KunoKini Suarakan Musik Tradisi Dengan Cara Kekinian
Author:editorTembi / Date:17-06-2014 / Kita nggak mau terkungkung dengan pakem, tapi bukan berarti kita tidak belajar. Anak muda sekarang gak suka musik tradisi yang adiluhung dan high art. Harapannya anak muda suka dulu, setelah itu mereka pasti akan mencari tahu lebih dalam.
KunoKini berbagi kisah
Hari kedua Festival Musik Tembi 2014 diramaikan dengan workshop dari para pelaku musik. Selain Kanako Abe (konduktor Jepang) ada kelompok musik yang mendeskripsikan dirinya sebagai Indo Beat Ethnic Experimental Band bernama KunoKini. Sejak tahun 2013 mereka konsisten menyuarakan alat-alat musik tradisional dengan cara ‘kekinian’.
Personil kelompok ini, Bhismo, Bebi dan Fikri berbagi cerita mengenai perjalanan mereka membuat karya bebunyian yang berasal dari alat musik tradisional Indonesia. Ada gendang, angklung, rebana, tagading dari Batak, kendang sunda, suling padang bahkan kerang Irian. Uniknya kolaborasi dari semua alat tersebut menghasilkan irama yang selalu menggoda untuk menggoyangkan badan.
Setelah memainkan dua nomor dari album mereka berjudul ‘Soldier’ dan ‘Maritim’ mereka mulai berdialog dengan audien. Ada pertanyaan mengenai musik KunoKino yang beat dan tone-nya seperti musik reggae, atau musik Afrika. Bebi menanggapi, bahwa sejak awal mereka tak pernah terpikir dengan segaja membuat seperti beat ini dan itu. Mereka spontan dalam menciptakan karya, mengenai mirip ini dan itu diserahkan kepada audien.
Foto bersama KunoKini usai workshop
Salah satu peserta kemudian beranggapan KunoKini kurang memahami ‘pakem’ dari alat musik tradisional, atau cara memainkan alatnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan di sekolah akademis. “Kita nggak mau terkungkung dengan pakem, tapi bukan berarti kita tidak belajar. Anak muda sekarang gak suka musik tradisi yang adiluhung dan high art. Harapannya anak muda suka dulu, setelah itu mereka pasti akan mencari tahu lebih dalam,” kata Bhismo menjawab keraguan salah satu audien.
Diskusi kemudian diakhiri dengan ‘jamming’ bersama. Lagu ‘Rasa Sayange’ yang dibawakan Bhismo mengiringi peserta berdiri dan ikut menari. KunoKini ingin membuktikan bahwa mereka mampu memodernkan musik tradisional tanpa kehilangan akarnya.
Nonton yuk ..!
Naskah dan foto: Titin Natalia
Bale Karya Pertunjukan SeniLatest News
- 21-06-14
Selama Sepekan Ini O
Orang Wuku Pahang suka berbicara berlebih, cenderung menentang bila merasa benar, mudah curiga hingga amat berhati-hati dalam bekerja. Kadangkala ia... more » - 21-06-14
Wastra Borneo. The B
Judul : Wastra Borneo. The Beauty of Diversity Penulis : Judi Achjadi, Benny Gratha Penerbit : Museum Tekstil, 2013, Jakarta... more » - 21-06-14
Permainan Gamelan ol
Mereka datang ke Tembi selain karena ingin menikmati suasana di Tembi juga karena ingin belajar musik tradisional yang dalam hal ini adalah karawitan... more » - 20-06-14
Ada Buk Renteng Bant
Selain berfungsi sebagai sarana irigasi, bangunan Buk Renteng Bantul ini memberikan pemandangan yang khas, sama seperti Buk Renteng yang berada di... more » - 20-06-14
Besek, Tempat Menyim
Hingga saat ini, besek masih sering dipakai oleh masyarakat Jawa, yang salah satunya difungsikan sebagai tempat bumbu dapur. Namun sering pula besek... more » - 19-06-14
Pameran Lukisan Kuwo
Pameran itu menyuguhkan karya dari enam perupa, yakni Andon Esty, Budi Yonaf, Yoyok Sahaja, Joko Atmaja, Agung Gunawan, dan Yuli Kodo. Edi... more » - 19-06-14
Aksi Bad Cellists di
Lelagu yang sudah memasuki edisi ke-10 merupakan program pertunjukan musik bulanan yang rutin diadakan sejak pertengahan tahun lalu. Lelagu edisi... more » - 19-06-14
Nikmatnya Rawon Bunt
Daging dan urat yang empuk-kenyal dalam bumbu rawon memberikan dampak nagih di lidah. Kandungan lemak dalam menu ini cukup ternetralkan dengan... more » - 18-06-14
Judul Buku 92
... more » - 18-06-14
Ada “Pohon Kehidupan
Pada lukisan Pohon Kehidupan yang terbuat dari kain itu tertulis nama-nama dari Nabi Adam hingga raja-raja di Jawa, termasuk dari dinasti Mataram... more »