Tembi

Makanyuk»MIE ONGKLOK KHAS WONOSOBO

16 Aug 2010 11:52:00

Makan yuk ..!

MIE ONGKLOK KHAS WONOSOBO

Yogya kembali kedatangan kuliner khas daerah—mungkin masih satu-satunya di kota ini—yakni mie ongklok, makanan khas Wonosobo, Jawa Tengah. Warung makan yang menjual menu ini menjadikannya sebagai andalan karena dipakai sebagai nama warung, Mie Ongklok Khas Wonosobo.

Pemiliknya memang orang Wonosobo yang telah lama tinggal di Yogya. Mereka tinggal di Jalan Jagalan No. 24, yang juga menjadi tempat warung makan ini. Bagaimana asal-muasalnya sehingga warung ini berdiri? Nana (40 tahun)—panggilan akrab Anna Maria—mengisahkan, dulu ibunya, Kinarawati Lukmantoro, sering memasak mie ongklok untuk konsumsi keluarga. Terkenang dengan nikmatnya mie ongklok dan untuk melestarikan kuliner Wonosobo, lantas Nana meminta resep dari kakaknya. Terbiasa memasak, tidak sulit bagi Nana untuk membuat mie ongklok yang enak.

Salah satu kekhasan mie ongklok yang secara mencolokmembedakannya dengan jenis mie lain adalah kuah kaldu ayamnya yang berwarna kecoklatan dan kental seperti lem kanji. Lumrah saja karena salah satu bahannya adalah tepung kanji yang diencerkan, yang dicampur dengan ebi.

Mie ini disajikan bersama irisan kol dan kucai. Selain itu, kekhasan teman sajiannya adalah tempe kemul, yakni tempe yang ditepungi dengan pernik daun kucai. Warnanya kuning, yang berasal dari warna kunyit. Teman lainnya adalah sate sapi dengan bumbu dendeng dan taburan kacang. Juga tak ketinggalan, cabe ulegnya yang ”nendang”. Jadilah mie ongklok yang nikmat, perpaduan rasa manis, gurih dan pedas. Di Wonosobo yang berhawa dingin, sangat nikmat berpanas-panas dan berpedas-pedas menyantap mie ongklok. Waktu yangpaling marem menikmati mie ini, kata Nana, adalah saat pagi dan sore hari, atau pada saat cuaca mendung.

Kekhasan lain mie ongklok adalah dalam proses memasaknya, mie diongklok-ongklok terlebih dahulu dalam kuah panas berkaldu. Diongklok artinya diopyok atau dikocok dengan menggunakan saringan. Namun di warung ini, alat ongkloknya tidak terbuat dari bambu seperti pada mie ongklok tradisional melainkan dari bahan stainless steel. Alasan Nana, agar alatnya lebih steril karena mudah membersihkannya.

Meski khas Wonosobo, ada nuansa yang berbeda antara mie ongklok buatan Nana dan mie ongklok di daerah asalnya. Satenya tidak memakai daging sapi tapi daging ayam. Nana juga memberi suwiran daging ayam sebagai “topping” mie, kreasi yang tidak dikenal di Wonosobo. Selain itu, karena mempertimbangkan lidah orang-orang Yogya, kuahnya meski masih kental tapi tidak sekental versi aslinya. Yang jelas, mie olahan Nana ini memang nikmat.

Sedangkan kol dan cabenya bisa dibilang juga khas Wonosobo karena didatangkan dari sana. Lha kok jauh-jauh mendatangkan komoditi yang banyak tersedia di sini? Menurut Hermanto Halim (48 tahun), suami Nana, rasanya berbeda. Rasa kol di Wonosobo lebih manis.

Warung ini termasuk baru, dibuka pada 23 Juni 2010. Tapi dunia kuliner bukan dunia baru bagi Nana dan Halim. Selama ini mereka melayani pesanan panganan basah seperti lumpia, risoles dan kroket. Sebelumnya mereka pernah menjual ayam goreng di Kaliurang dengan menggunakan mobil VW Combi selama sekitar tiga tahun. Berkilas balik tentang suka-duka berbisnis makanan, Halim mengakui usaha ayam gorengnya sukses seolah Tuhan menantangnya seberapa kuat mereka menangani bisnis ini. Toh akhirnya mereka berhenti karena kecapekan, lantas kembali menjadikan rumah mereka di Jagalan sebagai basis usaha. Putri merekalah yang melemparkan usul untuk membuat lumpia, risoles dan kroket. Bisnis kudapan ini berjalan baik. Lantas muncullah opsi tambahan, mie ongklok.

Selain mie ongklok, lumpia, risoles dan kroket, warung ini juga menyediakan emping dan kacang bawang. Lumpianya sungguh crispy. Dan kacang bawangnya, yang digoreng garing bersama bawang goreng, benar-benar terasa gurih. Semua kudapan gorengan ini tidak berlumur minyak, istilahnya ora ngemu lengo atau tiris. Disediakan pula minuman es buah, yang terdiri dari beragam buah seperti nanas, pakel, kueni, sirsak, nata de coco, kolang kaling, cincau, dicampur sirup vanila. Sirupnya, kata Nana, adalah hasil buatan sendiri.

Harga makanan dan minuman di warung ini cukup terjangkau. Harga seporsi mie ongklok ayam Rp 6.000, tempe kemul Rp 1.000, sate ayam Rp 6.000, lumpia Rp 3.000, risoles Rp 2.500, dan es buah Rp 3.000. Warung Mie Ongklok buka setiap hari, pukul 11.00-20.00.

barata




Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta