- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Makanyuk»NASI BECEK BU YANI, SATU MASAKAN KHAS DARI NGANJUK
06 Jun 2011 08:38:00Jenis masakan yang dinamakan Soto Sulung, Thengkleng (Lelung), Rawon, dan Gulai mungkin sudah tidak begitu asing lagi bagi masyarakat Jogja. Meskipun tiga masakan yang pertama bukan berasal atau khasnya masakah ala Jogja. Soto Sulung merupakan salah satu masakan khas Jawa Timur. Thengkleng merupakan masakan khas dari Solo (Surakarta), dan Rawon juga merupakan masakan khas dari Jawa Timur. Rasa masakan tersebut juga berbeda-beda. Masing-masingnya memiliki kekhasannya sendiri-sendiri.
Terbayangkah Anda mencampurkan keempat, ketiga, atau kedua jenis masakan di atas menjadi satu-padan ? Bagaimana kirar-kira rasa dan aromanya ? Barangkali sekali-sekali Anda perlu mencobanya juga. Siapa tahu dari sana Anda dapat menemukan jenis masakan khas lain. Menu baru yang unik.
Akan tetapi jika Anda memang ingin merasakan sebuah sajian masakan khas yang memiliki ciri-ciri dari Soto Sulung, Rawon, dan sekaligus Gulai, maka tampaknya Anda perlu mencicipi jenis masakan khas dari Nganjuk, Jawa Timur yang dinamakan Nasi Becek. Nasi Becek ? Ya, Nasi Becek. Jenis masakan ini baik warna kuahnya, aromanya, dan komponen bumbu dan bahan-bahannya memang kelihatan unik. Unik karena merupakan perpaduan dari Soto Sulung, Gulai, Thengkleng, dan Rawon sekaligus. Aromanya puh khas. Aroma antara keempat jenis masakan itu seolah menyatu dalam satu sajian Nasi Becek.
Nasi Becek berbahan baku tetelan/balungan kambing atau domba. Jadi bahannya mirip-mirip dengan bahan thengkleng. Sementara bahan yang lain yang berupa taburan tauge pendek mirip dengan Rawon. Demikian pula kuahnya, mirip dengan perpaduan antara keempat jenis masakan di atas. Kekhasan lainnya adalah taburan irisan seledri dan bawah goreng. Selain itu, sambal yang berupagecekan cabai rawit yang teh direbus dan dibuang isinya juga menjadi sesuatu yang khas dalam sajian Nasi Becek. Jadi, penikmat Nasi Becek tidak perlu blingsatan mencari sambel karena rasa pedas Nasi Becek yang berasal dari cabe rawit yang telah dimasak dan digilas telah dicampurkan ketika disajikan. Tidak perlu khawatir, rasa pedas dalam Nasi Becek ini tidak akan terasa ”nyether” di lidah karena memang telah diukur (hanya satu cabai rawit matang yang telah dibuang isinya) yang disertakan dalam satu mangkuk Nasi Becek.
Menyantap Nasi Becek ibarat menyantap Thengkleng dengan campuran Rawon, Soto Sulung, Gulai, dan Thengkleng itu sendiri. Tauge pendek yang dicampurkan di dalamnya memberikan efek segar krenyes-krenyes. Seledri juga memberikan sentuhan aroma lain yang menyingkirkan aroma khas daging kambing yang biasanya agak prengus. Demikian pula taburan bawang merah gorengnya. Kuah Nasi Becek juga kelihatan cokelat seperti Rawon. Namun sedikitberlemak seperti Gulai. Aroma khas lain dari kuahnya adalah aroma kacang tanah yang digiling. Lengkap sudah unsur-unsur pembentuk Nasi Becek ini. Di samping merupakan perpaduan antara Gulai-Thengkleng-Rawon-dan Soto Sulung, kuahnya masih dicampur dengan kacang tanah yang telah dihaluskan. Efek segar dan ”kemepyar” dari Nasi Becek ini akan dipersegar dengan satu perasan jeruk nipis.
Nasi Becek sebagai masakan khas dari Nganjuk ini dapat dinikmati di Rumah Makan Nasi Becek ”Bu Yani” yang beralamatkan di Jl. Wonosari Km 4,5 (sebelah timur Kantor PLN) Gedong Kuning, Yogyakarta. Rumah makan ini buka mulai jam 07.00-19.00 WIB.
Menurut Widayati selaku keponakan yang membantu Bu Yani, rumah makan yang menyediakan menu khusus khas Nganjuk yang ada di Jogja tampaknya belum banyak. Mungkin hanya ada sekitar 2-3 rumah makan saja. Rumah Makan Nasi Becek Bu Yani merupakan salah satunya. Sekalipun rumah makan ini baru 5 bulanan membuka usahanya, namun konsumen yang mulai ketagihan Nasi Becek sudah lumayan banyak. Demikian tutur Widayati kepada Tembi belum lama.
Untuk satu porsi Nasi Becek campur dipatok harga Rp 8.000,-. Sedangkan untuk satu porsi Nasi Becek Pisah dibanderol dengan harga Rp 10.000,-. Sebuah harga yang murah untuk sebuah kenikmatan dan kekhasan masakan khas Nganjuk, Jawa Timur.
Makan yuk ..!
a.sartono
Artikel Lainnya :
- Eross Chandra Pingin jadi Koki(02/07)
- 24 April 2010, Denmas Bekel(24/04)
- 20 Oktober 2010, Kabar Anyar - HARAPAN KEISTIMEWAAN RAKYAT YOGYAKARTA DALAM TRADISI MACAPATAN(20/10)
- 15 Nopember 2010, Kabar Anyar - BARANG-BARANG DAN DEBU MERAPI(15/11)
- KERUMUNAN ORANG PADA PERESMIAN JEMBATAN SUNGAI SERANG, KULON PROGO TAHUN 1925(31/08)
- BPH. Murdaningrat dan BPH. Panular Gugur dalam Perang Jawa (1825-1830)(31/05)
- 8 Juli 2010, Kabar Anyar - BONEKA DARI KORAN BEKAS(08/07)
- 26 Januari 2011, Perpustakaan - JUDUL BUKU 76(26/01)
- Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi(01/08)
- KULINER SUASANA DI PAKUALAMAN(07/07)