Pasar Keroncong Kota Gede Digelar Sore Ini
12 Dec 2015“Pasar Keroncong Kota Gede” diselenggarakan Sabtu ini, 12 Desember 2015, pukul 16.00-24.00 WIB. Sesuai dengan nama acara, pertunjukan ini akan berlangsung di sekitaran Pasar Kota Gede.
Apa betul keroncong milik Indonesia? Memang, akar keroncong di Indonesia berasal dari musik Portugis yang diperkenalkan oleh para pelaut dan budak kapal niaga pada abad ke-16. Dalam perkembangannya masuklah unsur-unsur budaya Indonesia yang turut membentuk musik keroncong itu sendiri. Singkat cerita, keroncong mengalami rangkaian evolusi panjang nan mengagumkan.
Perkembangan keroncong di Indonesia sangat pesat, salah satunya di Yogyakarta tepatnya di daerah Kotagede. Sebuah tempat yang sarat akan nilai sejarah yang tinggi, salah satu tempat dan saksi berdirinya kerajaan tanah Jawa. Di sinilah tempat berkembangnya para seniman keroncong dari mulai iseng-iseng hingga kawakan.
Namun siapa sangka, para seniman keroncong di Kotagede ini memiliki keunikan dalam berbagai ‘kamuflasenya.’ Ketika siang ia bekerja sebagai tukang tambal ban, pedagang ataupun buruh bangunan, akan tetapi bila saat di panggung semua terlepas dari kegiatan setiap harinya. Semua berubah, bagaikan artis profesional namun tak menghilangkan aura kesederhanaan walau di tengah hingar-bingar suasana.
Kotagede merupakan tempat bersejarah sekaligus menyimpan potensi kesenian musik keroncong yang sangat besar, terbukti dengan banyaknya grup keroncong yang masih eksis hingga saat ini. Hal ini yang menginspirasi seorang seniman kawakan Djaduk Ferianto bersama masyarakat Kotagede bersama mewujudkan sebuah acara dalam rangka pelestarian musik keroncong.
Dari hasil diskusi yang cukup panjang maka tercetuslah sebuah “Pasar Keroncong Kota Gede” yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu, 12 Desember 2015 pukul 16.00-24.00 WIB. Sesuai dengan nama acara, pertunjukan ini akan berlangsung di sekitaran Pasar Kota Gede yaitu Panggung Loring Pasar (di sebelah utara pasar Kotagede), Panggung Sayangan (Kampung Sayangan, di sebelah utara Masjid Besar Mataram) dan Panggung Sopingen (di halaman Pendopo Sopingen). Dalam acara ini penonton akan diajak untuk berapresiasi dan diberi keleluasaan untuk berinteraksi.
Dalam pembicaraannya saat jumpa pers yang berlangsung di Omah Dhuwur Resto, Kotagede Prof Victor Ganap menyampaikan bahwa saat ini keroncong sedang mengalami proses Indonesiasi yaitu proses transisi saat keroncong menjadi musik asli Indonesia. Bukan tidak mungkin, tapi cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi. Pada kesempatan yang sama, musisi dan seniman Djaduk Ferianto menyampaikan gagasan bahwa kita diingatkan kembali akan sebuah rasa percaya diri, bahwa keroncong merupakan produk asli Indonesia. Namun hal yang penting yang tak bisa ditinggalkan yaitu tentang proses regenerasi, maka dari itu acara ini ditujukan untuk memberi sebuah ruang apresiasi bagi generasi muda agar keroncong bukan hanya menjadi sebuah ‘kelangenan’ atau sebuah hal yang monoton akan tetapi menjadi sebuah ajang unjuk gigi.
Dengan adanya acara ini diharapkan akan menjadi sebuah awal dari pelestarian keroncong yang berkelanjutan, bukan hanya pementasan melainkan dapat membantu meningkatkan wawasan berkesenian, juga meregenerasi kaum muda sehingga keroncong tak melulu lekat dengan sebuah kegiatan yang selalu dilakukan oleh orang tua. Dengan adanya berbagai proses ini kedepannya Kotagede akan menjadi pusat musik keroncong seperti di New Orleans yang menjadi pusat musik Jazz.
Pada perhelatan Pasar Keroncong Kotagede 2015 kali ini orkes keroncong yang akan tampil antara lain Kharisma, Erwina, Presto Morsen, Irama Guyub, Chandra Kirana, Depasko, Timpasko, Pesona Irama, Sinten Remen, Endah Laras, Sorlem, Violet, Diharsima, Jalupariis, AdaKalaNya, Puspa Jelita feat Heruwa. Serta didukung oleh penyanyi dan seniman kawakan seperti Iga Mawarni, Subarjo HS, Didik Nini Thowok.
Naskah dan Foto: Indra Waskito
Berita BUDAYABaca Juga
- 15-12-15
Kamus “Baoesastra Djawa” Sudah Bisa Disimak di Android
Pembuatan aplikasi bahasa Jawa tersebut dimaksudkan untuk menyasar kaum muda supaya lebih mudah belajar bahasa Jawa. Maklum, kebanyakan anak muda... more » - 12-12-15
Sanggar Kummis Terbaik di Festival Teater Jakarta 2015
Festival Teater Jakarta 2015 sudah berakhir, Sanggar Kummis dari STIE Ahmad Dahlan, Jakarta berhasil menyabet juara pertama kelompok teater terbaik... more » - 04-12-15
Festival Teater Jakarta 2015: Menata Laku, Menata Panggung
Tatanan estetika panggung dan tata cahaya menjadi tema besar perhelatan akbar tahunan Festival Teater Jakarta yang ke-43. Bagaimana pekerja teater... more » - 04-12-15
Museum Benteng Vredeburg Gelar Pasar Malam
Event museum di malam hari diminati oleh para pengunjung, terutama kaum muda. Apalagi, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tampak begitu romantis... more » - 02-12-15
Membaca Cerkak dan Geguritan untuk Melihat Dunia
Secara keseluruhan pembacaan karya sastra di Balai Bahasa Yogyakarta oleh SSJY ini berjalan dengan menyenangkan, akrab, sekalipun dilaksanakan secara... more » - 28-11-15
Ngayogjazz 2015, Nge-Jazz di Bawah Pohon Bambu
Satu hari penuh mulai dari pembukaan hingga penutupan Ngayogjazz 2015 desa ini terus-menerus didatangi pengunjung. Hingga saat malam tiba, penonton... more » - 28-11-15
Topeng Kuno Cerita Panji Tidak Boleh Difoto
Pameran topeng tersebut berlangsung di auditorium Museum Sonobudoyo lantai 1 dan 2, berlangsung selama 20—29 November 2015, dengan tema “The Power of... more » - 27-11-15
Nita Artsen: Disiplin Dalam Belajar Musik Itu Mutlak!
Nita menekankan kedisiplinan dalam segala hal, baik dalam bermusik maupun dalam kehidupan sehari-hari. Main musik itu harus rendah hati, saling... more » - 26-11-15
Sisi-sisi Lain dari Pesta Jazz di Dusun Sleman
Ada banyak banyak person, lembaga, institusi, kelompok, grup, dan lain-lain yang terlibat dalam perhelatan besar itu. Tidak urung rezeki pun mengalir... more » - 21-11-15
Ngayogjazz 2015 Merepresentasikan Makna Sebuah Keberagaman
Ngayogjazz diselenggarakan pada hari Sabtu Wage, 21 November 2015, di Desa Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.... more »
Artikel Terbaru
- 16-12-15
Gelaran Pasar Keronc
Acara ini istimewa, karena dapat menghadirkan suasana baru dalam keroncong, dari keroncong asli hingga kreasi. Diharapkan acara ini digelar rutin... more » - 16-12-15
Mengenalkan Ular Lew
Sioux adalah organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi dan studi tentang ular. Mereka berusaha mengubah persepsi negatif masyarakat tentang... more » - 16-12-15
‘Wajah Perempuan’ Di
Sastra Bulan Purnama edisi ke-51 akan diselenggarakan pada Rabu, 23 Desember 2015 pukul 19.30. Satu antologi puisi berjudul “Wajah Perempuan” karya... more » - 15-12-15
Kamus “Baoesastra Dj
Pembuatan aplikasi bahasa Jawa tersebut dimaksudkan untuk menyasar kaum muda supaya lebih mudah belajar bahasa Jawa. Maklum, kebanyakan anak muda... more » - 15-12-15
Wayang Klitik yang N
Apa yang disajikan dalam foto ini setidaknya bisa “bercerita” tentang salah satu seni pertunjukan tradisional Jawa. Bagaimanapun apa yang dilakukan... more » - 14-12-15
Malam ini Pembukaan
Jupri, seorang pelukis dari Pasuruan, Jawa Timur, yang memiliki pengalaman menjadi wartawan media harian, mencoba mengangkat persoalan sosial TKI ke... more » - 14-12-15
Babad Pati, Sejarah
Babad Pati aslinya ditulis oleh KM Sosrosumarto dan S Dibyosudiro pada tanggal 1 Januari 1925 di daerah Gemolong, Sragen dan Pati, Semarang, Jawa... more » - 12-12-15
Pasar Keroncong Kota
“Pasar Keroncong Kota Gede” diselenggarakan Sabtu ini, 12 Desember 2015, pukul 16.00-24.00 WIB. Sesuai dengan nama acara, pertunjukan ini akan... more » - 12-12-15
Sanggar Kummis Terba
Festival Teater Jakarta 2015 sudah berakhir, Sanggar Kummis dari STIE Ahmad Dahlan, Jakarta berhasil menyabet juara pertama kelompok teater terbaik... more » - 12-12-15
Rombongan ACICIS Ant
Keberhasilan mereka dalam menawar ternyata membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka. Sekalipun selisih yang didapatkan dari tawar-menawar itu hanya... more »