Pementasan Sihir Pembayun, Tafsir Lain tentang Kematian Ki Ageng Mangir

Author:editorTembi / Date:03-10-2014 / Joko Santosa melakukan ritual ke Parangkusumo di Pantai Selatan Yogyakata, sebelum pementasan dilakukan. Di sana Joko Santosa mendapatkan bisikan dari Ratu Kidul tentang pelurusan sejarah Mangir-Senopati. Bisikan itu membuat Joko Santosa melakukan pencarian.

Sekar Pembayun mengetrapkan mantra pengasihan ketika masuk ke wilayah Mangir, difoto: Senin, 29 September 2014, foto: a.sartono
Sekar Pembayun mengucapkan mantra pengasihan ketika masuk ke wilayah Mangir

Kisah tentang Ki Ageng Mangir Wanabaya yang berseteru dengan Panembahan Senopati sang penguasa Mataram itu hingga kini terus menimbulkan rasa penasaran banyak orang, terutama orang-orang Jawa atau yang punya ketertarikan terhadap sejarah Jawa. Oleh karenanya ada begitu banyak perbincangan tentang kisah keduanya itu di berbagai tempat di Jawa (Yogyakarta). Baik itu perbincangan yang bersifat ilmiah, semi ilmiah, guyonan, sampai debat kusir yang terjadi di warung-warung. Tak urung para penulis dan seniman pun ikut terjun ke dalamnya.

Joko Santosa, mantan wartawan dan penulis di Minggu Pagi, mengolah hal itu menjadi sebuah novel yang berjudul Sihir Pembayun dan kemudian mementaskannya dalam bentuk pertunjukan teater di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, Universitas Gadjah Mada, Senin malam, 29 September 2014. Teater gabungan yang disutradarai oleh Untung CM Pudjadi dan melibatkan sekitar 80-an pelaku kesenian ini tak urung menyedot ribuan penonton.

Adegan percintaan Ki Ageng Mangir Wanabaya-Sekar Pembayun, difoto: Senin, 29 September 2014, foto: a.sartono
Adegan percintaan Ki Ageng Mangir Wanabaya-Sekar Pembayun

Dalam catatan katalog yang dituliskan oleh Latief Noor Rochmans, dikatakan bahwa Joko Santosa melakukan ritual ke Parangkusumo di Pantai Selatan Yogyakata, sebelum pementasan dilakukan. Di sana Joko Santosa mendapatkan bisikan dari Ratu Kidul tentang pelurusan sejarah Mangir-Senopati. Bisikan itu membuat Joko Santosa melakukan pencarian. Kesimpulan ditemukan bahwa yang membunuh Ki Ageng Mangir Wanabaya adalah Raden Rangga, putra Panembahan Senopati yang dikenal sangat sakti namun sangat pemarah itu.

Tafsir sejarah dalam novel fiksi tampaknya memang sah dilakukan. Lebih-lebih akurasi data kesejarahan atas sejarah yang berbalut cerita rakyat, mitos, dan legenda masih menjadi bagian yang bercampur-baur. Tafsir peristiwa Mangir-Senopati yang disuguhkan Joko Santosa melalui novel dan pertunjukan teater ini bagi sebagian orang juga menimbulkan pertanyaan besar, yakni tentang setting-nya.

Penonton mbludag dalam pementasan Sihir Pembayun di PKKH UGM, difoto: Senin, 29 September 2014, foto: a.sartono
Penonton mbludag dalam pementasan Sihir Pembayun di PKKH UGM

Joko Santosa menyebutkan bahwa Ki Ageng Mangir Wanabaya tinggal dan berasal dari Dusun Mangiran. Padahal sebagian besar puing (artefak) perdikan Mangir ditemukan di Dusun Mangir. Bukan Dusun Mangiran. Dusun Mangir dan Dusun Mangiran secara administratif berbeda kelurahan dan kecamatan sekalipun sama-sama berada di Kabupaten Bantul. Di Dusun Mangir pula petilasan Ki Ageng Mangir Wanabaya telah dibangun menjadi lebih luas dan bagus. Sementara di Mangiran ada petilasan (makam) Ki Ageng Mangir Rana yang pada hakikatnya berbeda dengan Ki Ageng Mangir Wanabaya.

Secara keseluruhan pementasan Sihir Pembayun di PKKH UGM cukup menarik. Bila disebut kekurangannya mungkin hanya pada persoalan aliran listrik yang sempat mati di awal acara. Selain itu, tata suaranya sempat beberapa kali tidak optimal membuat audien sering ketinggalan beberapa penggal kata atau kalimat. Hal ini agak mengganggu untuk mengamati keseluruhan pengadeganan maupun penyerapan pesan yang disampaikan di panggung.

Pengucapan mantra pengasihan, asap dupa, dan gerak tari erotis pada adegan tayuban menjadi pesona yang mungkin menguatkan makna sihir atau dunia gaib sebelum Sekar Pembayun masuk ke Mangir. Pada beberapa kali pementasan teater Joko Santosa memang banyak melakukan eksperimentasi yang berkaitan dengan kasekten. Kecuali mantra, dupa, dan kemenyan adegan saling membacok dengan benda tajam pernah pula dilakukannya. Demikian pun adegan perang dengan pemukul betulan dan berpukulan secara nyata. Sihir Pembayun pun dilakukannya dengana adegan seperti itu, yakni Ki Ageng Mangir Wanabaya dikepruk dengan setumpuk batu bata oleh Rangga. Mangir tewas oleh Raden Rangga. Bukan oleh Panembahan Senopati. Itulah salah satu tafsir Joko Santosa atas peristiwa Mangir-Senopati.

Ki Ageng Mangir menghadap Panembahan Senopati dan berakhir pada kematiannya, difoto: Senin, 29 September 2014, foto: a.sartono
Ki Ageng Mangir menghadap Panembahan Senopati dan berakhir pada kematiannya

Tafsir lain yang dilakukan Joko Santosa adalah Sekar Pembayun minggat usai diusir oleh Ki Ageng Mangir. Bayi anak buah cintanya dengan Mangir dititipkannya pada Sancaka (putra Ki Ageng Karang Lo). Pembayun mengumbar hawa nafsunya dengan sekian banyak lelaki termasuk dengan Wiroyudo, seorang pendekar. Ia menyerap semua ilmu dari berbagai pendekar untuk membunuh lelaki yang telah menimbulkan dendam di hatinya. Selain itu, ia gunakan ilmu yang diperolehnya untuk memikat lelaki yang menarik hatinya. Ketika Pembayun telah sadar dan Ki Ageng Mangir sowan ke Matarm untuk berdamai, Ki Ageng Mangir justru dibunuh oleh Rangga. Demikian Sihir Pembayun dilakonkan.

Naskah dan foto: A. Sartono

Berita budaya

Latest News

  • 04-10-14

    Bima Muksa di Tangan

    Keberhasilan Bima mendapatkan ‘pencerahan hidup’ dilambangkan dengan meminum tirta amerta atau air kehidupan abadi, bukan karena keteguhan,... more »
  • 04-10-14

    Ngandel Tali Gedebog

    Serat gedebog (kulit pohon pisang) memang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat sesuatu. Namun tali yang terbuat dari gedebog tidaklah kuat dan... more »
  • 04-10-14

    Orang Rabu Kliwon da

    Orang kelahiran Rabu Kliwon punya wataknya: berkemauan keras, teguh pendiriannya, sangat hati-hati, cukup rezekinya, sejahtera, pandai memimpin,... more »
  • 04-10-14

    Pameran. 100th de We

    Judul : Pameran. 100th de Weefkunst. (Seni Tenun)  Penulis : Sandra Niessen, MJA Nashir  Penerbit : Museum Tekstil, 2012, Jakarta... more »
  • 03-10-14

    Pementasan Sihir Pem

    Joko Santosa melakukan ritual ke Parangkusumo di Pantai Selatan Yogyakata, sebelum pementasan dilakukan. Di sana Joko Santosa mendapatkan bisikan... more »
  • 03-10-14

    Toyphotography Satuk

    FUN karena toysphotography menyatukan dua hobi, mengoleksi mainan dan memotret. Kepuasannya adalah ketika hasil karya diapresiasi dengan positif oleh... more »
  • 02-10-14

    Malam Ini Wayang Jur

    Mengangkat cerita "Wahyu Cakraningrat", para jurnalis/wartawan media di Indonesia termasuk Tembi.net, berkolaborasi dengan Wayang Baratha. Ide... more »
  • 02-10-14

    Ulang Tahun I Galeri

    Peminat seni bisa menikmati beragam pertunjukan lintas generasi, seperti Suara Negeriku oleh Volaxuna Choir, drama musikal “Malin Kundang” oleh... more »
  • 02-10-14

    Denmas Bekel 2 Oktob

    more »
  • 01-10-14

    Dramatic Reading Lan

    “Aku Diponegoro” yang dipentaskan Landung di Tembi mengisahkan rentetan sejarah hidup Diponegoro mulai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, perang,... more »