Sastra Dari Yang Telah Tiada

Author:editorTembi / Date:03-11-2014 / Ada 29 nama sastrawan yang karyanya dimuat dalam antologi ini antara lain Umar Kayam, Rendra, Bakdi Sumanto, Linus Suryadi AG, Kirjomulyo, Kuntowijaya, YB Mangunwijaya, Mohammad Dipanegara, Nasyah Djamin, Arifin C Neor, Hari Leo.

Buku Astaba Kastawa, yang diterbitkan untuk mengenang karya leluhur sastra Indonesia, foto: Ons Untoro
Astana Kastawa

Buku ‘Astana Kastawa’, menyajikan karya sastra dari para sastrawan yang telah meninggal. Subjudul dalam buku ini memberi penjelasan ‘Antologi Karya Lelulur Sastra Indonesia’. Launching buku ini dilakukan Jumat malam 31 Oktober 2014 di panggung terbuka Taman Budaya Yogyakarta, Jalan Sri Wedari 1.

Ada 29 nama sastrawan yang karyanya dimuat dalam antologi ini antara lain Umar Kayam, Rendra, Bakdi Sumanto, Linus Suryadi AG, Kirjomulyo, Kuntowijaya, YB Mangunwijaya, Mohammad Dipanegara, Nasyah Djamin, Arifin C Neor, Hari Leo.

Acara launching diisi dengan diskusi, musikalisasi puisi, pertunjukan tari-puisi dan membaca sastra dari karya para sastrawan yang telah tiada. Diskusi menampilkan narasumber para sastrawan yang tinggal di Yogya seperti Iman Budhi Santosa, Mustowa W Hasyim, Daru Maheldaswara dan Hasta Indriyana.

Musikaliasi puisi menampilkan kelompok musik yang menamaakan diri ‘JAB UAD’ (Jaringan Anak Bahasa Universitas Ahmad Dahlan) dan Sanggar Lincak. Salah satu penbaca, Arief, membacakan cerpen karya Niesby Sabakingkin yang berjudul ‘Gundik’.

Dalam diskusi, Iman Budhi Santosa mengatakan bahwa ada banyak sasrtawan yang sudah meninggal, dan yang ditampilkan ini hanya beberapa yang karyanya masih bisa kita temukan, dan Studio Pertunjukan Sastra, yang sekarang sudah genap 14 tahun, yang memprakarsai acara ini.

“Jadi, kalau mau mencari kesalahan kenapa sastrawan lain tidak dimasukan dalam buku ini, jangan salahkan Studio Pertunjukan Sastra (SPS) melainkan salah saya, bukan anak-anak muda dari SPS,” ujar Iman Budi Santosa.

Karya sastra yang ditampilkan dalam buku ini diambil dari sejumlah buku yang sudah diterbitkan, dari majalah atau media cetak lainnya yang memuat karya mereka, atau dari naskah-naskah yang memang tersedia. Misalnya karya Linus Suryadi AG diambil dari karya monumentalnya yang berjudul ‘Pengakuan Pariyem’.

Musikalisai dari kelompom muisk Jab UAD tampil mengisi acara launching antologi sastra ‘Astana Kastawa, foto: Tegoeh
Kelompok Jab UAD

Karya yang lain, Umar Kayam misalnya diambilkan dari buku novelnya yang berjudul ‘Para Priyayi’. Mangunwijaya dari buku ‘Burung-burung Manyar’, Rendra dari antologi puisi “Orang-orang Tercinta’ dan ‘Blues Untuk Bonei’. Kirjomulyo dari buku berjudul ‘Romansa Perjalanan’ dan sejumlah nama lain dari buku-buku karya mereka yang sudah diterbitkan.

Rendra yang lahir di Solo, 7 November 1935 dan meninggal tahun 2009, selain dikenal sebagai penyair adalah seorang aktor dan sutradara teater yang handal. Puisi-puisinya ketika dibacakan sendiri oleh penyairnya, sangat memikat. Kita kutipkan penggalan puisi yang berjudul ‘Surat Cinta’. Puisi untuk ‘meminang’ seorang wanita, yang kemudian menjadi istrinya, Sunarti.

Surat Cinta

Kutulis surat ini 
kala hujan gerimis 
bagai bunyi tambur yang gaib, 
Dan angin mendesah 
mengeluh dan mendesah, 
Wahai, dik Narti 
aku cinta kepadamu 
Kutulis surat ini 
kala langit menangis 
dan dua ekor belibis 
bercintaan dalam kolam 
bagai dua anak nakal 
jenaka dan manis mengibaskan ekor 
serta menggetarkan bulu-bulunya, 
Wahai, dik Narti 
kupinang kau menjadi istriku!

Ons Untoro

Berita budaya

Latest News

  • 13-11-14

    Promo Indonesia Mena

    Para penari yang terdiri dari peserta pemilihan Abang None Jakarta dan siswa dari sejumlah sanggar tari Jakarta tersebut sedang mempromosikan acara “... more »
  • 13-11-14

    Museum Tembi Punya D

    Semasa Kerajaan Kasultanan Yogyakarta berdiri dan mempunyai kekuasaan otonomi, maka daerah ini memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan... more »
  • 13-11-14

    Kisah Kelahiran Rama

    Buku keluaran tahun 1964 dalam bahasa Jawa ini mengisahkan tentang kelahiran dan perjalanan hidup Rama, yang diambil dari epik Ramayana. Judul :... more »
  • 12-11-14

    Obituari Gandung Und

    Namanya Wahyudiono, tetapi lebih dikenal dengan nama Gandung. Usianya masih muda, baru 44 tahun. Dia sahabat para seniman di Yogya dan selalu... more »
  • 12-11-14

    Museum 10 November d

    Di museum ini disimpan dan dipamerkan sejumlah benda milik Bung Tomo di antaranya adalah radio, mobil, senjata, dan perlengkapan pribadi. Ada pula... more »
  • 12-11-14

    Mengintip Kudapan Fa

    Buku ini berisi kumpulan tentang resep makanan dan minuman yang menjadi kegemaran bangsawan keraton Yogyakarta. Dalam perkembangannya, kuliner di... more »
  • 11-11-14

    100 Patung Doraemon

    Doraemon akan hadir di Ancol Beach City Mall, Jakarta Utara selama 100 hari, lengkap dengan 100 patung Doraemon, 100 gadget yang pernah keluar dari... more »
  • 11-11-14

    Sejarawan Besar Pete

    Peter Carey tertarik mendalami perihal Diponegoro ketika ia tengah menjalankan tugas studi/penelitian di Oxford University. Saat itu ia tertarik... more »
  • 11-11-14

    Resep Sambel Tumpang

    Bagi masyarakat Surakarta atau Kota Solo dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi dengan masakan sambel tumpang. Masakan ini sering kali... more »
  • 10-11-14

    Teater Koma Suguhkan

    Teater Koma menampilkan lakon terbarunya “Republik Cangik” yang akan dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) dari tanggal 13 hingga 22 November... more »