Tembi

Yogyakarta-tempo-doeloe»Jl. KH. DAHLAN NGABEAN TAHUN 1930

17 Oct 2007 09:31:00

Djogdja Tempo Doeloe

Jl. KH. DAHLAN -NGABEAN TAHUN 1930

Menyebut jalan KH. Dahalan arah jalan yang mebujur dari perempatan kantor Pos besar ke barat, dulu orang menyebutnya Ngabean. Di tepi sepanjang Jl. Ngabean ini, pada ujung awalnya terdapat bangunan, yang sekarang dikenal sebagai Bank BNI. Tak banyan berubah konstruksinya kecualia variasi disana sini. Ini ujung sebelah selatan, Ujung sebelah utara terdapat bangunan, yang pada tahun 1970-an dikenal sebagai Seni Sono, atau pada itu waktu dikenal dengan nama "kamar bola". Selain Seni Sono ada bangunan yang dikenal sebagai kantor Kanwil departemn penerangan DIY. Kedua bangunan tersebut sekarang sudah tidak ada. Keduanya telah menyatu atau disatukan dengan Istana Negara "Gedoeng Agoeng".

Lintas arah jl. Ngabean, sekarang dikenal dengan Jl. KH. Dahlan, pada tahun 1930,. Setidaknya bisa dilihat dari foto yang tertera, masih ada kesejukan, ini bisa dibuktikan masih ada pohon di tepi jalan Ngabean. Tentu juga, lalu lintasnya belum semrawut, seperti sekarang. Karena, selain jumlah transprtasi masih sangat terbatas, jumlah penghuni atau warga Yogya, yang melewati jalan Ngabean juga masih sangat terbatas.

Jarak 72 tahun, terhitung dari tahun 1930-2002, untuk sebuah bangunan fisik seperti di Jl,Ngabean telah mengalami banyak perubahan, bahkan nyaris berubah total, kecuali bangunan bank BNI misalnya. Usia 72 tahun, untuk sebuah proses pembangunan adalah upaya untuk mengubah wajah. Ngabean tahun 1930, yang berada di tengah kota Kasultanan Ngayogyakarta, yang hanya bejarak beberapa ratus meter dengan Kraton Ngayogyakarta, atau bahkan bisa disebut, Ngabean merupakan jalan utama pintu masuk Kraton dari sebelah barat. Meski sekarang masih sebagai jalan pintu masuk Kraton, tetapi tidak lagi menjadi pintu utama, karena untuk memasuki Kraton Ngayogyakarta, sekarang, bisa masuk melalui beberapa pintu.

Melihat foto Ngabean tahun 1930, orang bisa mengingat akan masa silam, yang kini tidak lagi bisa dilihat ulang, kecuali melalui dokumentasi foto atau film, kalau mungkin dokumentasi filmnya ada. Hanya dengan cara itu, orang kembali mengingat masa silam. Umpama bangunan-bangunan kuno di Yogya tidak dijaga kelestariannnya, barangkali generasi berikutnya tidak mengenal Yogya pada masa silam.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta