Giwang dan Ana Ratri dalam Lagu Puisi
19 Jun 2015Dua pelantun lagu puisi Ana Ratri bersama Nyoto Yoyok dan Giwang Topo tampil bersama dalam satu pentas. Keduanya memberi arti pada Malam Sastra Giri Lawu, dan melalui keduanya orang bisa tahu, bahwa puisi selain dibacakan sudah terbiasa untuk dilagukan. Dengan demikian pertunjukan sastra tidak hanya berarti membaca puisi, tetapi menafsirkannya secara lain dalam hal ini menggubah puisi menjadi lagu.
Giwang Topo dan Ana Ratri dua pelantun lagu puisi yang sering tampil dalam acara pembacaan sastra maupun pembukaan pameran dan beberapa acara lain. Keduanya tampil tidak bersamaan, karena Ana Ratri mengalunkan lagu puisi dengan diiringi petikan gitar Nyoto Yoyok, dan Giwang tampil sendiri memetik gitar dan mengalunkan lagu puisi.
Keduanya tampil bersama dalam ‘Malam Sastra Giri Lawu ke-2’, Sabtu 13 Juni 2015 di InDie_coloGy Cafe, Jalan Candra Kirana 14, Sagan, Yogyakarta. Ana Ratri, lagi-lagi diiringi petikan gitar Nyoto Yoyok, yang tak lain suaminya sendiri dan mengalunkan dua lagu puisi karya Ana Ratri.
Kedua pemain ini selalu tampil akrab di beberapa pementasan, dan berulangkali sudah tampil mengalunkan lagu puisi di Sastra Bulan Purnama Tembi Rumah Budaya. Ana dan Nyoto seperti pasangan yang tak terpisahkan, baik dalam hidup keseharian maupun dalam pertunjukan sastra, atau pertunjukan seni lainnya.
Suara Ana Ratri enak didengar dan diiringi petikan gitar yang lembut. Selalu saja keduanya siap kapan diminta untuk tampil, sepertinya lagu puisi dan petikan gitar sudah menyatu dalam diri keduanya, sehingga tanpa repot, begitu naik di atas panggung, petikan gitar dimulai dan ditimpa dengan suara Ana Ratri.
Keduanya bukan hanya kompak dalam pentas, dalam bebagai aktivtas seni keduanya saling mengisi dan bersinergi dengan kesenian lainnya. Keduanya juga tidak asing dengan seni teater atau seni rupa. Pada perhelatan dua jenis kesenian itu, keduanya sering ikut tampil, apalagi ketika Sanggarbambu punya hajat pameran seni rupa atau pentas teater, Ana Ratri dan Nyoto Yoyok bisa dipastikan ada di situ.
Giwang Topo, seperti halnya Ana Ratri dan Nyoto Yoyok, tak bisa dipisahkan dari lagu puisi. Kapan dia dikirimi puisi, dengan segera akan menggubahnya menjadi lagu. Maka, puisi karya Whani Darmawan ketika sampai ditangannya dia gubah menjadi lagu, dan mengalunkan lagu itu di ‘Malam Sastra Giri Lawu’.
Giwang tampil setelah Ana dan Nyoto Yoyok pentas. Ketika melihat gitar, wajah Giwang tampak berseri, dan tak ada pilihan lain penyelenggara memanggil Giwang sambil menyodorkan gitar. Seperti sudah refleks, begitu memegang gitar lagu puisi tak bisa dihalangi untuk dinyanyikan.
“Saya sebenarnya datang di acara ‘Malam Sastra Giri Lawu’ ini untuk menikmati Ana Ratri mengalunkan lagu, eh kok secara mendadak diminta untuk tampil, dan saya akan membawakan satu lagu puisi,” kata Giwang Topo mengawali.
Satu lagu usai, yang dinyanyikan dengan suara mantap, dan tepuk tangan hadirin mengiringi serta ada suara dari penonton yang meminta menyayikan satu lagu puisi lagi. “Masak cuma satu lagu, tambah satu lagi dong, “ teriak Bambang Heras, seorang perupa.
Giwang tak bisa menolak permintaan dan dia kembali mengalunkan satu lagu puisi karya Whani Darmawan, seorang aktor teater. “Saya akan bawakan satu lagu dari puisi Whani, yang saya lupa judulnya,” kata Giwang
Dua pelantun lagu puisi Ana Ratri bersama Nyoto Yoyok dan Giwang Topo tampil bersama dalam satu pentas. Keduanya memberi arti pada Malam Sastra Giri Lawu, dan melalui keduanya orang bisa tahu, bahwa puisi selain dibacakan sudah terbiasa untuk dilagukan. Dengan demikian pertunjukan sastra tidak hanya berarti membaca puisi, tetapi menafsirkannya secara lain dalam hal ini menggubah puisi menjadi lagu. Ana Ratri, Nyoto Yoyok dan Giwang Topo tidak pernah lelah melantunkan lagu puisi di sejumlah pementasan kesenian.
Ons Untoro
Foto: Agus
Baca Juga
- 22-06-15
Puisi Membuka Pemeran Seni Rupa
Pada pembukaan pameran seni rupa karya Choerodin, terasa agak berbeda, karena hanya diisi dengan pembacan puisi, tanpa ada acara lain. Dengan... more » - 20-06-15
Katim Sang Dermawan Dunia
Selain dari serat Centhini, Macapatan Malam Rabu Pon putaran ke-138 pada 2 Juni 2015 di Tembi Rumah Budaya menembangkan tembang hari jadi Tembi Rumah... more » - 16-06-15
Geguritan dan Puisi Dalam Satu Pentas
Malam Sastra Giri Lawu edisi ke-2 menampilkan geguritan dan puisi dalam satu pentas. Geguritan adalah puisi yang ditulis menggunakan bahasa Jawa dan... more » - 15-06-15
Wahyu Tri Manggala Menebarkan Ketenteraman
Sesaat sebelum pagelaran pakeliran wayang purwa di Tembi Rumah Budaya pada 29 Mei 2015, Ki Parjaya S Sn seorang ‘widyaiswara’ pendidik, pengajar,... more » - 15-06-15
Pementasan Dalang Anak dan Remaja se-DIY di Tembi Rumah Budaya
Setiap tahun Sanggar Wirabudaya Bantul selalu menyelenggarakan festival dalang anak dan remaja. Namun untuk kali ini nama festival yang bagi banyak... more » - 12-06-15
Empat Penyair Tampil di InDie_coloGy Cafe
Malam Sastra Giri Lawu ke-2, yang akan diselenggarakan Sabtu, 13 Juni 2015, pukul 19.30 di InDie_coloGy Cafe, Jalan Candrakirana 14, Sagan,... more » - 11-06-15
Hujan Terakhir di Kelopak Mei
Puisi karya Slamet Riyadi Sabrawi berjudul “Hujan Terakhir di Kelopak Mei” digubah menjadi lagu dan digarap model orkestra oleh ‘Alfries and Friends... more » - 09-06-15
FMT 2015: Pertunjukan Hanyaterra Nan Memukau
Hanyaterra, kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, tampil memukau dalam Festival Musik Tembi (FMT) 2015,... more » - 09-06-15
FMT 2015: Proses Menuju Musik Indonesia melalui Musik Tradisi Baru
Berdasarkan penilaian pengamat musik dan audiens, diputuskan lima terpilih yang masuk dalam album kompilasi MTB 2015 adalah Kemlaka, Kelu, Ruas Bambu... more » - 08-06-15
Mereka Juga Meramaikan Panggung SBP
Para pembaca puisi ini kebanyakan sudah berulang kali datang menghadiri Sastra Bulan Purnama (SBP), sehingga memang sudah mengenal acara ini. Namun... more »
Artikel Terbaru
- 26-06-15
OK Video 2015 Tampil
Masih dalam rangkaian OK Video 2015, kumpulan arsip hasil penelitian tentang cerita pendek berjudul ‘Langit Makin Mendung’ karangan Ki Pandjikusmin... more » - 26-06-15
Mario Kahitna Masuk
Selain seni suara dan musik, pria kelahiran Jakarta 11 Maret 1982 ini mengaku sangat menyukai hal-hal yang berbau desain busana. Desain pertama Mario... more » - 25-06-15
OK Video 2015 Worksh
Festival seni media berskala internasional, OK Video – Indonesia Media Arts Festival, kembali hadir. Bertempat di Galeri Nasional Indonesia tahun ini... more » - 25-06-15
Sisa Peninggalan Tua
Rumah penginapan atau orang sering menyebutnya sebagai Hotel Tuan John Kersch sekarang sudah tidak berbekas lagi. Hotel itu berada di sebelah barat... more » - 24-06-15
Pendok Bunton dalam
Disebut Pendok Bunton karena pendok ini menutup seluruh bagian gandar dari warangka (sarung) keris. Pada umumnya, keris berpendok Bunton banyak... more » - 24-06-15
Slamet Riyadi Sabraw
Sejak masih sebagai mahasiswa, Slamet selain dikenal sebagai penyair, dia juga ikut mengelola majalah kampus “Gelora Mahasiswa” bersama diantaranya... more » - 23-06-15
Ruang Selfie dari Ar
Artjog dalam perkembangannya memang telah menjadi fenomena kebudayaan, yang memberi ruang kepada siapa saja untuk ikut merespon’ karya-karya yang... more » - 23-06-15
Upacara Peh Cun Tanp
Peringatan hari besar Peh Cun biasanya dimeriahkan dengan festival barongsai, tapi untuk tahun 2015 ini hal itu tidak dilakukan. Ini semua untuk... more » - 22-06-15
Puisi Membuka Pemera
Pada pembukaan pameran seni rupa karya Choerodin, terasa agak berbeda, karena hanya diisi dengan pembacan puisi, tanpa ada acara lain. Dengan... more » - 22-06-15
Cheng Ho, Salah Satu
Dalam pelayaran tersebut Cheng Ho mengemban misi kemiliteran, kebudayaan dan diplomatik. Cheng Ho banyak membantu dalam menyebarkan agama Islam di... more »