Tembi

Makanyuk»MENIKMATI ROTI TANPA BAHAN PENGAWET DAN DIBUAT SECARA TRADISIONAL DI YOGYAKARTA

04 Sep 2007 06:14:00

Makan yuk ..!

MENIKMATI ROTI TANPA BAHAN PENGAWET DAN DIBUAT SECARA TRADISIONAL DI YOGYAKARTA

Ada banyak pusat produsen makanan di Yogyakarta. Kita bisa menyebut Kampung Patuk misalnya, sebagai produsen bak pia. Bantul sebagai produsen adrem dan geplak. Wijilan sebagai produsen gudeg.

Tempat lain lagi misalnya di Dusun Turusan dan Kaliabu, kalurahan Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Tempat ini dikenal sebagai produsen atau penghasil roti. Oleh karena itu siapa pun yang memasuki dua dusun tersebut di atas dapat dipastikan akan mencium aroma harum roti sebab prosuden roti di kedua dusun itu dapat dikatakan cukup banyak.

Roti-roti produksi kedua dusun itu dikenal enak dan tanpa bahan pengawet sehingga daya tahannya biasanya hanya sampai 3 hari saja. Tidak mengherankan jika produsen roti di kedua dusun itu hanya menjual produk atau hasilnya di rumah atau di took-toko mereka. Jadi, mereka sengaja tidak menitipkannya di toko atau warung-warung lain sebab daya tahan produknya memang tidak bisa lama. Hal demikian itu memang sengaja dilakukan agar konsumen tidak mengkonsumsi bahan pengawet yang kemungkinan akan menimbulkan kerugian bagi kesehatan. Demikian alasan dari para produsen roti di tempat itu.

Kecuali itu mereka juga mempertahankan cara memproduksinya dengan cara-cara yang tradisional. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan aroma dan rasa yang khas dari roti produksi mereka. Kecuali itu juga untuk menampung tenaga kerja yang mayoritas berasal dari penduduk atau warga setempat. Bagi mereka, aroma roti yang dioven dengan listrik dan arang ternyata berbeda. Aromanya lebih harum dan khas jika menggunakan bara dari arang. Tidak mengherankan jika dalam setiap harinya dibutuhkan puluhan atau bahkan ratusan kilogram arang untuk mengoven roti-roti buatan mereka itu.

Terjadinya sentra produsen roti di Turusan dan Kaliabu ini tidak pernah terlepas dari kisah warga Kaliabu yang bernama (almarhum) Mardi Suwarno. Mardi Suwarno yang asli Kaliabu pada masa hidupnya pernah menjadi karyawan toko roti Djoen yang terletak di Jl. Malioboro. Toko roti Djoen ini pada tahun-tahun 70 sampai 80-an merupakan sebuah toko roti yang amat terkenal di Yogyakarta.

Pada toko itulah Mardi Suwarno belajar perihal membuat roti. Setelah dirinya merasa mampu, ia pun berusaha memproduksi roti sendiri di kampungnya. Ternyata apa yang diperbuat Mardi Suwarno disambut dengan baik oleh konsumen. Oleh Karen itu ia mulai mengembangkan usahanya. Tetangga di kanan kirinya pun dia rekrut menjadi karyawannya. Bahkan semua anak keturunannya ia ajari membuat roti yang baik, enak, dan berkualitas. Alhasil, semua anak Mardi Suwarno ini mewarisi kepandaian Mardi Suwarno dalam membuat aneka macam roti.

Tidak ada yang tahu dengan pasti mengapa Mardi Suwarno ini kemudian terkenal dengan sebutan Joyo Roti.Akan tetapi sebutan itu tampaknya justru menjadi hokinya. Akhirnya nama itulah yang digunakan Mardi Suwarno sebagai merk roti hasil buatannya. Kini anak-anak Mardi Suwarno juga menggunakan nama itu untuk produksi roti mereka. Tidak aneh jika di dusun tersebut dtemukan lebih dari tiga produsen roti yang menggunaan nama JOYO ROTI.

Dalam perkembangannya karyawan Mardi Suwarno banyak juga yang kemudian mengembangkan diri menjadi pengusaha atau produsen roti. Berawal dari situlah maka Kampung atau Susun Kaliabu dan Turusan (Kedua kampung ini hanya dipisahkan oleh jalan (sekarang ring–road Gamping) berkembang menjadi dusun produsen roti.

Rata-rata produksi roti masing-masing produsen roti di kedua dusun tersebut di atas adalah 50-100 buah roti per hari. Produksi utamanya meliputi roti jenis lapis legit, spekuk, bolu, mandarin, lapis Surabaya, dan garulina. Sekalipun demikian, lapis legit merupakan produk unggulan bagi kedua kampung tersebut. Harga rata-rata roti per potongnya berkisar antara Rp 12.500,- Rp 50.000,-. Semua tergantung besar kecilnya ukuran dan tingkat keistimewaannya.

Bagi Anda yang sedang tinggal atau berkunjung di Yogyakarta, tidak ada salahnya mencoba mencicipi roti-roti yang diproduksi secara tradisional di Kaliabu dan Turusan ini. Rasakan bedanya roti tanpa bahan pengawet produksi dusun sambil melihat proses produksinya yang benar-benar tradisional.

Foto dan teks : Sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta