Di Tempat Inilah Sultan Agung Mengalami Kehausan

18 Apr 2016 Situs Watu Ngelak berada di Dusun Puton, Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Lokasi ini dapat dijangkau melalui Jl. Imogiri Timur ke selatan hingga KM 13. Pada kilometer ini akan ditemukan Jembatan Sungai Opak. Sebelum jembatan ada pertigaan. Ambil arah ke kanan (ada papan petunjuk menuju Dusun Puton). Lokasi Situs Watu Ngelak berjarak sekitar 500 meter dari pertigaan tersebut.

Letak Situs Watu Ngelak berbatasan langsung dengan Sungai Opak di sisi timur dan utara. Kebetulan letak lokasi berada di tikungan Sungai Opak. Oleh karena itu pula jika sungai ini banjir besar maka air dapat melewati daratan di sisi barat lokasi Watu Ngelak. Letak Situs Watu Ngelak yang berbatasan langsung dengan sungai sebenarnya juga cukup rawan oleh erosi dan luapan air.

Situs Watu Ngelak sesungguhnya merupakan bukit batu kecil yang berada di sisi paling timur dari Dusun Puton. Ukuran luas bukit tersebut kurang lebih 25 m x 25 m. Sedangkan ketinggian bukit kurang lebih hanya 3-4 meter dari permukaan tanah. Batuan di bukit ini merupakan batu putih yang mudah lapuk oleh kikisan air maupun faktor alam yang lain (jamur, panas matahari, dan sebagainya). Bukit ini juga ditumbuhi beberapa jenis tanaman. Di antaranya yang paling dominan adalah pohon jati, kapuk randu, dan randu alas.

Nama watu ngelak dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai batu haus. Nama ini erat terkait dengan cerita yang melatarbelakanginya. Sumber setempat menyebutkan bahwa pada suatu ketika Sultan Agung Hanyakrakusuma melakukan semadi dengan cara menghanyutkan diri di Sungai Opak. Saat hanyut itulah tubuhnya kemudian tersangkut pada sebuah dinding bukit batu. Sultan Agung kemudian menaiki bukit batu tersebut dan beristirahat di atasnya. Ketika berada di atas bukit batu dan bersandar pada salah satu batu itulah Sultan Agung merasakan kehausan. Oleh karena peristiwa itulah maka bukit batu dinamakan Watu Ngelak.

Pada saat kehausan itu datanglah seorang anak kecil kepada Sultan Agung, membawakan minum untuknya. Oleh karena itu Sultan Agung merasa sangat berterima kasih kepada anak kecil ini. Setelah air diminumnya, maka anak kecil itu kemudian diangkatnya sebagai cucunya. Cucu dalam bahasa Jawa adalah putu. Oleh karena itu pula maka wilayah (dusun) tempat peristiwa itu terjadi kemudian dinamakan Dusun Puton. Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang siapa nama atau jati diri anak kecil tersebut.

Kini Situs Watu Ngelak telah dikembangkan menjadi salah satu objek wisata di Dusun Puton. Di sekitar kawasan itu telah dibangun prasarana seperti MCK, tempat parkir, kolam pemancingan, warung angkringan, perpustakaan dan juga dermaga untuk menambatkan perahu serta untuk tempat memancing ikan liar di Sungai Opak.

Naskah dan foto:a.sartono

Batuan di Situs Watu Ngelak, Jetis, Bantul, difoto: Jumat, 8 April 2016, foto: a.sartono Kompleks Situs Watu Ngelak dilihat dari dermaga Sungai Opak, difoto: Jumat, 8 April 2016, foto: a.sartono Puncak dari Situs Watu Ngelak, Jetis, Bantul, difoto: Jumat, 8 April 2016, foto: a.sartono Dermaga dan Sungai Opak dilihat dari puncak bukit Situs Watu Ngelak, difoto: Jumat, 8 April 2016, foto: a.sartono EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 23-04-16

    Rabu Paing Tidak Bai

    Pranatamangsa masuk mangsa kasebelas atau disebut Desta. Mangsa Desta ini umurnya 23 hari, mulai 19 April s/d 11 Mei. Musim panen padi dan umbi-... more »
  • 23-04-16

    Supaya Dusun Ayem Te

    Merti dapat diartikan menjaga, memelihara, serta membersihkan sebuah wilayah dalam hal ini adalah desa ataupun dusun. Dikarenakan wilayah dusun maka... more »
  • 23-04-16

    Karangan, Makanan Kh

    Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis... more »
  • 22-04-16

    Nyanyian Angsa Versi

    Puisi karya WS Rendra “Nyanyian Angsa” secara menarik dipentaskan dalam bentuk pengadeganan versi teater modern oleh Komunitas Sekar Setaman di... more »
  • 22-04-16

    Denmas Bekel 22 Apri

    Denmas Bekel 22 April 2016 more »
  • 21-04-16

    Menyerap Kembali Sem

    Ada yang berbeda pada pendidikan di zaman RA Kartini dulu dengan zaman sekarang. Dulu, motivasi Kartini mendidik kaumnya di sekitaran tempat... more »
  • 21-04-16

    Puisi, Musik dan Dra

    Sastra Bulan Purnama, yang sering disingkat SBP edisi ke-55, yang diberi tajuk ‘Perempuan dan Puisi’ kali ini bertepatan dengan Peringatan Hari... more »
  • 20-04-16

    Perjalanan Politik S

    Judul             : Tonggak-tonggak di Perjalananku Penulis     ... more »
  • 20-04-16

    Buku Baru dari Sang

    Seribu hari wafat Kuntara Widyamartana sudah diperingati dengan misa Sabtu, 2 April 2016 lalu di rumahnya, Delanggu. Tapi sebagai seorang ahli Sastra... more »
  • 19-04-16

    Berita Pasar Besar M

    Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial juga memperhatikan perkembangan pasar, termasuk yang ada di kota Medan, Sumatera Utara. Ketika itu... more »