Benarkah di Bantul Pernah Ada “Dinosaurus”?

Author:editorTembi / Date:26-07-2014 / Mereka sempat menduga itu merupakan kerangka kuda atau sapi. Namun demi melihat struktur tulang lehernya yang kelihatan jenjang, mereka punya pikiran lain. Mereka menduga bahwa kerangka itu adalah kerangka binatang purba (dinosaurus).


Tri Wisoro dan Alif Giono penemu kerangka binatang “purba” di Bantul

Kamis, 16 Juli 2014, kira-kira pukul 11.00 WIB warga Dusun Ngumbul, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dibuat geger. Pasalnya, Tri Wisoro (47) dan Alif Giono (34), yang merupakan pekerja bangunan, menemukan kerangka tulang binatang yang terlihat aneh ketika mereka tengah menggali tanah untuk pondasi rumah.

Mula-mula Tri Wisoro dan Alif Giono mengumpulkan tulang-tulang dari lubang galian yang mereka buat ke dalam ember. Pada awalnya keduanya menduga bahwa tulang-tulang tersebut merupakan tulang manusia. Oleh karenanya tulang-tulang tersebut dikumpulkan dengan tujuan untuk dikuburkan kembali dengan cara yang layak.

Kerangka binatang “purba” dan tulang-belulang yang telah dikumpulkan di dalam ember, difoto: Sabtu, 19 Juli 2014, foto: a.sartono
Kerangka binatang “purba” dan tulang-belulang yang telah dikumpulkan di dalam ember

Namun demi melihat ruas-ruas tulangnya berukuran dan berstruktur tidak seperti tulang atau kerangka manusia keduanya menjadi penasaran. Penggalian pun mereka lanjutkan dengan membuat lubang di sisi lain. Ternyata dari penggalian itu kemudian tampak struktur kerangka dari tulang binatang yang dalam pandangan mereka terlihat aneh.

Kedua tukang bangunan warga Dusun Maesan (dusun di sisi selatan Dusun Ngumbul) merasa heran dengan struktur kerangka yang mereka temukan. Mereka sempat menduga itu merupakan kerangka kuda atau sapi. Namun demi melihat struktur tulang lehernya yang kelihatan jenjang, mereka punya pikiran lain. Mereka menduga bahwa kerangka itu adalah kerangka binatang purba (dinosaurus).

Hal itu kemudian dilaporkan kepada warga sekitar. Kabar penemuan itu pun menular dengan cepat sehingga semakin banyak orang datang untuk menyaksikan. Tidak kurang pihak BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Yogyakarta pun turun tangan. Sampel tanah dari lokasi penggalian tersebut diambil untuk diuji ketuaan dan lapisannya di laboratorium.

Detail foto tulang kepala binatang “purba” yang ditemukan di Bantul, difoto: Sabtu, 19 Juli 2014, foto: a.sartono
Detail tulang kepala binatang “purba”

Uji laboratorium tersebut tentu saja penting untuk lebih memastikan apakah tulang yang ditemukan tersebut berasal dari binatang purba atau bukan. Ketidakpastian identitas kerangka beserta usianya mungkin saja menimbulkan interpretasi bermacam-macam yang hasilnya bisa membingungkan semua orang.

Kerumunan orang yang menyaksikan binatang “purba” di Bantul, difoto: Sabtu, 19 Juli 2014, foto: a.sartono
Kerumunan orang yang menyaksikan binatang “purba”

Dwidagdo sang pemilik rumah dan pekarangan tempat tulang tersebut ditemukan masih menunggu kepastian hasil uji itu dari pihak yang berwenang. Demikian pun Tri Wisoro dan Alif Giono selaku penemunya. Bahkan juga masyarakat luas menantikan hal itu. Mereka jelas tidak ingin dibuat menjadi menduga-duga dan tenggelam dalam rasa penasarannya atas termuan kerangka binatang di kedalaman 1 meter, panjang petak galian 140 cm, dan lebar 50 cm ini.

Ke Yogya yuk ..!

Naskah & foto: A.Sartono

Yogyakarta Yogyamu

Latest News

  • 16-08-14

    Ketoprak yang Dihadi

    Pertunjukan ketoprak kolosal ini melibatkan sekitar 400 pemain dan digarap oleh tim sutradara yaitu Susilo Nugroho, Widayat, Puntung CM Pujadi,... more »
  • 16-08-14

    Tepas, Penyala Api T

    Fungsi alat dapur ini sangat penting yaitu untuk membuat masakan bisa cepat matang. Untuk itulah tepas, termasuk alat dapur yang selalu hadir... more »
  • 16-08-14

    Sejarah Kebudayaan B

    Judul : Sejarah Kebudayaan Bali. Kajian Perkembangan dan Dampak Pariwisata  Penulis : Supratikno Raharjo, dkk  Penerbit : Depdikbud... more »
  • 16-08-14

    Orang Wuku Prangbaka

    Orang Wuku Prangbakat cenderung kaku, pemalu, pendiriannya mudah berubah. Ia juga tidak mudah melepaskan harta yang sudah menjadi miliknya. Namun, ia... more »
  • 14-08-14

    Museum Khusus Jender

    Rumah itu pernah menjadi kediaman Jenderal Sudirman dan keluarga sejak 18 Desember 1945—19 Desember 1948, saat ia menjabat sebagai Panglima Besar... more »
  • 14-08-14

    Ngabuk Wong Meteng

    Pepatah ini mengajarkan bahwa janganlah menyakiti orang yang sudah dalam kondisi atau keadaan lemah. Menyakiti orang yang lemah (fisik, materi,... more »
  • 14-08-14

    Penyair Senior Memba

    Ini kali, penyair yang sudah dikenal sejak dekade 1970-an, dan sampai sekarang masih terus menulis puisi, hadir di Tembi Rumah Budaya untuk... more »
  • 14-08-14

    Jembatan Winongo, Si

    Jembatan ini menjadi sarana penghubung antara Dusun Niten dan Dusun Glondong. Diduga jembatan ini dibangun seiring dengan dengan pembangunan beberapa... more »
  • 13-08-14

    Kesadaran Nasional.

    Judul : Kesadaran Nasional. Dari Kolonialisme sampai Kemerdekaan. Jilid I Penulis : Prof. Dr. Slamet Muljana Penerbit : LKiS, 2008, Yogyakarta... more »
  • 13-08-14

    Pameran Seni Rupa Ib

    Pameran di Bentara Budaya Yogyakarta ini, pada 8-17 Agustus 2014, lebih untuk menemukan strategi visual yang dapat menggambarkan keterlibatan dan... more »