Tembi

Makanyuk»TEMPE BENGUK BACEM

05 Oct 2009 09:15:00

Makan yuk ..!

TEMPE BENGUK BACEM

Rasanya legi dan gurih bercampur menjadi satu. Jadi ya lezat. Itulah tempe benguk bacem, yang sekarang tidak mudah ditemukan disetiap warung. Yang sering ditemukan tempe goreng garit, atau tempe mendoan, atau tempe bacem. Namun semua tempe itu terbuat dari kedelai.

Ini kali, ada tempe benguk,yang dutahun 1970-an mudah sekali ditemukan. Saya menikmati tempe benguk ini bukan diwarung, tetapi merupakan suguhan hari raya lebaran di desa Gamplong, Kecmatan Moyudan, Sleman. Biasanya, suguhan yang diberikan selain bermacam roti, tidak ketinggalan, ketupat dan opor. Ada yang menarik dari semua suguhan itu adalah tempe benguk macem.

Meski sulit ditemukan di warung-warung, bukan berarti tempe benguk hilang dari pasar. Ia, tempe benguk itu, masih bisa ditemukan dipasar-pasar tradisional. Meski tidak dibacem. Biasanya dimasak dengan santan, untuk menghadirkan rasa gurihnya.

Sudah agak lama saya tidak menyentuh dan menggigit benguk bacem, sehingga begitu melihat tempe benguk bacem, ingatan akan 20 tahun yang lalu, bahkan lebih lama lagi, kembali menyembul. Pasti tidak ketinggalan, menikmati tempe benguk bacem dilengkapi dengan menggigit lombok riwit ijo. Ingat lombok riwit ijo, bukan merah. Pedas di lidah berbaur dengan legi dan gurih.

Sudah bertahun-tahun, pada setiap lebaran mBah Mulmukijan selalu membuat tempe benguk untuk hidangan lebaran. Beberepa hari sebelum lebaran, dia sudah membeli benguk dan bahan-bahan lain untuk dibuat tempe. Jadi, ‘tempe benguk bacem lebaran’ ini tidak membeli di pasar, melainkan membuat sendiri. Khusus untuk lebaran. Dan hebatnya lagi, tidak dijual. Khusus suguhan lebaran.

“Yang pada datang ke tempat ini untuk mengucapkan hari raya lebaran, biasanya senang menikmati tempe benguk bacem. Jenis makanan lain, hampir-hampir tidak disentuh, karena mungkin di rumahnya juga ada” kata mBah Mulmukijan.

Tempe benguk lebaran ini, mungkin hanya satu-satunya di desa Gamplong, dan khususnya lagi di rumah mBah Mulmukijan. Karena, di beberapa rumah lain, hanya tersedia kue, sebagaimana terdapat di rumah-rumah lain. Bahkan bukan hanya di Gamplong, melainkan ditempat-tempat lain: kue, sirup, kacang mudah sekali ditemukan di hari raya lebaran.

Tetapi tempe benguk bacem, tampaknya baru kali ini saya menemukan untuk suguhan lebaran dan itupun disatu desa. Rasanya menyenangkan dan sekaligus menjaga kelangsungan jenis makanan lokal, jika tempe benguk bacem, mungkin juga jenis tempe lain, misalnya tempe koro, bisa dihadirkan pada setiap hari-hari besar, tidak hanya pada hari raya lebaran. Dan di desa-desa, tidak hanya di Gamplong, juga menghadirkan jenis makanan yang sama.

Tempe benguk bacem, telah memberi makna lokal pada lebaran tahun 2009 ini.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta