Tembi

Makanyuk»KOPI MERAPI SUGUHAN PAS DI HAWA SEJUK

08 Jun 2009 07:51:00

Makan yuk ..!

KOPI MERAPI SUGUHAN PAS DI HAWA SEJUK

Bagi Anda penggemar kopi, tidak ada salahnya Anda mencoba Kopi Merapi. Kopi produksi Sleman ini dikenal sebagai bio coffee. Sistem penanamannya menggunakan sistem penanaman organik. Tentu lebih sehat karena tidak berurusan dengan bahan kimia sintetis. Lagi pula kopinya kopi asli. Tanpa campuran. Tanpa penyedap apa pun. Benar-benar asli.

Ada dua macam jenis kopi yang dipasarkan oleh Kopi Merapi, yakni jenis Robusta dan Arabika. Prosesing pembuatan kopi itu sendiri dilakukan di areal perkebunan kopi di bawah bimbingan Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman. Pengelolaan atau produksi kopi bermerk Kopi Merapi sendiri ditangani oleh koperasi yang dinamakan Koperasi Kebun Makmur yang terdiri atas unsur-unsur masyarakat.

Ada yang istimewa dari Kopi Merapi ini. Kecuali dikenal sebagai bio coffee, Kopi Merapi juga memiliki karakteristik lebih bening dibandingkan kopi-kopi lainnya. Sekalipun demikian, rasa dari Kopi Merapi ini dikenal sedap. Kesedapannya bukan karena pengaruh penyedap, saus, atau campuran bumbu lainnya, melainkan kesedapannya justru ditimbulkan oleh keaslian kopinya. Kopi Merapi dikenal tidak bisa hitam pekat. Hal demikian itu karena pengaruh unsur tanah tempat tanaman kopi tersebut hidup. Lereng merapi yang hampir 90 % tanahnya merupakan tanah dari gunung berapi membuat produksi kopi ditempat ini memang memiliki karakteristik demikian itu.

Lain halnya dengan tanaman kopi yang tumbuh pada tanah lempung atau tanah liat. Kopi yang tumbuh pada kondisi tanah demikian itu memiliki ciri khas bila serbuk atau tepung kopinya disedu dengan air panas akan terlihat kental (hitam pekat), namun cita rasanya kurang sedap. Demikian menurut sumber setempat.

Tembi pada beberapa hari yang lampau menyempatkan diri mengunjungi KUB Kebun Makmur yang memproduksi Kopi Merapi yang terletak di Jl. Kaliurang Km 19,9 Dusun Sawungan, Hargobinangun, Pakem, Sleman ini. Kebetulan ketua koperasinya sedang tugas di luar, maka Tembi diterima oleh Pengawas Mutu Hasil Pertanian, Bp. Heru Yoga Pancaka, SP.

Di tempat itulah Tembi disuguh Kopi Merapi. Tembi mencoba meresapinya. Aromanya memang khas kopi asli. Maksudnya, tidak terlampau menyengat. Aropa kopi yang sangat menyengat umumnya dimiliki oleh kopi-kopi kemasan pabrik yang berskala besar. Umumnya kopi-kopi keluaran pabrikan seperti itu telah dicampuri bahan-bahan lain sehingga aroma dan rasanya lebih mantap. Bahkan dalam dunia perkopian dikenal ada 15 jenis bahan penyedap kopi.

Warna Kopi Merapi juga tidak pekat-pekat amat. Ketika cairan kopi itu meluncur di kerongkongan memang terasa nikmat. Lebih-lebih pada hawa sejuk (dingin) di kawasan lereng Gunung Merapi itu. Ketika cairan kopi ini lewat, maka Tembi merasakan ada rasa semriwing yang halus atau lamat-lamat di lidah dan kerongkongan. Sensasi dari rasa kopi asli lereng Merapi ini memang nikmat. Menurut sumber setempat hal itu akan terasa lebih nikmat lagi jika gula pemanisnya bukan gula pasir tetapi gula aren atau gula jawa.

Menikmati kopi asli yang ditanam secara organik di lereng Merapi ini memang beda dengan menikmati kopi yang dijual bebas di pasaran. Kopi yang dijual bebas tersebut terasa lebih menghentak, baik aroma maupun rasanya. Bolehlah diistilahkan rasanya lebih meletup. Akan tetapi kopi asli lereng Merapi ini rasanya lebih lembut dengan efek rasa semriwing yang juga sangat lembut dan lebih lama. Kopi ini akan lebih sedap lagi jika kita tahu cara membuat seduhannya. Cara menyeduh Kopi Merapi ini juga diterakan di setiap kemasannya. Jadi, Anda tidak perlu takut keliru membuat seduhannya. Sesuai yang diterakan dalam kemasan, Tembi menuliskannya untuk Anda sebagai berikut.

  1. Masukkan 1-2 sendok teh Kopi Merapi ke dalam cangkir kapasitas kurang lebih 150 mililiter.
  2. Seduh dengan air panas yang mendidih, aduk sampai merata.
  3. Tambahkan gula sesuai selera
  4. Kopi Merapi siap dinikmati.

Jika Anda memang sebagai kopimania, belum lengkap kiranya jika belum mencoba Kopi Merapi. Ke Kaliurang ? Jangan lupa Kopi Merapi.

foto dan teks: Sartono




Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta