Jembatan Nambangan-Nangsri, Jembatan Berpintu Air Besar di Bantul
17 Sep 2015Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah Dusun Nangsri. Ukuran pintu plat baja ini kira-kira 2,5 m x 3 m.
Dari sekian banyak benda yang diduga cagar budaya di Bantul, Yogyakarta, salah satunya adalah Jembatan-Pintu Air Nambangan. Jembatan yang membentang di atas Sungai Opak ini menghubungkan Dusun Nangsri, Kelurahan Srihardono dan Dusun Nambangan, Kelurahan Seloharjo. Wilayah ini berada di kecamatan yang sama, yakni Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lokasi jembatan ini dapat dijangkau melalui Jl. Parangtritis ke arah selatan hingga mencapai pertigaan yang mengarah ke Pasar Pundong. Ikuti Jalan yang mengarah ke Pasar Pundong (kiri) hingga sampai di Pusat Rehabilitasi Terpadu Penyandang Cacat. Tidak jauh dari RS Terpadu Penyandang Cacat ini terdapat pertigaan jalan. Ikuti jalan arah ke kiri hingga sampai lokasi. Jarak jembatan dengan pertigaan ini kurang lebih 300 meter.
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah Dusun Nangsri. Ukuran pintu plat baja ini kira-kira 2,5 m x 3 m. Pintu ini ditempatkan pada tengah badan tanggul yng dibangun cukup tinggi di sepanjang sisi Sungai Opak. Keberadaan pintu ini seperti pintu di tengah gapura. Pintu plat baja ini berfungsi menahan luapan banjir agar tidak masuk ke Dusun Nangsri. Jadi, jika air Sungai Opak meluap dan mendekati permukaan jembatan, maka pintu plat baja ini akan ditutup.
Selain itu, konstruksi jembatan ini terbilang relatif unik karena pada titik tertentu diberi pelebaran ruang yang dibuat khusus agar orang atau kendaraan yang berpapasan bisa menepi lebih dulu pada ruang/kantung yang telah dibuat. Ruang/kantung tersebut dibuat karena jembatan ini hanya bisa dilalui satu kendaraan beroda dua saja. Jadi bila berpapasan salah satunya harus mengalah atau berhenti di kantung yang telah disediakan di kanan dan kiri jembatan.
Jembatan yang memiliki ukuran panjang sekitar 100 meter dan lebar 1,5 meter ini kelihatan disambung dengan arsitektur dan konstruksi yang berbeda. Penyambungan dilakukan karena jembatan yang mendekati Dusun Nambangan roboh dan sebagian tiang penyangganya miring. Dengan demikian, separuh jembatan di dekat Dusun Nambangan berkonstruksi baja dan dilengkapi dengan bentang kawat baja yang berfungsi untuk menahan dengan cara menggantung beban tekan jembatan. Sementara separuh jembatan yang mendekati Dusun Nangsri berkonstruksi besi-beton. Pada separuh jembatan ini semua beban tekan jembatan bertumpu sepenuhnya pada tiang penyangga.
Menurut beberapa narasumber setempat Jembatan Nambangan-Nangsri ini dibuat semasa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004). Sedangkan jembatan tambahan yang berkonstruksi besi-baja dibangun pada masa sebelumnya. Dengan demikian, usia jembatan ini belum ada 50 tahun sebagai salah satu syarat utama untuk dinilai sebagai benda yang diduga cagar budaya.
Kini kondisi jembatan ini relatif mengkhawatirkan karena tiang penyangganya banyak yang miring. Papan di atas gelagar jembatan yang berfungsi sebagai alas jalan kendaraan juga mulai banyak yang rapuh. Sementara itu besi jembatan tambahan juga mulai banyak yang berkarat. Kondisi ini semakin diperparah dengan penambangan pasir dan batuan yang berjarak relatif dekat dengan jembatan.
Naskah dan foto: a. sartono
EDUKASIBaca Juga
- 18-09-15
Liputan Majalah Kajawen Tahun 1932 Tentang Gedung Kesenian Sobokarti Semarang
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more » - 18-09-15
Yogyakarta Night at the Museum Mengajak Masyarakat Mencintai Museum
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more » - 16-09-15
Rombongan SMPN1 Godean Berkunjung Saat Sore Hari
“Wah hebat ya Tembi, pemiliknya ternyata ahli sejarah. Namanya tadi siapa Pak?” celutuk seorang siswi, Dewi di sela-sela penjelasan. Lalu Tembi... more » - 14-09-15
Jagal Bilawa (2): Berpuasa untuk sebuah Kemenangan
Dikarenakan Matswapati tidak segera menjawab, maka Bilawa mengulangi pertanyaannya, apakah engkau tidak yakin aku menang? Pada akhirnya Matswapati... more » - 14-09-15
Buku tentang Riwayat Tarian Keraton
Selain membahas tentang perkembangan tari, secara khusus buku ini membahas beberapa jenis tari. Yaitu beksan tunggal (seperti tari Golek gaya... more » - 11-09-15
Kisah Perjuangan Tentara Pelajar Sala
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui nama-nama Tentara Pelajar tersebut, aksi-aksi yang dilakukan, serta suka duka yang dialami. Bahkan... more » - 11-09-15
Pelajar Bantul Lawatan Sejarah ke Tembi
Kegiatan “Lawatan Sejarah 2015” melibatkan 50 sekolah SMP dan SMA se-Bantul. Setiap sekolah diwakili oleh 3 pelajar dan 1 guru pendamping. Pada hari... more » - 09-09-15
STAT Kembali Pentas di Festival Kesenian Yogyakarta
Sanggar Tari Anak Tembi (STAT) kembali ikut memeriahkan perhelatan kesenian di Yogya. Kali ini STAT tampil di panggung Festival Kesenian Yogyakarta (... more » - 05-09-15
Buku Ramayana Terbitan Bale Poestaka 1937
Buku berbahasa Jawa terbitan Bale Poestaka tahun 1937 ini, yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi, berisi tentang kisah Ramayana, yang cukup lengkap... more » - 02-09-15
Jamu Khas Madura untuk Ibu dan Anak
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui bagaimana akrabnya masyarakat Madura dengan jamu. Jamu adalah bagian yang tak terpisahkan dalam... more »
Artikel Terbaru
- 19-09-15
Merti Bakpia 2015 Me
Grebeg Bakpia ini diawali dengan kirab gunungan bakpia lanang (lelaki) dan gunung bakpia wedok (perempuan). Keseluruhan kue bakpia yang digunakan... more » - 19-09-15
Konser Reog N Roll B
Konser musik dianggap paling efektif untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Atas dasar itulah Kementerian Pariwisata menggandeng grup... more » - 19-09-15
Nasi Goreng Mafia, S
Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more » - 19-09-15
Naga Dina Senin Pon
Pada bulan Besar ini ‘naga tahun’ dan ‘naga jatingarang’ menyatu di utara. Sedangkan tempat ‘naga dina’ berubah-ubah sesuai dengan hari dan pasaran.... more » - 18-09-15
Liputan Majalah Kaja
Gedung Kesenian Sobokarti dibangun oleh Belanda pada tahun 1930 yang aslinya bernama Volkstheater Sobokarti yang berarti tempat berkarya. Gedung ini... more » - 18-09-15
Terima Kasih Bu Susi
Acara penutupan pameran ini terasa istimewa karena tidak saja dilakukan oleh menteri, namun juga karena diiringi acara yang relatif lebih banyak dari... more » - 18-09-15
Yogyakarta Night at
Komunitas anak-anak muda ini telah menunjukkan aksi konkret dalam upaya memperkenalkan dan mencintai museum kepada publik. Dengan acara yang... more » - 17-09-15
Arwinto Bersorban Aw
Dalam antologi ini terdapat 101 puisi, yang dibagi dalam dua bab. Pada bagian pertama diberi judul “Pulang Ke Tubuh Sendiri” dan bagian kedua... more » - 17-09-15
Jembatan Nambangan-N
Hal yang menarik dari Jembatan Nambangan-Nangsri ini adalah pintu plat baja yang cukup besar. Pintu ini ditempatkan di ujung jembatan di wilayah... more » - 17-09-15
Kegelisahan Rence Al
Dampak sosial orkes ini juga nyata dirasakan. Dua kampung bertetangga yang sebelumnya bertikai akhirnya malah kini berdamai karena keduanya terlibat... more »