Kwe Tiew 'Cak Edi'

Kwe Tiew 'Cak Edi'

Biasanya, kalau kita melihat warung sate ayam, apalagi dari Jawa Timur(an), nama ‘Cak’ dibelakangnya tidak ditinggalkan. Karena ‘Cak’ merupakan panggilan khas dari Jawa Timur, kalau di Jawa bisa ‘mas’ atau ‘kang’ atau ‘kakak’ atau ‘abang’. Namun kata ‘Cak’ disini lebih untuk menandai nama warung bakmi dan nasi goreng, yang juga tersedia kwe tieuw. Nama warungnya ‘Cak Edi’. Nama ‘Edi’ memberi kesan nama Jawa (Tengah), dan ‘Cak’ panggilan dari Jawa Timur (an).

Warung ‘Cak Edi’ ini ada di tiga tempat, tetapi semuanya berada di jalur jalan Godean. Warung pertama terletak di jalan goden kilometer 2, atau tepatnya di Jatikencana jalan Godean. Warung kedua masih di jalur jalan Godean, dekat Pom bensin sebelum ring road Godean. Lokasinya (dekat) jalan Titibumi di jalur jalan Godean, dan warung ketiga di jalan Godean, hanya beberapa kilometer sebelum pasar Godean, atau seitar 1 km dari perempatan ring road Godean.

Kwe Tiew 'Cak Edi'

Ketiga warungnya, karena mungkin merupakan warung cabang dan pusat, memiliki nama yang sama, yakni ‘Warung Bakmi dan nasi goreng ‘Cak Edi’. Di warung ini kita bisa memesan bakmi goreng atau bakmi kuah (godog), atau bakmi nyemek, atau juga nasi goreng. Selain itu bisa pula pesan kwe tieuw goreng atau kuah, atau juga kwe tiew nyemek.

Kuliner ‘Tembi’ beberapa kali melewati warung ‘Cak Edi’ ini dan hanya melintas di tiga titik warung, dan belum mampir. Suatu malam, beberapa hari yang lalu, mencoba mampir di warung ‘Cak Edi’ yang tidak jauh dari pasar Godean dan berada disebelah barat perempatan ring road jalan Godean. Warung ini merupakan, sebut saja, cabang ketiga dari warung ‘Cak Edi’ dan baru sekitar 2 tahun lalu warungnya dimulai.

Kuliner Tembi memesan kwe tiew nyemek, sengaja memilih model masakan nyemek, agar airnya tidak sebanyak kwe tiew kuah. Sebenarnya bisa memesan kwe tieuw goreng, atau nasi goreng sekalian. Pilihan kwe tiew diambil sekedar untuk memberi variasi dari pilihan bakmi. Karena selama ini, kapan memasuki warung bakmi, tak ada kwe tiew, yang ada hanya bakmi goreng atau kuah.

Kwe Tiew 'Cak Edi'

Rasa kwe tiew nyemeknya memang enak. Bumbunya terasa. Telurnya dicampur lembut. Disertai sayuran hijau. Ada daging ayam yang sudah ‘disuwer’ (dipotong kecil-kecil). Campuran kwe tiew dan sayuaran serta sedikit kuah yang panas, memberikan rasa kwe tiewnya nikmat. Seperti memberikan rasa berbeda dari kwe tiew dibanyak warung, bahkan termasuk warung Tionghoa.

Harganya untuk satu porsi tidak mahal. Cukup mengeluarkan uang sebedar Rp 12.000 sudah bisa menikmati kwe tiew, ditambah Rp 3000 untuk pesan minuman, teh atau jeruk. Untuk ukuran Yogya, harga yang relatif, tidak termasuk mahal.

Barangkali karena harganya ‘terjangkau’ yang membuat warung ‘Cak Edi’ memiliki pelanggan. Hampir-hampir tidak pernah sepi warung ‘Cak Edi’ di titik ketiga, yang letaknya sekitar 2 km sebelah timur pasar Godean.

Warung-warung bakmi di Yogya, apalagi bakmi Jawa, biasanya tidak menyediakan kwe tiew. Hanya bakmi goreng atau bakmi godog (kuah), variasi lainnya nasi goreng atau magelangan (campuran antara nasi goreng dan bakmi goreng). Mungkin karena namanya ‘Cak Edi’, bukan bakmi Jawa seperti umumnya warung bakmi di Yogya mengidentifikasi identitasnya, maka tak ada salahnya sekaligus menyediakan ‘kwe tiew. Biasnya pula, warung yang tersedia kwe tiew sekaligus menyediakan menu cap cay.

Kwe Tiew 'Cak Edi'

Ah, kwe tiew ‘Cak Edi’ memberikan rasa lain dari bakmi Jawa.

Makan yuk ..!

Ons Untoro

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta