Karya Arsitek Romo Mangun Berdimensi Sosial
Author:editorTembi / Date:22-05-2014 / Karena lebih dari sekadar fisik, arsitektur Romo Mangun akan dapat dipahami dan dirasakan dengan lebih baik jika diikuti dengan membaca tulisannya untuk mengetahui pandangannya, atau mengetahui aktivitas dan peristiwa yang berhubungan dengan karya itu.
Bangunan karya Romo Mangun di Sendangsono
Selain dikenal sebagai sastrawan yang telah menghasilkan banyak novel Romo Mangun, panggilan dari YB Mangunwijaya adalah seorang arsitek, yang telah menghasilkan banyak karya arsitektural. Dalam diskusi yang diselenggarakan Forum Mangunwijaya, Rabu, 7 Mei 2014 di Hotel Santika, Jalan Jendral Sudirman, Yogyakarta, dengan tema ‘Melacak Visi Dan Gerakan Humanisme Y.B. Manunwijaya’, salah seorang narasumber, Erwinto Napitupulu, arsitek, mengupas sisi arsitektural karya Romo Mangun.
Erwin, panggilan dari Erwinto Napitupulu, melihat, salah satu hal yang paling menonjol dari Romo Mangun adalah konsistensi dan integritas pada apa yang digelutinya, sehingga ketika seseorang ingin memahami karya arsitekturnya, tidak akan cukup dengan melihatnya secara kasat mata, apalagi hanya dengan dimensi arsitektur. Karena, karya-karya arsitekturnya seringkali terkait dengan aktivitasnya di bidang yang lain.
“Contoh yang paling dikenal adalah pemukiman di tepi Kali Code, yang sebenarnya merupakan peristiwa dengan permasalahan berdimensi sosial-politik yang lebih besar ketimbang dimensi arsitektural,” kata Erwin.
Romo Mangun, demikian Erwin menjelaskan, merupakan salah satu arsitek yang seringkali dijadikan idola oleh banyak mahasiswa arsitektur dan juga oleh mereka yang sudah berprofesi sebagai arsitek.
“Yang cukup menggembirakan adalah sebagian, meski jumlahnya tidak banyak, dari mereka yang mengidolakan Romo Mangun sebagai arsitek, juga mau berkiprah di bidang arsitektur yang dekat dengan sosial, seperti perumahan masyarakat bawah dengan kepekaan terhadap lingkungan, baik di area perkotaan maupun pedesaan,” ujar Erwinto
Dalam diskusi ini Erwin menyajikan beberapa foto karya arsitektural Romo Mangun. Memang sebagian besar merupakan bangunan gereja, tetapi sebenarnya Romo Mangun juga mengerjakan rumah-rumah pribadi, seperti rumah Prof Dr Arief Budiman di Salatiga, atau juga bangunan Bentara Budaya Jakarta.
Bangunan karya Romo Mangun di tepi Kali Code
Foto-foto karya arsitektural Romo Mangun yang diperlihatkan Erwin ada yang terletak di Klaten, Bandung, Jakarta, Yogya dan beberapa tempat lainnya. Foto arsitektural yang di Yogya misalnya pemukiman di Kali Code, tempat ziarah Sendangsono dan rumah tinggal Romo Mangun, yang sekarang untuk kantor Yaysan Dinamika Edukasi Dasar, lembaga yang didirikan Romo Mangun di Gang Kuwera, Jalan Affandi, Yogyakarta.
“Namun ada beberapa karya arsitektural Romo Mangun yang sudah diubah, atau sedikitnya ada tambahan bangunan lain, yang sama sekali bertolak belakang dengan desain arsitektural karya Romo Mangun,” jelas Erwin.
Salah satu hal yang membuat karya-karya arsitektural Romo Mangun menjadi lebih bermakna, lanjut Erwin, adalah karena ada cerita di balik karya-karya itu, baik cerita bagaimana sampai karya itu direncanakan dibuat, sampai pada cerita perwujudannya.
Karena lebih dari sekadar fisik, arsitektur Romo Mangun akan dapat dipahami dan dirasakan dengan lebih baik jika diikuti dengan membaca tulisannya untuk mengetahui pandangannya, atau mengetahui aktivitas dan peristiwa yang berhubungan dengan karya itu.
“Apa yang berasal dari hati akan lebih bisa dipahami dan dinikmati dengan hati,” kata Erwin.
Ada banyak komentar dari berbagai kalangan termasuk arsitek, ketika diminta menilai bangunan karya Romo Mangun. Erwin menganalogikan karya arsitektural Romo Mangun seperti batik tulis. Sebab, batik tulis lebih bernilai ketimbang batik cap, karena pengerjaannya butuh waktu kerja yang tinggi, perlu keterampilan khusus yang bisa dipelajari, ketidaksempurnaan pada perulangan garis-garis hasil tarikan tangan justru menambah tinggi nilai seninya.
“Dan yang paling penting, batik tulis, meskipun mahal, tidak ‘berteriak’ minta diperhatikan ketika dikenakan. Karena itulah semua bangunan karya Romo Mangun terkesan tenang, sederhana, bahkan hidup,” ujar Erwinto.
Ons Untoro
Peristiwa budayaLatest News
- 23-05-14
Ada Mastodon di Muse
Di museum yang terletak di Jalan Babarsari 2 Tambakbayan Yogyakarta ini, para pelajar dan masyarakat dapat belajar berbagai koleksi yang berkaitan... more » - 23-05-14
Konser Gala Orkes Ma
Tahun ini, ‘Gala Concert’ kembali terasa spesial karena rekan-rekan mahasiswa dipimpim oleh konduktor tamu dari Jepang, Kanako Abe dan host konduktor... more » - 23-05-14
Perbincangan Tentang
Sebagai kota kecamatan, Lasem masih ramai. Bahkan bisa dikatakan kota kedua teramai setelah Ibukota Kabupaten Rembang. Pilihan kata Tiongkok Kecil... more » - 22-05-14
Calon Mono Durung Me
Pepatah ini mengajarkan kepada kita bahwa apa pun yang masih belum terjadi atau bersifat calon selalu saja memiliki kemungkinan untuk tidak terjadi... more » - 22-05-14
Deniar Titih Aldyan,
Deniar yang masih sekolah di SDN Loktabat 1 Kota Bantarbaru, Kalimantan Selatan, ini memainkan tokoh-tokoh wayang dengan cekatan dan lincah. Ditambah... more » - 22-05-14
Karya Arsitek Romo M
Karena lebih dari sekadar fisik, arsitektur Romo Mangun akan dapat dipahami dan dirasakan dengan lebih baik jika diikuti dengan membaca tulisannya... more » - 21-05-14
Situs Gunung Padang.
Judul : Situs Gunung Padang. Misteri dan Arkeologi Penulis : Ali Akbar Penerbit : Change Publication, 2014, Jakarta Bahasa... more » - 21-05-14
Membaca Puisi di Ten
Hujan pun bertambah deras. Puisi terus dibacakan. Bunyi hujan sekaligus menjadi musik bagi pembacaan puisi Sastra Bulan Purnama edisi ke-32 yang... more » - 21-05-14
Sanding Gendhing yan
Pertunjukan ini memberikan proses belajar kepada pengrawit-pengrawit cilik, supaya mengerti makna dari karawitan dan mengenal karakter dari alat... more » - 20-05-14
Retno Maruti, Tak Ke
Pertunjukan tari selain sebagai santapan mata, juga bisa menjadi santapan batin yang konon bisa membuat orang bisa berpikir lebih positif. Itu yang... more »