Al Abid, Cita-citanya Ingin Jadi Pelawak

Al Abid, Cita-citanya Ingin Jadi PelawakTinggal bersama keluarga yang tidak utuh seringkali berdampak negatif, meski tidak semua anak bisa menghindari dampak negative itu sepenuhnya. Minimal bisa bercita-cita sejak kecil, hal itu akan membantu anak menemukan arah hidupnya.

Ahmad Al Abid, vokalis band Yes It’s You yang dikenal dengan panggilan “Al” ini setidaknya adalah salah satu orang yang patut bersyukur. Al bisa melalui proses tumbuh dan berkembang tanpa kelengkapan orantua dalam satu rumah. Penyanyi kelahiran Depok 9 Agustus 1986 ini sejak kecil merasakan kegetiran perpecahan orangtua. Kelas 5 SD ayah dan ibunya sudah berpisah karena perceraian. Beruntung Al tidak lepas control dalam pergaulan. Meski sejak perpisahan orang tuanya, Al tinggal bersama ayahnya namun Al setiap pulang sekolah selalu berkunjung ke rumah ibunya yang kebetulan tinggal tak jauh dari tempat tinggal Al bersama ayahnya.

Memang Al kecil diakui bandel, tapi bandel sebagai pelawak yang selalu nyeletuk setiap kali guru dikelasnya sedang mengajar. Semua lawakan yang ia tonton dari acara “Ngelaba”-nya grup lawak Bagito selalu juga ia praktekan di sekolah.

Kegemarannya ngelawak pernah memunculkan cita-cita pada dirinya untuk menjadi seorang pelawak

Lulus SD Nurul Fikri, Al melanjutkan SMP nya di sekolah yang sama. Di masa SMP “kenakalan” Al makin menjadi karena referensi pelawak yang ia gandrungi makin bertambah, mulai dari Benyamin S, Ateng-Iskak, Bagyo, Warkop, Srimulat sampai Padhyangan.

Untung saja “kenakalan” Al dengan lawakannya tidak asal nakal, malah membuatnya makin kreatif . Al sering didaulat untuk membuat pertunjukkan seni di sekolahnya. Selain itu prestasi akademiknyapun tidAl Abid, Cita-citanya Ingin Jadi Pelawakak pernah mengecewakan. Tiga tahun berturut-turut Al selalu juara kelas. Si lucu yang juara kelas ini tetap “memelihara” cita-citanya untuk jadi pelawak sampai lulus SMP.

Selesai SMP, Al melanjutkan sekolah di SMA Negeri 3 Depok. Sebuah perubahan drastis terjadi di sini. Al yang sebelumnya lucu tiba-tiba berubah jadi gak asik. Emosinya jadi tidak stabil. Al yang sebelumnya merasa nyaman dengan lingkungan sekolah yang jam belajarnya panjang dari pagi sampai sore justru kehilangan teman bermain dengan jam belajar di sekolah negeri yang cuma sampai siang. Lebih parah lagi, Al mulai sering bolos sekolah cuma buat nongkrong di mal.

Al merasa sepi di sekolah negeri, kelas 2 Al kembali ke sekolah Nurul Fikri. Dan benar, Al seperti menemukan kembali dirinya di lingkungan lamanya.

Mulailah Al belajar musik. Kalau waktu SMP ia suka mendengarkan lagu-lagu lucu, di masa SMA ini Al mulai dengerin lagu-lagu serius, macam grup musik Blink, Simple Plan, dan musik-musik SKA . Di sinilah Al mulai berpikir untuk jadi musisi. Al mulai menulis lagu dan membuat rekaman sederhana.

Anak kedua dari lima bersaudara ini mengakui dirinya tidak bisa diam. Artinya selalu ingin tau dan selalu ingin bebas berkreasi dan juga berpendapat. Maka ketika Al mendapat buku tentang kritik pada dunia pendidikan di Indonesia, pokok-pokok pikiran yang mengkritisi system pendidikan langsung merasuk ke dalam hati dan tertanam kuat dalam pikirannya. Alhasil Al sampai malas sekolah. Nggak tanggung-tanggung Al bolos satu semester kalau ditotal. Selama bolos Al bikin usaha Distro bersama ketiga temannya.

Mungkin karena pada dasarnya Al anak yang cerdas yang membuatnya masih bisa lulus SMA meski total hari bolosnya udah kelewatan.

Selesai SMA Al memilih melanjutkan usaha Distro daripada kuliah. Al mantap tidak kuliah kAl Abid, Cita-citanya Ingin Jadi Pelawakarena dari buku yang ia baca itu secara global menyiratkan bahwa kesalahan pendidikan kita adalah tidak mengarahkan anak untuk menjadi apa yang diinginkannya berdasarkan kesukaan dan talenta yang dimilikinya. Terlalu banyak pelajaran yang diterima tapi tak membuat siswa fokus untuk bidang yang diminatinya.

Keputusan berani Al didukung sang ayah yang kebetulan pernah berkecimpung di dunia pendidikan sebagai dosen yang juga kritis terhadap system pendidikan di Indonesia.

Setahun pertama sejak lulus Al mengisi hari-harinya sibuk ngurusin Distro dan agen susu. Meski keputusan Al untuk tidak kuliah didukung sang ayah, ternyata ibu Al yang berprofesi sebagai peramu herbal tidak sependapat. Ibunya tetap menginginkan Al untuk kuliah.

Setahun sejak Al lulus SMA pun berlalu dan keinginan sang ibu akirnya terkabul karena usaha yang dijalankan Al sebagai pengusaha sablon bubar karena pemilik modal pindah ke luar negeri. Al mencoba untuk kuliah sesuai saran sang bunda, ikuti tes masuk jurusan ekonomi tapi gagal. Akhirnya Al mencoba ke Institut Kesenian Jakarta. Al yang sudah punya cita-cita ingin jadi pemusik sejak ia belajar gitar waktu kelas 2 SMA akhirnya mengikuti ujian masuk di IKJ jurusan musik. Al gagal karena secara teori Al tidak punya dasar kuat. Al tidak menyerah lalu mengikuti tes untuk jurusan film di IKJ juga, tanpa disangka Al lolos dengan nilai tertinggi.

Pilihan jurusan film yang ia ambil ternyata diluar dugaan bagi Al. Al mengira jurusan film kuliahnya santai ternyata tugas-tugas kuliah membuatnya kewalahan. Ditahun kedua Al memutuskan untuk berhenti kuliah.

Bersama Selva, Al membentuk band Yes It’s You. Al menulis lirik. Sedangkan Selva membuat lagu atau iramanya.

Al Abid, Cita-citanya Ingin Jadi Pelawak

Pengalaman pahit seorang Al tertuang dalam lagu-lagu yang dituliskannya. Al seperti ingin mengatakan bagaimana rasanya “disingkirkan” karena dicap sebagai anak nakal karena broken home . Meski perih Al tidak ingin hidupnya tidak punya harapan. Al ingin mengajak penggemarnya untuk tetap punya harapan, sejelek apapun keadaan sekarang. Patut diikuti ajakannya. Temen nan Yuk ..! Sama si Al !!

Temen nan yuk ..!

ypkris




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta