Bima Muksa di Tangan Ki Utoro Wijanarka

Author:editorTembi / Date:04-10-2014 / Keberhasilan Bima mendapatkan ‘pencerahan hidup’ dilambangkan dengan meminum tirta amerta atau air kehidupan abadi, bukan karena keteguhan, keberanian, serta kegagahannya, dan bukan pula karena kesaktian yang dimilikinya serta kemenangannya atas naga Nemburnawa, tapi karena kerendahan hatinya serta kepasrahannya.

Ki Utoro Wijanarka, mendalang untuk kedua kalinya di Tembi Rumah Budaya, Pada Jumat, 12 September 2014, foto: Barata
Bima ketika menyingkirkan penghalang berupa raksasa

Pada Jumat, 12 September 2014, Ki Utoro Wijanarka, putra dalang senior Ki Hadi Sutikno dari Sleman Yogyakarta, menunjukkan bahwa dirinya merupakan dalang muda berbakat, yang berpeluang ikut menyemarakan dunia pakeliran bersama dengan dalang-dalang senior lainnya. Ki Utoro yang tergabung dalam paguyuban dalang-dalang muda Sukro Kasih tampil mendalang untuk kedua kalinya di  Tembi Rumah Budaya. Pada penampilan pertama tiga tahun lalu (11 Maret 2011), ia tampil berdua bersama Ki Gondo Suharno dengan konsep garapan dua kelir. Kali ini ia mendalang sendiri dengan memilih lakon Banjaran Bima.

Ki Utoro Wijanarka, mendalang untuk kedua kalinya di Tembi Rumah Budaya, Pada Jumat, 12 September 2014, foto: Barata
Penonton menyimak serius aksi mendalang Ki Utoro

Mengingat bahwa tokoh Bima ini mempunyai banyak kisah yang semuanya penting untuk ditampilkan, maka tidaklah mudah mengemas kehidupan Bima dalam sebuah paket banjaran. Mulai dari kelahiran Bima yang bungkus hingga Bima muksa sarat berisi nilai-nilai yang penuh makna kehidupan. Ilmu ‘sangkan-paraning dumadi’ asal muasal manusia diciptakan dan ke mana manusia akan mengakhiri hidupnya, menjadi titik terpenting dari kisah Bima. Hal tersebut dibeberkan pada penggalan kisah perjalanan Bima dalam mencari tirta amerta.

Dalam bukunya yang berjudul Wayang dan Panggilan Hidup Manusia, Franz Magnis Suseno menuliskan bahwa keberhasilan Bima mendapatkan ‘pencerahan hidup’ dilambangkan dengan meminum tirta amerta (tirta = air, a = tidak, merta = mati) atau air kehidupan abadi melalui tokoh Dewa Ruci bukan karena keteguhan ,keberanian, serta kegagahannya, dan bukan pula karena kesaktian yang dimilikinya serta kemenangannya atas naga Nemburnawa. Bima mendapatkan tirta amerta karena kerendahan hatinya serta kepasrahannya.

Dikisahkan, setelah Bima berhasil mengalahkan rintangan terakhir berupa Naga Nemburnawa di samudera, tenaga Bima terkuras habis. Badannya lemas tak berdaya ‘semampir’ bergelayut di bangkai naga, terombang-ambing ombak ke sana-kemari. Saat itulah Bima merasakan bahwa dirinya hanyalah setitik debu di hamparan samudera yang maha luas. Ada kerendahan hati di dalam keperkasaan serta kesaktian Bima. Ada kepasrahan di balik keteguhan serta kegigihan Bima. Ibarat sebuah bejana tanah liat yang kosong, yang memungkinkan untuk diisi air hingga penuh, kerendahan hati serta kepasrahan Bima telah memberikan ruang agar kuasa yang maha tinggi hadir dan berkarya dalam hidupnya. Lalu datanglah Dewa Ruci memberikan ilmu sangkan paraning dumadi.

Ki Utoro Wijanarka, mendalang untuk kedua kalinya di Tembi Rumah Budaya, Pada Jumat, 12 September 2014, foto: Barata
Bima mengalahkan naga Nemburnawa

Oleh Ki Utoro yang juga piawai sebagai penata iringan, bertemunya Bima dan Dewa Ruci ini diletakan pada tengah malam, saat malam berada pada puncaknya. Hal tersebut dapat dimaknai sebagai puncak pencapaian Bima dalam menerima anugerah kehidupan yaitu kesempurnaan hidup untuk mencapai hidup abadi. Namun sebelum memasuki keabadian, terlebih dahulu Bima menyucikan dirinya sebagai ksatria melalui perang suci Baratayuda, dengan memerangi kekuatan jahat dan pengaruh buruk yang ada di dalam maupun di luar dirinya.

Pada akhir dari semua tugas darmanya, Bima memersiapkan diri baik secara lahir maupun batin untuk memasuki keabadian dengan cara muksa bersama raganya yang telah disucikan. Namun sebelum segalanya benar-benar ditinggalkan, Bima berjumpa dengan Sri Kresna. Dalam perjumpaan yang terakhir tersebut Kresna mengatakan bahwa dirinya belum bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Bima yaitu muksa. Karena masih ada yang harus diupayakan dan diwujudkan dalam hidupnya yaitu kerendahan hati dan kepasrahan.

Waktu tepat menunjukkan pukul tiga dini hari, anugerah besar telah diturunkan di  Tembi Rumah Budaya pada tokoh Bima, saat dirinya muksa memasuki kehidupan abadi, seperti yang pernah dirasakan di dunia tatkala berjumpa dengan Dewa Ruci. Kepergian Bima dari dunia ini diantar oleh Ki dalang Utoro Wijayanto, para pengrawit muda, para pesinden muda dan puluhan pecinta pakeliran wayang yang masih bertahan.

Ki Utoro Wijanarka, mendalang untuk kedua kalinya di Tembi Rumah Budaya, Pada Jumat, 12 September 2014, foto: Barata
Tujuh pesinden muda berbakat

Tokoh Bima yang tampil sejak pukul 21.00 telah meninggalkan jejaknya yang cukup menginspirasi bagi kehidupan manusia. Jika kejujuran, keteguhan, keberanian, kerendahan hati serta kepasrahan mampu dihadirkan dan dihidupi dalam kehidupan manusia, tidak mustahil kehidupan abadi yang tentram dan damai dapat dirasakan saat ini juga di dunia.

Nonton yuk ..!

Herjaka HS 
Foto: Barata

Bale Karya Pertunjukan Seni

Latest News

  • 04-10-14

    Bima Muksa di Tangan

    Keberhasilan Bima mendapatkan ‘pencerahan hidup’ dilambangkan dengan meminum tirta amerta atau air kehidupan abadi, bukan karena keteguhan,... more »
  • 04-10-14

    Ngandel Tali Gedebog

    Serat gedebog (kulit pohon pisang) memang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat sesuatu. Namun tali yang terbuat dari gedebog tidaklah kuat dan... more »
  • 04-10-14

    Orang Rabu Kliwon da

    Orang kelahiran Rabu Kliwon punya wataknya: berkemauan keras, teguh pendiriannya, sangat hati-hati, cukup rezekinya, sejahtera, pandai memimpin,... more »
  • 04-10-14

    Pameran. 100th de We

    Judul : Pameran. 100th de Weefkunst. (Seni Tenun)  Penulis : Sandra Niessen, MJA Nashir  Penerbit : Museum Tekstil, 2012, Jakarta... more »
  • 03-10-14

    Pementasan Sihir Pem

    Joko Santosa melakukan ritual ke Parangkusumo di Pantai Selatan Yogyakata, sebelum pementasan dilakukan. Di sana Joko Santosa mendapatkan bisikan... more »
  • 03-10-14

    Toyphotography Satuk

    FUN karena toysphotography menyatukan dua hobi, mengoleksi mainan dan memotret. Kepuasannya adalah ketika hasil karya diapresiasi dengan positif oleh... more »
  • 02-10-14

    Malam Ini Wayang Jur

    Mengangkat cerita "Wahyu Cakraningrat", para jurnalis/wartawan media di Indonesia termasuk Tembi.net, berkolaborasi dengan Wayang Baratha. Ide... more »
  • 02-10-14

    Ulang Tahun I Galeri

    Peminat seni bisa menikmati beragam pertunjukan lintas generasi, seperti Suara Negeriku oleh Volaxuna Choir, drama musikal “Malin Kundang” oleh... more »
  • 02-10-14

    Denmas Bekel 2 Oktob

    more »
  • 01-10-14

    Dramatic Reading Lan

    “Aku Diponegoro” yang dipentaskan Landung di Tembi mengisahkan rentetan sejarah hidup Diponegoro mulai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, perang,... more »