Katim Sang Dermawan Dunia
20 Jun 2015Selain dari serat Centhini, Macapatan Malam Rabu Pon putaran ke-138 pada 2 Juni 2015 di Tembi Rumah Budaya menembangkan tembang hari jadi Tembi Rumah Budaya karya Mbah Djoyo Sumarto. Acara malam itu dimeriahkan oleh Paguyuban karawitan Mardi Budaya dari Padokan Kidul Tirtonirmolo Bantul, pimpinan Sagiyem dan Wakijo serta dilatih oleh Sutarto.
Namanya Katim, berkebangsaan Tahyl dan tinggal di Ngarab. Walaupun ia rakyat kecil, namanya lebih terkenal dibandingkan dengan tiga raja besar dunia. Hal tersebut dikarenakan dirinya mendapat anugerah sifat ‘loma’, senang memberi dengan ikhlas atau dermawan. Jika ada satu sifat loma di dunia ini, yang separuh dibagi-bagikan kepada para dermawan se dunia, yang separuhnya untuk si Katim. Begitulah sifat loma si Katim menurut gambaran kitab Centhini.
Raja Ngerum yang terkenal murah hati, masih kalah dermawan dibanding Katim. Oleh karenanya Sang Raja penasaran dan ingin menguji Katim. Sebelumya ia mencari tahu apa yang menjadi kesukaan Katim. Hulubalang raja menceritakan bahwa Katim sangat menyukai kuda. Ia mempunyai seekor kuda kesayangan harganya 3 laksa. Tidak ada raja-raja dunia yang mempunyai kuda sebagus kuda yang dimiliki Katim. Saking cintanya, Katim tidur pun bersama kudanya. Maka kemudian diutusnya 3 mantri untuk mengantar surat kepada Katim. Isinya bahwa Raja Ngerum ingin meminta kuda kesayangan Katim.
Bersamaan dengan datang utusan raja di rumah Katim, hujan dan badai pun turun dengan amat deras. Petir menggelegar menyambar-nyambar. Katim takut keluar rumah. Padahal ia memerlukan daging untuk menjamu tamu-tamunya yang mulai kedinginan. Entah apa yang dilakukan Katim, setelah cukup lama sibuk di belakang, ia menghidangkan aneka masakan dari daging. Ketiga tamunya sangat puas atas suguhan yang dihidangkan Katim.
Dikarenakan hari sudah larut malam utusan raja tersebut menginap di rumah Katim. Pagi harinya mereka memberikan surat raja kepada Katim. Setelah membaca surat tersebut nampaklah wajah Katim menjadi pucat pasi. Utusan raja mengira bahwa Katim sangat terpukul karena sang raja berniat memboyong kuda kesayangan Katim. Anggapan utusan raja itu keliru. Jika memang raja yang menghendaki Katim akan memberikan kuda kesayangannya dengan kedua tangan dan hatinya. Namun yang membuat Katim terpukul bahwa kuda yang diinginkan raja sudah disembelih dan dagingnya disajikan dan disantap para utusan raja. Yang disayangkan Katim bahwa mengapa surat raja baru diberikan pagi ini, saat kuda yang dimaksud sudah masuk perut.
Cerita di atas merupakan cuplikan dari serat Centhini yang ditulis dalam sastra tembang macapat, Pupuh 309 seperti cuplikan berikut ini:
25. Ingkang kasêmbêlèh wau ratri
kinarya sêgahing ndika samya
kirang ulam-ulamane
kasaput jawah agung
mila datan kêna wong ngili
inggih ngupaya ulam
mila manah nglampus
turangga dadya kapragat
karya ulam ingabukti wau ratri
dutèng Rum duk miyarsa
26. Rinangkul gapyuk sigra pun Katim
iya dene nora kaya sira
ingsun kainan wingine
duta sigra mit mantuk
tan ingucap lampahing margi
prapta nagarinira
marêk ing sang prabu
katur solahing dinuta
wiwitannya prapta wismane Ki Katim
malah praptèng wasana
27. Katur sasolah bawaning Katim
Prabu Kaesar Ruming ngandika
Ki Katim paribawane
kagyat gumujêng ngguguk
goyang waktra angêmbat wêntis
bênêr dadiya loka
si Katim puniku
liwat saking lêgawèng tyas
kunêng prabu ing Ngêrum gantya winarni
sri naranatèng Ngêsam
Selain dari serat Centhini, Macapatan Malam Rabu Pon putaran ke-138 pada 2 Juni 2015 di Tembi Rumah Budaya menembangkan tembang hari jadi Tembi Rumah Budaya karya Mbah Djoyo Sumarto. Acara malam itu dimeriahkan oleh Paguyuban Karawitan Mardi Budaya dari Padokan Kidul Tirtonirmolo Bantul, pimpinan Sagiyem dan Wakijo serta dilatih oleh Sutarto. Para pesinden adalah Nika Utami Koiwati, Karsi dan Wasrini.
Macapatan dan uyon-uyon selama 3 jam, mulai dari pukul 20.00 sampai dengan pukul 23.00 dihadiri oleh para pecinta macapat dari Bantul dan sekitarnya serta dari Jakarta dan Sleman.
Mereka telah mendengar apa yang dituturkan serat Centhini, bahwa seseorang dapat menjadi besar bukan karena kedudukannya, kekuatannya maupun kekayaannya, melainkan karena keikhlasannya memberikan kepunyaannya, terlebih milik satu-satunya.
Naskah dan foto: Herjaka HS
SENI PERTUNJUKANBaca Juga
- 22-06-15
Puisi Membuka Pemeran Seni Rupa
Pada pembukaan pameran seni rupa karya Choerodin, terasa agak berbeda, karena hanya diisi dengan pembacan puisi, tanpa ada acara lain. Dengan... more » - 19-06-15
Giwang dan Ana Ratri dalam Lagu Puisi
Dua pelantun lagu puisi Ana Ratri bersama Nyoto Yoyok dan Giwang Topo tampil bersama dalam satu pentas. Keduanya memberi arti pada Malam Sastra Giri... more » - 16-06-15
Geguritan dan Puisi Dalam Satu Pentas
Malam Sastra Giri Lawu edisi ke-2 menampilkan geguritan dan puisi dalam satu pentas. Geguritan adalah puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa dan... more » - 15-06-15
Wahyu Tri Manggala Menebarkan Ketenteraman
Sesaat sebelum pagelaran pakeliran wayang purwa di Tembi Rumah Budaya pada 29 Mei 2015, Ki Parjaya S Sn seorang ‘widyaiswara’ pendidik, pengajar,... more » - 15-06-15
Pementasan Dalang Anak dan Remaja se-DIY di Tembi Rumah Budaya
Setiap tahun Sanggar Wirabudaya Bantul selalu menyelenggarakan festival dalang anak dan remaja. Namun untuk kali ini nama festival yang bagi banyak... more » - 12-06-15
Empat Penyair Tampil di InDie_coloGy Cafe
Malam Sastra Giri Lawu ke-2, yang akan diselenggarakan Sabtu, 13 Juni 2015, pukul 19.30 di InDie_coloGy Cafe, Jalan Candrakirana 14, Sagan,... more » - 11-06-15
Hujan Terakhir di Kelopak Mei
Puisi karya Slamet Riyadi Sabrawi berjudul “Hujan Terakhir di Kelopak Mei” digubah menjadi lagu dan digarap model orkestra oleh ‘Alfries and Friends... more » - 09-06-15
FMT 2015: Pertunjukan Hanyaterra Nan Memukau
Hanyaterra, kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tampil memukau dalam Festival Musik Tembi (FMT) 2015,... more » - 09-06-15
FMT 2015: Proses Menuju Musik Indonesia melalui Musik Tradisi Baru
Berdasarkan penilaian pengamat musik dan audiens, diputuskan lima terpilih yang masuk dalam album kompilasi MTB 2015 adalah Kemlaka, Kelu, Ruas Bambu... more » - 08-06-15
Mereka Juga Meramaikan Panggung SBP
Para pembaca puisi ini kebanyakan sudah berulang kali datang menghadiri Sastra Bulan Purnama (SBP), sehingga memang sudah mengenal acara ini. Namun... more »
Artikel Terbaru
- 25-06-15
OK Video 2015 Worksh
Festival seni media berskala internasional, OK Video – Indonesia Media Arts Festival, kembali hadir. Bertempat di Galeri Nasional Indonesia tahun ini... more » - 25-06-15
Sisa Peninggalan Tua
Rumah penginapan atau orang sering menyebutnya sebagai Hotel Tuan John Kersch sekarang sudah tidak berbekas lagi. Hotel itu berada di sebelah barat... more » - 24-06-15
Pendok Bunton dalam
Disebut Pendok Bunton karena pendok ini menutup seluruh bagian gandar dari warangka (sarung) keris. Pada umumnya, keris berpendok Bunton banyak... more » - 24-06-15
Slamet Riyadi Sabraw
Sejak masih sebagai mahasiswa, Slamet selain dikenal sebagai penyair, dia juga ikut mengelola majalah kampus “Gelora Mahasiswa” bersama diantaranya... more » - 23-06-15
Ruang Selfie dari Ar
Artjog dalam perkembangannya memang telah menjadi fenomena kebudayaan, yang memberi ruang kepada siapa saja untuk ikut merespon’ karya-karya yang... more » - 23-06-15
Upacara Peh Cun Tanp
Peringatan hari besar Peh Cun biasanya dimeriahkan dengan festival barongsai, tapi untuk tahun 2015 ini hal itu tidak dilakukan. Ini semua untuk... more » - 22-06-15
Puisi Membuka Pemera
Pada pembukaan pameran seni rupa karya Choerodin, terasa agak berbeda, karena hanya diisi dengan pembacan puisi, tanpa ada acara lain. Dengan... more » - 22-06-15
Cheng Ho, Salah Satu
Dalam pelayaran tersebut Cheng Ho mengemban misi kemiliteran, kebudayaan dan diplomatik. Cheng Ho banyak membantu dalam menyebarkan agama Islam di... more » - 22-06-15
Perpisahan dengan Ou
Sebelum mereka berpisah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi yaitu SMP, para siswa SD Marsudirini Yogyakarta kelas 6 C mengadakan... more » - 20-06-15
Katim Sang Dermawan
Selain dari serat Centhini, Macapatan Malam Rabu Pon putaran ke-138 pada 2 Juni 2015 di Tembi Rumah Budaya menembangkan tembang hari jadi Tembi Rumah... more »