Wayang Beber di Tahun 1920-an
Berikut ini adalah foto tentang pertunjukan Wayang Beber yang pada saat ini bisa dikatakan nyaris punah. Pertunjukan Wayang Beber pada zamannya mungkin memang pernah populer. Hal demikian setidaknya ditunjukkan pada masa Kerajaan Demak di mana pada suatu periode diceritakan kelahiran Jaka Tingkir yang disebut juga Mas Karebet. Konon kata ”karebet” berasal dari suara berkerebetnya kain yang digelar-digulung pada saat pertunjukan Wayang Beber. Kelahiran Jaka Tingkir alias Karebet ini dimeriahkan dengan pertunjukan Wayang Beber di rumahnya. Oleh karena itulah ia dinamakan sebagai Mas Karebet.
Pada tahun-tahun 1920-an tampaknya pertunjukan Wayang Beber juga masih dapat dengan mudah disaksikan. Setidaknya hal tersebut ditunjukkan oleh foto yang dibuat pada tahun 1920-an ini. Tampaknya pertunjukan ini sengaja dilakukan atas permintaan bule yang tampak menyaksikan dengan penuh perhatian seperti ditampakkan dalam foto. Barangkali juga pertunjukan ini bukan permintaan dari si bule, tetapi oleh tuan rumah yang ingin menyuguhkan sesuatu yang hebat kepada orang bule tersebut.
Dilihat dari banyaknya orang yang berkerumun di sekitar tempat pertunjukan tampak bahwa pertunjukan tersebut memang ”penting” atau setidaknya memang menjadi pertunjukan yang ”diperlukan” untuk saat itu. Mungkin juga pertunjukan tersebut dianggap sakral. Hal demikian ditegaskan oleh banyaknya ubarampe sajen yang terdapat atau diletakkan di belakang layar.
Banyaknya sajen atau lengkapnya sajen sebenarnya juga menunjukkan bahwa pertunjukan Wayang Beber tersebut bukan pertunjukan biasa. Artinya, pertunjukan Wayang Beber tersebut sungguh penting. Bukan main-main. Serius. Takzimnya orang-orang yang menyaksikan pertunjukan dengan duduk lesehan juga menunjukkan bahwa pertunjukan itu memang penting dan serius. Barangkali pada titik atau adegan tertentu memang ada unsur dagelannya; seperti adegan munculnya punakawan. Namun dagelan tersebut tampaknya bukan dagelan yang ”nggladrah” tanpa kendali. Akan tetapi dagelan yang ditempatkan pada proporsi yang relatif ketat, sopan, dan mungkin tidak ”nyebal” dari pakemnya.
Umumnya Wayang Beber mengisahkan tentang cerita Panji. Mungkin juga pada masanya juga mengambil cerita dari sumber Ramayana maupun Mahabharata. Akan tetapi dalam perkembangannya Ramayana dan Mahabharata lebih populer dalam pertunjukan Wayang Kulit ataupun Wayang Golek dan Wayang Wong.
Silakan menyimak foto ini. Mungkin dari foto ini angan Anda diajak mencoba merekonstruksikan tentang dunia masa lalu. Dunia ketika Wayang Beber masih populer. Mungkin Wayang Beber akan menjadi tinggal kenangan. Foto ini setidaknya sedikit membantu Anda menilik bagaimana kira-kira dunia pertunjukan Wayang Beber di masa lalu. Setidaknya Wayang Beber di tahun-tahun 1920-1n atau sekitar itu.
Foto yang ditampilkan ini merupakan hasil bidikan Tembi pada Pameran Foto Dokumentasi yang diselenggarakan Bentara Budaya Yogyakarta, 17-28 Januari 2012. Foto yang dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta tersebut diambilkan dari ”Souvenir Album Midden Java” yang diterbitkan oleh N.V. nhn. Buning, Djocjakarta. Foto-foto dalam album tersebut diperkirakan dicetak di Haarlem tahun 1920.
a.sartono
Artikel Lainnya :
- MI PENTIL PATALAN MBAK ANI(15/12)
- Gulu Sapi Lada Hitam(08/10)
- Tiga Komposisi Tari dari Made Dyah Agustina di Tembi(08/06)
- DOLANAN ANAK DI DUSUN PANDES(28/01)
- Pertanian Organik(25/06)
- 22 Mei 2010, Kabar Anyar - MITOS TIGA DIMENSI KOKOK SANCOKO(22/05)
- 2 Desember 2010, Primbon - Watak Dasar Bayi(02/12)
- Pendidikan Modern dan Relevansi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara(13/05)
- 24 Maret 2011, Primbon - Wuku Wayang (24/03)
- Prajurit Mataram Sekitar Abad 17-19(04/09)