan-bangunan di sana. Kegiatan ini dilakukan pada sore hari.
YNM memang mendapat masukan agar mengadakan kegiatan pada pagi atau sore hari sehingga dapat diikuti oleh keluarga. Kegiatan-kegiatan YNM berikutnya kemudian diadakan tidak pada malam hari meski kata ‘night’ masih tercantum pada namanya. Dengan perubahan format waktu ini, mereka bisa beraktivitas di Museum Keraton Yogyakarta, Museum Purbakala Pleret, dan Museum Perjuangan.
Mereka juga pernah mengadakan kegiatan ngabuburit dan berbuka puasa di Museum Tembi Rumah Budaya pada ramadhan tahun ini. Kegiatan terbaru mereka adalah memutar film dokumentasi sejarah dan budaya produksi Dinas Kebudayaan DIY di Museum Benteng Vredeburg pada akhir Agustus lalu.
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik.
Naskah dan foto: Barata
EDUKASIBaca Juga
- 18-09-15
Liputan Majalah Kajawen Tahun 1932 Tentang Gedung Kesenian Sobokarti Semarang
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-Nangsri, Jembatan Berpintu Air Besar di Bantul
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more » - 16-09-15
Rombongan SMPN1 Godean Berkunjung Saat Sore Hari
“Wah hebat ya Tembi, pemiliknya ternyata ahli sejarah. Namanya tadi siapa Pak?” celutuk seorang siswi, Dewi di sela-sela penjelasan. Lalu Tembi... more » - 14-09-15
Jagal Bilawa (2): Berpuasa untuk sebuah Kemenangan
Dikarenakan Matswapati tidak segera menjawab, maka Bilawa mengulangi pertanyaannya, apakah engkau tidak yakin aku menang? Pada akhirnya Matswapati... more » - 14-09-15
Buku tentang Riwayat Tarian Keraton
Selain membahas tentang perkembangan tari, secara khusus buku ini membahas beberapa jenis tari. Yaitu beksan tunggal (seperti tari Golek gaya... more » - 11-09-15
Kisah Perjuangan Tentara Pelajar Sala
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui nama-nama Tentara Pelajar tersebut, aksi-aksi yang dilakukan, serta suka duka yang dialami. Bahkan... more » - 11-09-15
Pelajar Bantul Lawatan Sejarah ke Tembi
Kegiatan “Lawatan Sejarah 2015” melibatkan 50 sekolah SMP dan SMA se-Bantul. Setiap sekolah diwakili oleh 3 pelajar dan 1 guru pendamping. Pada hari... more » - 09-09-15
STAT Kembali Pentas di Festival Kesenian Yogyakarta
Sanggar Tari Anak Tembi (STAT) kembali ikut memeriahkan perhelatan kesenian di Yogya. Kali ini STAT tampil di panggung Festival Kesenian Yogyakarta (... more » - 05-09-15
Buku Ramayana Terbitan Bale Poestaka 1937
Buku berbahasa Jawa terbitan Bale Poestaka tahun 1937 ini, yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi, berisi tentang kisah Ramayana, yang cukup lengkap... more » - 02-09-15
Jamu Khas Madura untuk Ibu dan Anak
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui bagaimana akrabnya masyarakat Madura dengan jamu. Jamu adalah bagian yang tak terpisahkan dalam... more »
Artikel Terbaru
- 19-09-15
Merti Bakpia 2015 Me
Grebeg Bakpia ini diawali dengan kirab gunungan bakpia lanang (lelaki) dan gunung bakpia wedok (perempuan). Keseluruhan kue bakpia yang digunakan... more » - 19-09-15
Konser Reog N Roll B
Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup... more » - 19-09-15
Nasi Goreng Mafia, S
Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more » - 19-09-15
Naga Dina Senin Pon
Pada bulan Besar ini ‘naga tahun’ dan ‘naga jatingarang’ menyatu di utara. Sedangkan tempat ‘naga dina’ berubah-ubah sesuai dengan hari dan pasaran.... more » - 18-09-15
Liputan Majalah Kaja
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more » - 18-09-15
Terima Kasih Bu Susi
Acara penutupan pameran ini terasa istimewa karena tidak saja dilakukan oleh menteri, namun juga karena diiringi acara yang relatif lebih banyak dari... more » - 18-09-15
Yogyakarta Night at
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more » - 17-09-15
Arwinto Bersorban Aw
Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-N
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more » - 17-09-15
Kegelisahan Rence Al
Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more »