Museum Sonobudoyo Sudah Tidak Seram Lagi
dan Senam Barahmus DIY

Museum Sonobudoyo Sudah Tidak Seram Lagi dan Senam Barahmus DIY

Bagi pengunjung museum yang hendak berwisata ke Museum Sonobudoyo Unit I, sebelah utara Alun-Alun Utara Yogyakarta sekarang ini sudah tidak perlu takut lagi, karena hampir semua ruangan koleksi sudah terang benderang. Jadi, jika ada pengunjung yang sendirian hendak berkeliling, dan kebetulan tidak ditemani oleh pemandu, kiranya sudah tidak usah khawatir lagi. Hal itu disebabkan, museum negeri yang koleksinya terbanyak nomor 2 di Indonesia ini, tahun lalu menerima dana revitalisasi sebesar 1,8 milyar dari pusat. Dana tersebut salah satunya untuk membenahi ruangan tengah yang menyajikan koleksi-koleksi, seperti batik, wayang, topeng, ukir, senjata, permainan anak dan Bali.

Hampir di setiap sudut ruangan tersebut, sekarang ini sudah terdapat lampu penerang yang menyorot koleksi. Begitu pula dengan genting, atap, dan ventilasi, banyak yang terbuat dari kaca, sehingga sinar langsung masuk ke ruangan. Maka semua sudut ruangan tampak kelihatan lebih terang dan nyaman untuk melihat-lihat koleksi. Hal itu jauh berbeda sebelum ruangan dipugar. Hampir semua ruangan tengah temaran lampunya. Sehingga setiap pengunjung yang melewati ruangan ini, apalagi jika tidak ditemani pemandu hampir pasti hanya lewat begitu saja.

Museum Sonobudoyo Sudah Tidak Seram Lagi dan Senam Barahmus DIY

Di samping itu, di tengah-tengah ruangan, sekarang ini juga sudah disediakan tempat duduk. Jadi, apabila ada pengunjung yang lelah, bisa melepas lelah sebentar sambil duduk dan sambil menikmati koleksi. Jika sudah hilang lelahnya, bisa melanjutkan melihat koleksi lainnya. Pengunjung memang benar-benar dibuat nyaman. Maka ketika pengunjung merasa lelah di tengah ruang, tidak usah keburu-buru keluar ruangan.

Bahkan untuk koleksi berupa ukiran gaya Eropa yang terletak di atas pintu pun juga diberi lampu penerang. Alasannya agar bisa dilihat oleh pengunjung dan menginformasikan kepada pengunjung bahwa museum ini arsitekturnya memang sudah mendapat pengaruh dari Eropa. Demikian penjelasan Dyah Tetuko, salah seorang pegawai di Museum Sonobudoyo kepada penulis, saat acara senam Barahmus yang digelar di museum ini pada Jumat (30/5) lalu. Senam Barahmus memang dilaksanakan setiap bulan sekali dengan tempat berpindah-pindah dengan tujuan agar setiap insan museum bisa melihat-lihat koleksi museum lain dan bersilaturahmi menjalin keakraban.

Museum Sonobudoyo Sudah Tidak Seram Lagi dan Senam Barahmus DIY

Pada senam Barahmus bulan Mei lalu, banyak dihadiri oleh insan permuseuman, termasuk pengurus harian Barahmus, mulai dari Ketua Umum, KRT. Thomas Haryonagoro, ketua-ketua lainnya, dan anggotanya. Hampir semua kepala museum anggota Barahmus ikut hadir dan pengelola museum lainnya. Bahkan 2 orang asing dari Jerman yang kebetulan baru tugas di Museum Sonobudoyo ikut senam bersama. Ada sekitar 200 peserta yang hadir pada senam di pagi itu.

Sambutan berasal dari Ketua Umum Barahmus dan Kepala Museum Negeri Sonobudoyo, Drs. Bugiswanto. Intinya, semoga dengan kegiatan senam bersama ini, selain mendapatkan fisik yang sehat, semoga dapat lebih mengakrabkan insan permuseuman, khususnya yang tergabung di dalam organisasi Barahmus. Juga, dengan kegiatan ini bisa bertukar informasi seputar museum dan saling bisa mengunjungi antar museum.

Museum Sonobudoyo Sudah Tidak Seram Lagi dan Senam Barahmus DIY

Acara selain diisi dengan senam aerobik yang dipandu oleh Mbak Titin, seperti biasanya diisi dengan silaturahmi dan kunjungan. Silaturahmi dilakukan sambil menikmati hidangan yang disediakan tuan rumah dan musik elekton yang diisi oleh teman-teman museum sendiri. Usai silaturahmi dilanjutkan dengan kunjungan keliling melihat-lihat koleksi Museum Sonobudoyo. Tentu banyak informasi baru yang diperoleh dari kunjungan ini, terutama bagi insan permuseuman yang belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di museum ini.

Bulan depan, semua peserta senam Barahmus diajak untuk melihat-lihat koleksi Museum Wayang Kekayon yang terletak di Jalan Yogya-Wonosari sekitar Km 6,5. Tepatnya di hari Jumat, 29 Juni 2012 mendatang.

Suwandi


Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta