Tembi

Makanyuk»NASI MERAH MBAK DIAH

19 Jul 2010 11:44:00

Makan yuk ..!

NASI MERAH MBAK DIAH

Yang sering disebut, kapan orang menikmati nasi merah, adalah di Njirak, Semanu, Gunung Kidul. Padahal, selain di sana, di Yogya juga bisa ditemukan, misalnya di arah barat pasar Pakem. Memang, lauk dan kelengkapannya berbeda dengan yang di Gunung Kidul. Namun substansi menunya sama, nasi merah, daging, sayur, tahu-tempe bacem dan sejenisnya.

Ini ada nasi merah yang lain, dan lokasinya di Seturan. Atau tepatnya di jalan Perumnas Seturan Condong Catur. Nama warungnya ‘Mbak Diah’. Jadi, bisa akrab dipanggil ‘nasi merah mbak Diah’. Memang, cara penyajiannya berbeda dengan yang di Gunung Kidul atau Pakem. Pada ‘nasi merah mbak Diah’ mengambil pola prasmanan. Yang akan menikmati nasi merah, mengambil sendiri dan lauknya juga mengambil sendri. Ada aneka sayur dan lauk. Ada juga ikan pepes. Pendeknya, warung dikelola secara prasmanan dan pembeli diperbolehkan mengambil menu yang tersedia. Ada juga sambal terasi dan sambal tomat. Tinggal pilih mana yang disuka.

Lokasi warung ‘mBak Diah’ tidak terlalu susah dicari. Ruang parkirnya luas. Ruang makannya juga luas. Antara tempat makan dan prasmanan berbeda tempat, sehingga mengambil pilihan menu pembeli bisa memilih tempat yang tersedia. Ada banyak kursi dan meja, sehingga leluasa bagi pembeli. Warung ini buka dari pagi jam 07.00 sampai sore pukul 18.00. Barangkali karena banyak mahasiswa yang berada dikawasan Seturan, jam buka warung ‘mBak Diah’ disesuiakan dengan waktunya para mahasiswa.

Barangkali karena durasi waktunya pagi sampai sore, sehingga kategori makannya hanya ada tiga yakni, makan pagi, makan siang dan makan sore (malam). Pada nota, jika memintanya setelah membayar, ditulis sesuai jadwal makannya, misalnya makan siang dengan menuliskan jumlah harga dari ‘makan siang itu.

Siang, Kamis lalu, saya mencoba mengunjungi warung makan ‘mBak Diah’ dan saya mengambil satu piring nasi merah, pepes gembung, sayuran, sambal dan juice jambu biji, bothok teri, tempe mendoan. Pada nota dituliskan ‘makan siang Rp 28.000’. Suasana ruangnya tidak terlalu panas, karena ruangnya terbuka tanpa ada sekat-sekat. Selain itu, disekitar ruang makan ada banyak pohon, yang kiranya memberikan rasa sejuk disekitar ruang makan.

Rasanya memang pas ya, menikmati nasi merah dengan jenis lauk lokal; bothok teri, pepes gembung, tempe mendoan dan sayuran. Orang-orang yang datang, seperti tampak menikmati di warung ‘mBak Diah’. Selain menunya ada banyak pilihan. Masakannya juga cukup enak. Artinya, orang bisa memiliki keinginan untuk kembali lagi.

Di Yogya, sampai ke sudut-sudut perkampungan baru, banyak tumbuh warung-warung. Ada bermacam jenis warung, yang siap ‘melayani’ pembeli. Di jalan seturan, yang dulunya sepi, dan hampir-hampir orang takut untuk melewati, kini telah banyak warung-warung. Tanda diwilayah jalan Seturan ada kemajuan kehidupan. Ada banyak penghuni yang ada diwilayah itu.

Di Yogya, tidak susah untuk mencari makan. Dan harganya pun tidak mahal, apalagi bagi orang yang bukan berasal dari Yogya. Pendeknya, tidak perlu takut kelaparan di Yogya.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta