Woodbury & Page. Photographers Java
Author:editorTembi / Date:27-09-2014 /
Judul : Woodbury & Page. Photographers Java
Penulis : Steven Wachlin
Penerbit : KITLV Press, 1994, Leiden
Bahasa : Inggris
Jumlah halaman : 219
Foto-foto yang dihasilkan mereka sangat banyak sehingga dapat dikatakan sebagai foto dokumentasi “terlengkap” tentang Indonesia pada tahun 1870-an. Karena harganya cukup mahal, Woodbury & Page sangat memperhatikan selera konsumen.
Sebuah foto bisa menjadi benda yang sangat berharga, karena menyimpan banyak hal. Salah satunya adalah kenangan atau sejarah masa silam. Sejarah Indonesia pun salah satunya bersumber pada foto.
Walter Bentley Woodbury (1834-1885) dan James Page (1833-1865) dapat dikatakan termasuk perintis fotografi di Hindia Belada (Indonesia). Keduanya berkebangsaan Inggris dan tiba di Batavia (sekarang Jakarta) pada 18 Mei 1857 dari Australia. Pada 5 Juni 1857, keduanya membuka studio foto di Jakarta, di rumah Nyonya Bain di Koningsplein (sekarang Jalan Medan Merdeka). Studio foto tersebut berbentuk firma yang diberi nama “Woodbury & Page”.
Empat bulan kemudian studio foto tersebut berpindah, mula-mula di Semarang, kemudian Surabaya, Pasuruan, Malang, Surakarta dan akhirnya kembali ke Jakarta. Usaha mereka sangat berkembang dan terkenal sebagai studio foto komersial selama kira-kira lima puluh tahun terakhir abad ke-19.
Mereka yang berfoto (atau membeli foto) adalah orang-orang kaya (seperti pembesar Belanda, bangsawan setempat, atau pedagang kaya). Hal ini disebabkan membuat foto pada masa itu membutuhkan biaya yang mahal, sehingga harga jualnya pun mahal.
Sesudah tahun 1860, firma Woodbury & Page mulai membuat foto-foto topografi dan memperjualbelikan. Misalnya foto mengenai alam dan penduduk, bangunan, kebudayaan dan hal-hal khusus lainnya. Foto-foto tersebut dibuat Woodbury & Page melakukan kunujungan baik di Jawa maupun luar Jawa. Foto-foto yang dihasilkan mereka sangat banyak sehingga dapat dikatakan sebagai foto dokumentasi “terlengkap” tentang Indonesia pada tahun 1870-an. Karena harganya cukup mahal, Woodbury & Page sangat memperhatikan selera konsumen.
Firma Woodbury & Page ini mencapai masa jaya di bawah pimpinan Albert Woodbury (generasi ketiga Woodbury) antara tahun 1870 sampai 1882. Sesudah 1885 firma ini mengalami kemunduran dan pada 1908 dibubarkan. Walaupun firma ini telah bubar, tetapi dari foto-foto yang ditinggalkan kita bisa belajar banyak hal tentang Indonesia.
Baca yuk ..!
M. Kusalamani
Bale Dokumentasi Resensi BukuLatest News
- 27-09-14
Tim Fombi Nonton Sol
Malam itu Benteng Vastenburg terlihat sangat eksotis dengan balutan artistik bambu dan lampu-lampu indah yang membelit. Ternyata di benteng itu juga... more » - 27-09-14
Apri Menggali Tradis
Apri Susanto menggali nilai pisang dalam tradisi Jawa, memaknainya kembali, dan memvisualkannya secara kontemporer, dengan tajuk ‘Menembus Batas’.... more » - 27-09-14
Woodbury & Page.
Judul : Woodbury & Page. Photographers Java Penulis : Steven Wachlin Penerbit : KITLV Press, 1994, Leiden Bahasa :... more » - 26-09-14
Latihan Wayang Orang
Para peserta yang memang kebanyakan bukan pemain teater ini benar-benar baru merasakan betapa tidak mudah menjadi pemain wayang orang. Aneka... more » - 26-09-14
Sifat Ksatria Jadi F
Tema ksatria sengaja diambil untuk terus-menerus mengingatkan orang akan arti pentingnya nilai keksatriaan tersebut. Cerita tentang Tripama dan... more » - 26-09-14
Makna Baju Surjan da
Surjan bisa berbagai macam motif dan corak warnanya. Namun baju pranakan selalu satu corak dan warna, yakni lurik biru nila yang cara memakainya... more » - 25-09-14
Tidak Ketinggalan FE
Minggu, 21 September 2014 siang Tembi Rumah Budaya menerima tiga kelompok pengunjung dengan tujuan yang berbeda-beda. Satu kelompok menghendaki dapat... more » - 25-09-14
Badai Puisi Di Dusun
Satu acara yang diberi tajuk ‘Badai Puisi Di Dusun Candi’ akan digelar, Minggu siang 28 September 2014 mulai pukul 10.00 WIB di Dusun Candi, Desa... more » - 25-09-14
Lukman Hakim Khusus
Kim saat ini sedang mengikuti kursus privat aksara Jawa di Tembi Rumah Budaya. Ia memerdalam pengetahuan tentang aksara Jawa untuk bisa membuat... more » - 24-09-14
“Jakob Oetama” Menun
Patung Jakob Oetama menuntun sepeda yang menjadi koleksi Bentara Budaya Yogyakarta selalu dihadirkan dalam setiap acara ‘Pasar Jakoban’ yang digelar... more »