TK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di Tembi

TK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di TembiPagi itu, suasana Tembi masih begitu sejuk. Cahaya matahari sejak pagi sudah menyinari lingkungan sekitarnya. Tidak berapa lama, sekitar pukul 09.30 sebuah mini bus berhenti di halaman depan dan menurunkan penumpangnya. Keluar dari bus, anak-anak kecil TK sejumlah 40 siswa, didampingi bapak ibu guru. Dalam benak sudah terpikirkan, sebuah pemanduan yang ekstra ribet. Maklum, biasanya anak-anak TK yang berkunjung ke Tembi selalu ramai, sulit diatur. Maklum saja, namanya anak-anak.

Tidak lama kemudian, atas perintah gurunya, mereka disuruh berbaris. Eh ternyata anak-anak semuanya menurut. Hanya ada satu anak yang karena super kreatif, tidak mau diatur. BiarlahTK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di Tembisatu siswa langsung berkeliaran. Sementara lainnya begitu tenang berbaris. Terpikir juga, lho ternyata anak-anak ini di luar dugaan, sangat penurut. Begitu pula saat dibawa ke pendopo, mereka berbaris, mencopot sepatunya sendiri-sendiri tanpa bantuan gurunya. Ada anak Play Group yang kesulitan mencopot sepatu, langsung dibantu oleh kakak-kakaknya yang duduk di TK Besar. Oh pemandangan yang luar biasa, mereka bisa mandiri sejak kecil. Guru hanya mengawasi saja.

Wah, tentunya kunTK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di Tembijungan TK kali ini di luar dugaan, tidak membutuhkan tenaga ekstra. Begitu pula saat di pendopo, saat gurunya memulai memberi salam dan memberi penjelasan atas kunjungannya ini, anak-anak bisa tenang dan mendengarkan. Hal sama, saat pemandu Tembi mulai memberi salam dan memberi penjelasan dengan bahasa yang sangat sederhana, mereka tekun mendengarkan. Karena namanya anak-anak, mereka hanya dijelaskan dan ditunjukkan koleksi-koleksi yang ada di Tembi, seperti gamelan dan macamnya yang ada di pendopo.

Tidak lama kemudian, mereka diajak mengelilingi semua area yang adaTK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di Tembidi Tembi. Di ruang museum, anak-anak dikenalkan dengan wayang, keris, tombak, pedang, alat membatik, topeng, alat memasak, sentong, celengan, dan koleksi lainnya. Ternyata, mereka sangat memperhatikan penjelasan pemandu. Tentu dengan bahasa sederhana dan ditunjukkan langsung ke benda koleksinya. Tidak lupa harus diselingi tanya jawab, agar mereka bisa merespon koleksi yang dijelaskan.

Di ruang pameran, mereka ditunjukkan lukisan-lukisan yang dpamerkan. Anak-anak disuruh menyentuhnya. Tidak lupa memberi pertanyaan, “Siapa yang suka melukis?” Semuanya menjawab suka sambil mengacungkan tangannya. Lalu mereka diperkenalkan dengan ruang perpustakaan, dan melihat-lihat koleksi benda kuno, seperti motor kuno, sepeda kuno, foto iklan kuno, radio kuno, kulkas kuno, dan lainnya. Kemudian mereka diajak ke amphiteater. Senangnya mereka melihat persawahan yang padinya mulai berbunga, yang mengelilingi amphiteater.

Begitu mereka diajak ke kolam renang dan kolam ikan, mereka tidak mau diajak pergi. Maunya bermain-main air, walaupun hanya dengan tangan. Sementara ikan-ikan selalu menjadi perhatiannya. Ada yang bertanya, “Pak, bolehkah memancing?” “Tentu saja boleh”, JTK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di Tembiawab pemandu. “Asalkan ajak orang tua dan izin dulu, biar dicatat di front office” Lanjut jawab pemandu sambil tertawa. Usai melihat kolam renang dan kolam ikan, mereka berkeliling dan melihat-lihat rumah inap tradisional, termasuk tentu saja guru-gurunya. Tentunya biar mereka mempunyai gambaran tentang rumah tempo dulu.

Tidak terasa, hampir satu jam mereka berkeliling di area Tembi. Mereka kembali diajak ke pendopo untuk beristirahat dan makan minum bekal yang dibawa masing-masing. Usai makan minum, tanpa dikomando, sampah-sampah sudah dibuang ke tempat sampah, atau setidaknya dikumpulkan di dalam tas plastik. Didikan yang sangat bagus dan ditanamkan sejak kecil.TK TRC Basic 5 Warungboto: Bermain dan Belajar Budaya di Tembi

“Pak katanya mendongeng?” Celutuk salah satu siswa menagih janji kepada pemandu. Setelah mereka selesai makan, lalu mereka berkumpul lagi untuk mendengarkan sebuah dongeng berjudul “Kancil dan Kera”. Sekitar sepuluh menit mereka mendengarkan dengan antusias. Lalu anak-anak diajak untuk menilai tokoh-tokoh cerita tersebut, mana yang berwatak baik dan jelek.

Itulah sekelumit kisah kunjungan Anak-anak TK Playgroup Basic 5 Warungboto Yogyakarta pada Rabu (22/2) lalu ke Tembi. Menurut salah seorang guru, mereka diajak ke sini agar lebih dekat mengenal budaya lokal, sekaligus bermain-main. Semoga bisa ditiru oleh sekolah-sekolah lain. Pukul 11.00 WIB mereka meninggalkan Tembi, tidak lupa berfoto bersama dan berpamitan dengan bersalaman.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta