Sanding Gendhing yang Mempesona

Author:editorTembi / Date:21-05-2014 / Pertunjukan ini memberikan proses belajar kepada pengrawit-pengrawit cilik, supaya mengerti makna dari karawitan dan mengenal karakter dari alat gamelan yang mereka mainkan, sehingga dalam bermain mereka bisa dengan sepenuh hati dan suara gamelan yang ditabuh terasa menjadi tambah hidup.

Pertunjukan Sanding Gendhing memadukan antara karawitan tembang dan teater di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, foto: facebook Pardiman
Salah satu pertunjukan Sanndhing Gendhing

Ini pertunjukan karawitan yang dimainkan oleh anak-anak remaja, bahkan termasuk anak TK dan SD, bukan karawitan yang dimainkan oleh para pengrawit sepuh. Pertunjukan yang diberi tajuk ‘Orkestra Sandhing Gendhing’, dimainkan olen anak-anak TK sampai SMA pada Jumat malam 9 Mei 2014 di Concert Hall Taman Budaya, Jalan Sriwedari 1, Yogyakarta.

Surya, anak yang berperan sebagai dirigen, membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal. Karena, setiap kali stik yang dipakainya untuk memandu, digerakkan ke atas, bunyi gamelan ikut bersuara tinggi. Ketika tangannya diacungkan lagi ke atas, suara gamelan semakin meninggi. Surya kebingungan, dan stik dilempar ke lantai panggung. Musik berhenti.

Namun, ketika Surya mengambil stik itu, suara gamelan kembali berbunyi, dan dilempar lagi, gemelang berhenti. Suasana seperti itu, dibarengi gelak tawa dari hadirin mengisi ruang pertunjukan.

Surya, seorang anak, selain ikut menabuh gamelan juga berperan sebagai dirigen dalam pergelaran Sanding Gendhing di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, foto: facebook Pardiman
Surya menjadi dirigen

Pertunjukan Sandhing Gendhing bukan sekadar menampilkan karawitan, tetapi memadukan pertunjukan teater. Ada penampilan perempuan muda yang menembang tembang, dan ada juga beberapa perempuan yang tampil dengan tarian. Dengan demikian, Sandhing Gendhing memadukan anatara karawitan, teater, tarian dan tembang. Penampilan teater lebih sebagai performance, buka kisah cerita yang dijalin sendiri.

Para penampil Sandhing Gendhing dari kelompok yang mewakili empat Kabupaten: Kulonprogo, Gunung Kidul, Sleman dan Bantul, serta Pemerintah Kota Yogya. Dari masing-masing kelompok ditemani oleh seorang komposer gendhing dan memainkan tema gendhing yang berbeda.

Gunung Kidul menampilkan Kelompok Aji Saka pimpinan Roni A Wahyudi, menyajikan gendhing Jawakarta. Bergada Menoreh dari Kulonprogo pimpinan Mujiyanto menampilkan gendhing Jogja Kita Kota budaya, dan Gumalanging Tekad dari Sleman yang dipimpin Fajar Cothiet menyajikan gendhing Swara Gangsa. Dari Bantul menampilkan kelompok Tirta Kencana dipimpin Saryanto menyajikan gendhing Bermain Gamelan, dan Kota Yogyakarta menghadirkan kelompok Carajawen pimpinan Anon Suneka membawakan Gendhingku.

Pardiman Djoyonegoro, direktur produksi Pagelaran Orkestra Sandhing Gendhing mengatakan bahwa pertunjukan ini memberikan proses belajar kepada pengrawit-pengrawit cilik, supaya mengerti makna dari karawitan dan mengenal karakter dari alat gamelan yang mereka mainkan, sehingga dalam bermain mereka bisa dengan sepenuh hati dan suara gamelan yang ditabuh terasa menjadi tambah hidup.

“Karena, setelah bisa menabuh gamelan, lebih-lebih anak-anak SMP sampai SMA, bahkan juga orang tua, belum tentu tahu maknanya apalagi menjiwai karakter dari gamelan yang ditabuh. Dengan pergelaran Sandhing Gendhing, kita bukan hanya sekadar mengajak menabuh gamelan, melainkan sekaligus mengerti dan memaknai,” ujar Pardiman.

Anak-anak muda diperkenalkan seni karawatina dan diberi ruang pentas dalam pargelaran Sandhing Gendhing di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, foto: facebook Pardiman
Salah satu kelompok pengrawit muda

Pergelaran Orkestra Sandhing Gendhing ini dipenuhi penonton. Tak ada kursi kosong tersisa di ruang pertunjukan Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta. Bahkan ada penonton yang duduk di lantai lantaran tak kebagian kursi. Bukan karena pertunjukan gratis, tetapi perhatian terhadap karawatin terasa terlihat tumbuh di Yogyakarta.

Panggung Concert Hall Taman Budaya dipenuhi peralatan karawitan, dan masing-masing kelompok mengambil tempat yang sudah disediakan. Semua kelompok sudah siap diatas panggung dan duduk dimasing-masing posisi yang sudah disediakan, sehigga ketika giliran memainkan musik gamelan sorot lampu mengarah pada yang sedang tampil, dan pada bagian kelompok lainnya lampu gelap, atau setidaknya remang-remang.

Dengan pola pertunjukan seperti itu “Pagelaran Orkesta Sandhing Gendhing; menjadi terasa hidup, apalagi gendhing-gendhing dolanan ditampilkan, sehingga membuat orang mengenali jenis gendhingnya.

Sandhing Gendhing merupakan satu terobsan pertunjukan karawitan untuk anak-anak muda.

Ons Untoro

Peristiwa budaya

Latest News

  • 23-05-14

    Ada Mastodon di Muse

    Di museum yang terletak di Jalan Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta ini, para pelajar dan masyarakat dapat belajar berbagai koleksi yang berkaitan... more »
  • 23-05-14

    Konser Gala Orkes Ma

    Tahun ini, ‘Gala Concert’ kembali terasa spesial karena rekan-rekan mahasiswa dipimpim oleh konduktor tamu dari Jepang, Kanako Abe dan host konduktor... more »
  • 23-05-14

    Perbincangan Tentang

    Sebagai kota kecamatan, Lasem masih ramai. Bahkan bisa dikatakan kota kedua teramai setelah Ibukota Kabupaten Rembang. Pilihan kata Tiongkok Kecil... more »
  • 22-05-14

    Calon Mono Durung Me

    Pepatah ini mengajarkan kepada kita bahwa apa pun yang masih belum terjadi atau bersifat calon selalu saja memiliki kemungkinan untuk tidak terjadi... more »
  • 22-05-14

    Deniar Titih Aldyan,

    Deniar yang masih sekolah di SDN Loktabat 1 Kota Bantarbaru, Kalimantan Selatan, ini memainkan tokoh-tokoh wayang dengan cekatan dan lincah. Ditambah... more »
  • 22-05-14

    Karya Arsitek Romo M

    Karena lebih dari sekadar fisik, arsitektur Romo Mangun akan dapat dipahami dan dirasakan dengan lebih baik jika diikuti dengan membaca tulisannya... more »
  • 21-05-14

    Situs Gunung Padang.

    Judul : Situs Gunung Padang. Misteri dan Arkeologi  Penulis : Ali Akbar  Penerbit : Change Publication, 2014, Jakarta  Bahasa... more »
  • 21-05-14

    Membaca Puisi di Ten

    Hujan pun bertambah deras. Puisi terus dibacakan. Bunyi hujan sekaligus menjadi musik bagi pembacaan puisi Sastra Bulan Purnama edisi ke-32 yang... more »
  • 21-05-14

    Sanding Gendhing yan

    Pertunjukan ini memberikan proses belajar kepada pengrawit-pengrawit cilik, supaya mengerti makna dari karawitan dan mengenal karakter dari alat... more »
  • 20-05-14

    Retno Maruti, Tak Ke

    Pertunjukan tari selain sebagai santapan mata, juga bisa menjadi santapan batin yang konon bisa membuat orang bisa berpikir lebih positif. Itu yang... more »