Daya Pikat Waosan Cerkak di Pendapa Gamel Yogyakarta

Author:editorTembi / Date:21-11-2014 / Pembacaan cerkak dan geguritan (cerita pendek berbahasa Jawa dan puisi Jawa) dalam kemasan yang bersahaja ternyata mampu menyuguhkan kualitas pembacaan yang prima. Acara malam itu terkesan digarap secara sungguh-sungguh.

Ari Isdianto dan Kusuma Prabawa tengah membacakan cerkak berjudul Lasirin Dhagelan Ketoprak karya Ki Dalang Sulang di Pendapa Gamel, Gamelan Kidul, Yogyakarta, difoto: Jumat, 14 November 2014, foto: a.sartono
Ari Isdianto dan Kusuma Prabawa tengah membacakan cerkak berjudul 
Lasirin Dhagelan Ketoprak karya Ki Dalang Sulang

Kembali Forum Pemuda Gamelan yang bekerja sama dengan Dinas Pariwisata DIY dan Perkumpulan Seni Nusantara Baca menggelar Waosan Cerkak (pembacaan cerita pendek berbahasa Jawa). Acara dilaksanakan di Pendapa Dalem Gamelan, Jl. Gamelan Kidul, Yogyakarta, pada Jumat, 14 November 2014. Masing-masing pembaca cerkak adalah Kusuma Prabawa, Ari Isdianto, Sapta Sutrisno, dan Widi Hartanto. Bertindak sebagai MC dalam hal ini adalah Tedjo Badut.

Sebagai pembukaan dilakukan pelantunan tembang Asmaradana, cangkriman, dan parikan Jawa yang diiringi dengan alunan gender oleh Sugito HS. Tembang dan kidung yang dilantunkan dengan samadya (tidak keras) dalam balutan iringan gender di atas pendapa yang mungil membawa suasana “masuk” ke alam dunia Jawa masa lalu yang romantik dan esksotis. Rinai hujan yang menebarkan hawa sejuk serta remang malam semakin mendudukkan penonton untuk suntuk “mat-matan” menikmati suguhan yang kental dengan kejawaan serta dibingkai dalam tema Yogya Kembali.

Sapto Sutrisno dan Widi Hartanto dalam pembacaan cerkak berjudul Getir karya Sugito HS di Pendapa Gamel, difoto: 14 November 2014, foto: a.sartono
Sapto Sutrisno dan Widi Hartanto membacakan cerkak berjudul Getir karya Sugito HS
 

Usai pelantunan tembang, Kusuma Prabowo dan Ari Isdianto tampil membacakan cerkak Lasirin Dhagelan Ketoprak karya Masjug (Ki Dalang Sulang). Cerkak ini menceritakan tokoh Lasirin yang dari segi perwajahan dan bentuk tidak menarik, yang menjadikannya hampir selalu ditampik wanita. Ia menggembara dan akhirnya tergabung dengan grup Ketoprak Mangun Budaya. Karena kepopuleran Lasirin menjadi tokoh dagelan, grup itu justru sering disebut sebagai Ketoprak Lasirin. Tampilnya Lasirin bisa dikatakan menjadi “nyawa” utama grup ketoprak tersebut.

Saat Lasirin sakit-sakitan ia kerap tidak bisa ikut pentas, yang menyebabkan Ketoprak Mangun Budaya juga ikut sakit-sakitan. Masyarakat penggemar Ketoprak Lasirin ikut resah dan kecewa. Lasirin diobatkan oleh Pak Bandi hingga sembuh, namun ia dilarang begadang dan bergerak terlalu banyak. Namun karena Lasirin ingin ikut menghidupi teman-teman di ketopraknya serta ingin memberikan hiburan yang maksimal kepada penonton, Lasirin lupa. Begitu sembuh ia seperti mengeluarkan seluruh energi, perasaan, dan pikirannya. Lasirin akhirnya meninggal di atas panggung. Grup ketoprak itu pun ikut mati.

Sebelum cerkak kedua dibacakan, terlebih dulu ditampilkan pembacaan geguritan atau puisi Jawa oleh Yohanes Siyamta. Geguritan yang dibacakan antara lain Melik Nggendhong Lali, Gurit Parikan Bakda Coblosan, Parikan, serta Juwaheri lan Ngisin-isini. Cerkak kedua yang berjudul Getir karya Sugito HS dibacakan oleh Widi Hartanto dan Sapta Sutrisno.

Berfoto bersama seusai pentas, difoto: 14 November 2014, foto: a.sartono
Para penampil malam itu

Cerkak Getir menggambarkan retaknya rumah tangga Bu Prapto akibat isu santer yang mengabarkan bahwa Bu Prapto melakukan perselingkuhan. Pramono yang merupakan anak dari pasangan Bu Prapto dan Pak Prapto yang ada di perantauan enggan pulang ke kampung halamannya karena mendengar tentang pisah kebo dari ayah dan ibunya. Lik Tukimin selaku paman Pramono membujuk Pramono untuk pulang dan mengatasi persoalan rumah tangga tersebut. Pramono mau pulang asalkan orangtuanya rujuk kembali. Sementara itu Bu Prapto frustrasi karena kabar yang menyudutkan dirinya dan menuduh dirinya. Saking frustrasinya ia justru ingin bertindak selingkuh seperti yang dituduhkan orang selama ini.

Yohanes Siyamta tengah membacakan geguritan karyanya, difoto: 14 November 2014, foto: a.sartono
Yohanes Siyamta tengah membacakan geguritan karyanya

Pembacaan cerkak dan geguritan (cerita pendek berbahasa Jawa dan puisi Jawa) dalam kemasan yang bersahaja ternyata mampu menyuguhkan kualitas pembacaan yang prima. Acara malam itu terkesan digarap secara sungguh-sungguh. Penguasaan pembacaan dalam bahasa Jawa, nuansa, dekorasi, iringan, dan lain-lain tampak tampil tidak dalam format dadakan. Alhasil tontonan yang disuguhkan di samping sangat nikmat dikenyam juga sarat dengan “gizi”.

Naskah dan foto: ASartono

Berita budaya

Latest News

  • 02-12-14

    Membincangkan Puisi

    Wayang mungkin memang bukan hal asing bagi Gunawan Maryanto sebagai orang Jawa sekaligus yang berkecimpung di dunia pedalangan. Oleh karenanya karya... more »
  • 02-12-14

    Theresia berbicara t

    Lewat karya seni grafisnya yang dipamerkan di Bentara Budaya, Jakarta, pada 21-30 November 2014, Theresia Agustina Sitompul memanfaatkan karbon... more »
  • 02-12-14

    Sri Sultan Hamengkub

    Sri Sultan HB VIII berkunjung ke penerbit ini sekitar tahun 1936—1937. Kunjungannya diberitakan Majalah Kajawen No 14 tanggal 17 Februari 1937. Pada... more »
  • 01-12-14

    KOLABORASI BUDAYA DA

    Penonton terhibur dan menikmati serangkaian gerak tari yang lincah serta energik khas Didik Nini Thowok. Ia memadukan tari topeng khas Indonesia... more »
  • 01-12-14

    Safari Gebyar Museum

    Usai sudah kegiatan safari Gebyar Museum 2014 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY bersama 6 museum anggota Barahmus DIY. Kegiatan safari... more »
  • 01-12-14

    Nasihat Tanpa Terkes

    Buku ini bisa dijadikan bacaan penghibur hati, sekaligus untuk belajar tembang macapat. Melalui tembang-tembang tersebut seseorang memperoleh... more »
  • 29-11-14

    Prajurit Keraton Kas

    Berdasarkan hirarkhi keprajuritan keraton, di bawah Komandan (Kumendham) ada Pandhega (Kapten). Sebutan kalenggahan dari Pandhega adalah Bupati Enem... more »
  • 29-11-14

    Orang Jumat Pon Cepa

    Orang kelahiran Jumat Pon hatinya baik, kalau bicara berusaha tidak menyakiti orang lain, mendambakan kerukunan dan kedamaian keluarga dan saudara,... more »
  • 29-11-14

    Pasinaon Basa Jawa K

    Ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k = bahasa... more »
  • 29-11-14

    Kebo Bule Nongol Pad

    Konon ketika Paku Buwono II berniat memindahkan Keraton Kartasura, ia mempercayakan kepada kebo bule, yang sudah beranak pinak, untuk menemukan... more »