Senin Malam Ini
Penyair Empat Kota Membaca Puisi di Tembi

Keempat penyair ini dari generasi penulisan berbeda. Dari generasi tahun 1970-an yang diwakili oleh Dharmadi, generasi 2000-an menampilkan Liestyo Ambarwati Khohar. Dua penyair lainnya, Dedet Setiadi dan Ary Nurdiana masuk dalam kategori 1980-an dan 1990-an.

Sastra Bulan Purnama, Tembi
Poster Sastra Bulan Purnama edisi ke-22

Penyair empat kota akan membacakan puisi karya mereka sendiri dalam acara Sastra Bulan Purnama edisi ke-22 di Tembi Rumah Budaya, Jl Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Senin, 24 Juni 2013. pukul 19.30 WIB.

Keempat penyair tersebut adalah Dharmadi dari Jakarta, Dedet Setidai dari Magelang, Ary Nurdiana dari Ponorogo dan Liestyo Ambarwati Khohar dari Surabaya. Setiap penyair mengirim 10 puisi sehingga terkumpul 40 puisi, dan akan diterbitkan dalam jumlah terbatas khusus untuk acara Sastra Bulan Purnama.

Keempat penyair ini dari generasi penulisan berbeda. Dari generasi tahun 1970-an yang diwakili oleh Dharmadi, generasi 2000-an menampilkan Liestyo Ambarwati Khohar. Dua penyair lainnya, Dedet Setiadi dan Ary Nurdiana masuk dalam kategori 1980-an dan 1990-an.

Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan setiap bulan purnama, menampilkan sejumlah penyair dari generasi menulis yang berbeda, setidaknya selisihnya 10 tahun. Karena itu, setiap Sastra Bulan Purnama menampilkan penyair yang mulai menulis tahun 1970-an, 1980-an, 1990-an sampai tahun 2000-an.

Melalui kategori ini, kita bisa mudah dalam memilih siapa penyair yang akan ditampilkan. Puisi yang dikirim harus puisi terbaru yang ditulis tahun 2012-2013.

Untuk Sastra Bulan Purnama edisi ke-22 ini, ditampilkan penyair dari luar kota untuk menunjukan bahwa kegiatan sastra di Tembi Rumah Budaya ini terbuka bagi penyair dari mana saja, tidak hanya khusus penyair dari Yogyakarta.

Sastra Bulan Purnama, Tembi
Suasana saat berlangsung Sastra Bulan Purnama edisi yang lalu
di Amphy Theater Tembi Rumah Budaya

Selain menampilkan empat penyair membaca puisi, kelompok musik ‘Adakalanya’ dari Yogya, akan ikut memeriahkan dengan musik kreasinya, yang ‘memadukan’ musik keroncong dan pop. Penampilan kelompok musik ‘Adakalanya’ ini terasa syahdu dan menyenangkan.

Dharmati (65 tahun), lahir di Semarang dan tahun 1968 menetap di Purwokerto, sekarang tinggal di Jakarta. Beberapa antologinya telah terbit; ‘Kembali ke asal’ (1999), ‘Dalam Kemarau’ (2000), ‘Aku mengunyah cahaya bulan’ (2004), ‘Jejak Sajak’ (2008), ‘Aura’ (2011) dan ‘Kalau Kau Rindu Aku (2012).

Dedet Setiadi (50 tahun), lahir dan tinggal di Magelang, Jawa Tengah. Puisi karyanya selain tersebar di sejumlah media cetak, juga terkumpul dalam antologi puisi, misalnya ‘Gembok Sang Kala’ (2012), ‘Puisi Menolak Korupsi’ (2013).

Ary Nurdiana (50 tahun), lahir di Sidoarjo dan tinggal di Ponorogo, Jawa Timur. Selain menulis puisi, ia juga menulis cerpen, cerkak, roman, esai dan cerita anak. Karya-karyanya tersebar di banyak media cetak di Indonesia, dan beberapa karyanya sudah terbit dalam bentuk buku.

Liestyo Ambarwati Khohar (29 tahun), lahir di Jombang, tinggal di Surabaya, Jawa Timur. Karya-karyanya dimuat di beberapa media cetak dan online. Antologi puisinya yang sudah terbit ‘Ladrang Rarangis dan Facebrick’.

Beberapa penyair dan pembaca puisi lainnya akan secara spontan membacakan puisi karya empat penyair tersebut.

Naskah & foto:Ons Untoro



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta