Eross Chandra Pingin jadi Koki

Eross Chandra Pingin jadi Koki

Keluarga, tidak bisa dipungkiri punya pengaruh kuat dalam pembentukkan karakter yang bisa menjadi dasar bagi seseorang dalam mengambil jalan hidupnya di masa depan.

Lahir dari lingkungan keluarga yang akrab di dunia musik membuat Eross Chandra tumbuh dan berkembang di dunia musik dengan baik. Ketertarikannya pada dunia musik khususnya gitar sudah terlihat sejak Eross masih kecil. Setiap kali mamanya memutar video musik Bon Jovi, Eross segera mengambil raket atau sapu menirukan gaya Richie Sambora. Ya, Eross sejak kecil sudah akrab dengan musik Rock. Sejak kelas II SD Eross sering ikut mamanya latihan vocal bersama grup “Aksen” di studio musik dekat tempat tinggalnya di daerah Karangkajen, Yogyakarta.

Lagu-lagu dari grup hardrock seperti Kiss, Europe, Bon Jovi dan God Bless juga sudah akrab dan seperti mendarah daging sampai-sampai ia lebih suka menyayikan lagu “Semut Hitamnya-God Bless” daripada lagu “Balonku” atau “Naik-naik ke Puncak Gunung” setiap kali Eross diminta nyanyi di depan kelas. Begitu juga saat menggambar, Eross lebih suka menggambar grup band ketimbang gambar pemandangan.

Selesai dari SD Percobaan I Yogyakarta, Eross melanjutkan ke SMP 13 Yogyakarta. Meski lahir dari lingkungan pemusik (ibunya rocker, kakeknya pemain saxophone dan pamannya pemain gitar). Eross yang lahir tanggal 3 Juli 1979, sebenarnya merasa “terlambat” belajar musik. Eross baru belajar gitar waktu kelas II SMP, pamannya yang mengajari Eross menggunakan gitar “Kawasaki” hadiah ulang tahunnya yang ke 14.

Eross Chandra Pingin jadi Koki

Kelas III SMP Eross mulai bikin band dengan personil yang semuanya sudah menikah. Bandnya bubar karena salah satu personil pindah ke luar kota. Waktu SMA Eross diajak pamannya membentuk home band di Shaka Studio bersama Adit dan Icha (Jikustik) dengan nama Dizzy Band. Saat kelas I SMA ini sang kakek menghadiahi Eross gitar listrik.

Perkenalannya dengan Sakti dan Anton (dari saudaranya, Oscar). Menjadi awal munculnya nama Sheila untuk grup mereka. Sheila seperti menjadi “penghubung” antara Adam, Eross dan Duta. Sheila adalah teman Eross di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta, dan Sheila adalah juga teman Adam dan Duta sewaktu SD. Maka lahirlah nama “Sheila Gank” pada 6 Mei 1996.

Sheila gank sempat merajai beberapa festival band dan acara pensi se- Yogyakarta selama 2 tahun. Di pertengahan tahun 1998 mereka mendapat kontrak dari Sony Music Entertainment. Sejak itu mereka mengganti nama jado Sheila On7 yang artinya, teman-teman Sheila yang memainkan 7 tangga nada.

Meski memiliki berbagai penghargaan sebagai gitaris terbaik , namun sampai saat ini Eross merasa bahwa kemampuannya bermusik banyak dipengaruhi dari kebiasaan mendengar ketimbang bakat. Eross membuat musik dan lagu dari apa yang ia rasakan. Perceraian orangtuanya sejak Eross kecil tanpa ia mengerti membuatnya tidak banyak bergaul. Ia lebih suka menyendiri, saat sendiri ini banyak melahirkan ide lagu dari apa yang ia lihat, dengar dan rasakan.

Penderita disklesia (kelainan neurobiologis yang ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata secara akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengkode symbol) ini mengaku sering “salah” ketika membaca urutan lagu. Tapi dasar orang kreatif, selalu saja menemukan cara sampai penonton tidak tahu “kesalahan” mereka. Bisa jadi inilah yang membuat Eross memilih untuk lebih suka membawakan lagu karya mereka sendiri ketimbang membawakan lagu orang lain. Menurutnya, “Kalo mbawain lagu orang, pas salah orang yang ndenger pasti tau, tapi kalo lagu sendiri, meski kita salah orang lain khan nggak tau”, kata Eross, nge-les. Betul juga kamu!.

Eross Chandra Pingin jadi Koki

Cara Eross mencipta lagu, juga unik. Salah satunya adalah dengan mendengarkan irama ketukan terus menerus. Dirinya bisa betah seharian di dalam kamar atau studio, sampai satu titik ia menelurkan ide dari perasaan, pengalaman atau cerita yang kemudian ia susun dalam bentuk lagu.

Masuk ke dalam industry musik besar diakuinya memang memberi popularitas yang bermuara pada kemudahan fasilitas. Apa yang dulu ia idam-idamkan kini sudah ia miliki. Mungkin tinggal kebebasan menuangkan seluruh ide saja yang belum karena di dalam industry musik dikenal yang namanya kompromi, selera pasar tetap yang utama. Bagi Eross, disinilah dirinya dituntut untuk bisa memanipulasi bagaimana idenya dapat menjadi lagu yang sesuai kemauannya, tidak sekedar ngikuti maunya produser tapi juga bisa disukai orang.

Eross melihat saat ini banyak anak muda yang sebenarnya punya ide bagus dalam bermusik. Eross tidak pernah pelit membagi ilmu. Di sela-sela kesibukannya bersama Sheila On7, Eross masih menyempatkan diri untuk meracik keinginan-keinginan yang muncul dari anak-anak muda dalam bermusik. “ Aku ingin jadi koki”, kata Eross mengganti istilah produser musik. Semoga sukses!!

Temen nan yuk ..!

ypkris

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta