Liputan Majalah Kajawen Tahun 1932 Tentang Gedung Kesenian Sobokarti Semarang
18 Sep 2015Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini didirikan akibat dari proses demokratisasi keraton-keraton Jawa, yang artinya kesenian-kesenian keraton diizinkan untuk diajarkan dan digelarkan di luar tembok keraton.
Gedung Kesenian Sobokarti Semarang adalah salah satu bangunan cagar budaya di Jawa Tengah yang hingga kini masih dipakai untuk berkesenian. Gedung ini termasuk bangunan yang didirikan pada zaman pemerintahan Belanda. Gedung itu hingga saat ini tidak banyak mengalami perubahan bentuk setelah memasuki usia yang ke-85 tahun.
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini didirikan akibat dari proses demokratisasi keraton-keraton Jawa, yang artinya kesenian-kesenian keraton diizinkan untuk diajarkan dan digelarkan di luar tembok keraton. Pelopor demokratisasi adalah perkumpulan Kridha Beksa Wirama Yogyakarta tahun 1918.
Pendirian Gedung Kesenian Sobokarti digagas oleh Pangeran Prangwadana (Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aria/KGPAA Mangkunegara VII) dan Ir Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda. Pada zaman dulu, gedung ini terletak di Karenweg atau jalan Karen. Sekarang Jalan Dr Cipto, Semarang.
Keaslian bentuk bangunan dari awal mula berdiri hingga sekarang bisa ditelusuri dari Majalah Kajawen nomor 48 terbitan 15 Juni 1932 dan dibandingkan dengan buku berjudul “Yang Tersisa dari Kolonial” terbitan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah tahun 2014. Pada Majalah Kajawen nomor 48 tersebut selain memuat gambar gedung di awal berdirinya, juga diberitakan fungsi dari gedung itu, antara lain untuk: pagelaran musik karawitan atau uyon-uyon, tari, pedalangan, maupun pentas ketoprak. Dalam Kajawen nomor 48 itu juga dimuat salah satu grup kesenian dari Puro Pakualaman Yogyakarta yang sedang memainkan musik karawitan Jawa.
Naskah dan foto: Suwandi
Sumber: Majalah Kajawen Nomor 48 tanggal 15 Juni 1930 dan buku “Yang Tersisa dari Kolonial” terbitan BPCB Jawa Tengah tahun 2014.
Baca Juga
- 18-09-15
Yogyakarta Night at the Museum Mengajak Masyarakat Mencintai Museum
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-Nangsri, Jembatan Berpintu Air Besar di Bantul
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more » - 16-09-15
Rombongan SMPN1 Godean Berkunjung Saat Sore Hari
“Wah hebat ya Tembi, pemiliknya ternyata ahli sejarah. Namanya tadi siapa Pak?” celutuk seorang siswi, Dewi di sela-sela penjelasan. Lalu Tembi... more » - 14-09-15
Jagal Bilawa (2): Berpuasa untuk sebuah Kemenangan
Dikarenakan Matswapati tidak segera menjawab, maka Bilawa mengulangi pertanyaannya, apakah engkau tidak yakin aku menang? Pada akhirnya Matswapati... more » - 14-09-15
Buku tentang Riwayat Tarian Keraton
Selain membahas tentang perkembangan tari, secara khusus buku ini membahas beberapa jenis tari. Yaitu beksan tunggal (seperti tari Golek gaya... more » - 11-09-15
Kisah Perjuangan Tentara Pelajar Sala
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui nama-nama Tentara Pelajar tersebut, aksi-aksi yang dilakukan, serta suka duka yang dialami. Bahkan... more » - 11-09-15
Pelajar Bantul Lawatan Sejarah ke Tembi
Kegiatan “Lawatan Sejarah 2015” melibatkan 50 sekolah SMP dan SMA se-Bantul. Setiap sekolah diwakili oleh 3 pelajar dan 1 guru pendamping. Pada hari... more » - 09-09-15
STAT Kembali Pentas di Festival Kesenian Yogyakarta
Sanggar Tari Anak Tembi (STAT) kembali ikut memeriahkan perhelatan kesenian di Yogya. Kali ini STAT tampil di panggung Festival Kesenian Yogyakarta (... more » - 05-09-15
Buku Ramayana Terbitan Bale Poestaka 1937
Buku berbahasa Jawa terbitan Bale Poestaka tahun 1937 ini, yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi, berisi tentang kisah Ramayana, yang cukup lengkap... more » - 02-09-15
Jamu Khas Madura untuk Ibu dan Anak
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui bagaimana akrabnya masyarakat Madura dengan jamu. Jamu adalah bagian yang tak terpisahkan dalam... more »
Artikel Terbaru
- 19-09-15
Merti Bakpia 2015 Me
Grebeg Bakpia ini diawali dengan kirab gunungan bakpia lanang (lelaki) dan gunung bakpia wedok (perempuan). Keseluruhan kue bakpia yang digunakan... more » - 19-09-15
Konser Reog N Roll B
Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup... more » - 19-09-15
Nasi Goreng Mafia, S
Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more » - 19-09-15
Naga Dina Senin Pon
Pada bulan Besar ini ‘naga tahun’ dan ‘naga jatingarang’ menyatu di utara. Sedangkan tempat ‘naga dina’ berubah-ubah sesuai dengan hari dan pasaran.... more » - 18-09-15
Liputan Majalah Kaja
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more » - 18-09-15
Terima Kasih Bu Susi
Acara penutupan pameran ini terasa istimewa karena tidak saja dilakukan oleh menteri, namun juga karena diiringi acara yang relatif lebih banyak dari... more » - 18-09-15
Yogyakarta Night at
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more » - 17-09-15
Arwinto Bersorban Aw
Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-N
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more » - 17-09-15
Kegelisahan Rence Al
Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more »