Stasiun-stasiun Kecil di Jogja (1)

Stasiun-stasiun Kecil di Jogja (1)

Sistem transportasi massal kereta api diperkenalkan di bumi Nusantara oleh kolonialis Belanda pada tahun 1864. Tanggal 17 Juni pada tahun yang sama Gubernur Jenderal Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van Beele meletakkan batu pertama pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Semarang-Tanggung, Surakarta. Penggunaan jalur ini diresmikan pengoperasiannya tanggal 10 Agustus 1867. Sedangkan pengoperasian kereta api dilakukan oleh Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapaij atau Perusahaan Perkeretaapian Hindia Belanda.

Jalur tersebut di atas terus dikembangan ke Kota Jogja (Lempuyangan). Lempuyangan menjadi stasiun pertama yang dibangun dan dioperasikan. Peresmian pengoperasiannya dilaksanakan tanggal 2 Maret 1872. Jalur itu menghubungan Semarang-Jogja. Stasiun Tugu sendiri mulai dibangun tanggal 2 Mei tahun 1887. Jalur Surakarta-Jogja dibangun mulai tahun 1899. Kereta penumpang pertama mulai beroperasi tanggal 1 Februari 1905.

Stasiun-stasiun Kecil di Jogja (1)

Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Tugu sampai sekarang masih tetap berdiri kokoh dan fungsional. Sementara stasiun-stasiun kecil yang menjadi mata rantai dari rel-rel yang kemudian dibangun di berbagai daerah mulai hilang dan kalaupun ada mulai kehilangan fungsinya sebagai stasiun. Ada yang dirobohkan dan di atasnya didirikan sekolahan. Ada yang dirobohkan dan di atasnya didirikan rumah hunian, warung, kios, puskesmas, dan lain-lain. Rel-rel yang merangkaikan stasiun-stasiun kecil di Jogja pun telah lama banyak yang hilang atau tidak tampak lagi di atas permukaan tanah.

Stasiun-stasiun lama yang berkapasitas relatif kecil ini cukup menarik untuk disimak keberadaannya. Tembi yang penasaran dengan keberadaan stasiun-stasiun lama di Jogja ini mencoba melacaknya. Tembi berangkat dari Tembi, Timbulharjo langsung menuju Stasiun Ngabean di sisi barat Jl. Wachid Hasyim. Keletakan Stasiun Ngabean ini sekarang menjadi satu dengan area parkir bus wisata. Stasiun ini memiliki arah hadap ke barat, sementara Jalan Wachid Hasyim berada di belakang dari bangunan ini. Sisa-sisa rel yang pernah digunakan untuk perlintasan kereta api di dekat stasiun ini masih dapat disaksikan. Demikian pula sisa-sisa roda besi dari kereta api masih bisa dilihat di seputaran stasiun ini.

Stasiun-stasiun Kecil di Jogja (1)

Tembi mencoba masuk ke teras stasiun ”mati” ini. Terasnya cukup luas. Mungkin teras tersebut dulunya memang sengaja dibangun cukup luas agar mampu menampung antrean sekian banyak calon penumpang. Tembi mencoba merangkai imajinasi, seolah Tembi memang sedang menunggu kedatangan kereta api yang akan mengangkut Tembi. Teras dari Stasiun Ngabean ini relatif nyaman digunakan untuk tempat transit penumpang. Pada zamannya, stasiun kecil ini pasti cukup menaikkan dan menurunkan penumpang. Sibuk mengatur jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api.

Stasiun Ngabean, siapa lagi yang masih mengingat jasamu. Siapa pula yang masih ingat akan rangkaian hidupnya sendiri yang dulunya barangkali pernah pula merajut cerita denganmu. Bahkan bukan hanya sekali, tetapi mungkin puluhan atau ribuan kali. ...

Stasiun-stasiun Kecil di Jogja (1)

bersambung

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta