Tembi

Yogyakarta-yogyamu»MODEL POTONG RAMBUT, TIDAK LENYAP SETELAH ADA SALON

01 Jan 2008 04:22:00

Yogyamu

MODEL POTONG RAMBUT: TIDAK LENYAP SETELAH ADA SALON

Di Yogyakarta dulu ada sebutan "ngisor ringin" untuk menunjuk tukang potong rambut yang membuka jasanya di bawah pohon ringin yang ada dipinggir alun-alun utara Yogyakarta. Potong rambut "ngisor ringin" ini memang dikenal oleh masyarakat Yogyakarta, karena jasa potong dilakukan secara terbuka dan setiap orang yang lewat di alun-alun utara bisa melihatnya. Kadang juga, sering untuk ledekan, kalau ada jenis rambut yang teknis pangkasnya jelek, sering dikatain sebagai potonge ning ngisor ringin (pangkasnya di bawah pohon beringin).

Di Yogyakarta, setidaknya sebelum menjamurnya salon, ada banyak tempat untuk pangkas rambut. Jenis pekerjaan ini dilakukan oleh laki-laki dan biasanya buka pada malam hari. Tapi ada juga yang anytime: sewaktu-waktu ada relasi yang akan pangkas selalu siap. Ada tukang potong rambut yang membuka jasanya di rumah tinggalnya, namun ada juga yang menyewa satu tempat dan dipakai untuk tempat jasa potong rambut.

Sebagai contoh kasus, di kampung Kadipaten Kidul, di wilayah njeron beteng Kraton, yang tidak jauh dari alun-alun utara, pada tahun 1980-an ada tukang potong rambut yang cukup dikenal dan setiap hari selalu saja orang yang ngantri untuk potong. Setiap malam -tukang potong rambut ini buka pkl 19.00 wib-tidak kurang 10 orang selalu menanti giliran.

Begitulah potong rambut tradisional. Sampai sekarang jenis potong rambut seperti itu tidak lenyap, meskipun di Yogya ada banyak salon sebagai jenis/model potong rambut yang modern, dan tukang jasa potongnya perempuan. Jenis potong salon ini, sebagaimana dulu tukang potong rambut, juga mudah di jumpai di sembarang tempat, selain di pusat-pusat perbelanjaan, salon juga bisa ditemui di dalam perkampungan.

Begitulah jasa potong rambut di Yogyakarta, meskipun telah muncul teknologi potong rambut, yang disebut sebagai salon, tetapi jenis potong rambut tradisional masih tetap hidup dan mempunyai tidak sedikit konsumen. Potong rambut, pada akhirnya bukan sekedar proses menata dan merapikan rambut yang sudah panjang, tetapi lebih dari itu telah menjadi simbol status sosial. Salon sebagai wujud dari status sosial itu.

Namun tidak semua masyarakat menerima salon dan menolak jasa potong tradisional. Buktinya masih ada tempat jasa potong tradisional, yang laik disebut tukang potong, bukan salon, meskipun sama-sama mamangkas rambut.

Perubahan wacana dari tukang potong ke salon memberi implikasi sosial dan ekonomis.

Apakah anda ingin potong? Silahkan ke Yogya. Jika mau di gundul………..

Teks: Ons Untoro. Foto-foto Didit Priyo Daladi.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta