Wayang Orang Sriwedari Sudah 102 Tahun Manggung, Siap Tampil di Gedung Kesenian Jakarta 22 Juni

“Budayaku”, yang merupakan komunitas lintas profesi dengan tujuan memasyarakatkan ragam seni tradisi Nusantara, akan menggelar pertunjukan WO Sriwedari bertajuk ‘Arjuna Tinandhing’. Pertunjukan akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2013.

Wayang Orang (WO) Sriwedari, foto: sragenpos.com
Adegan panggung WO Sriwedari, foto: sragenpos.com

Perjuangan dan upaya Pemerintah Kota Surakarta saat ini untuk tetap melestarikan keberadaan seni tontonan ini patut diacungi jempol. Dengan memberikan nilai tiket masuk seharga Rp 3.000, menunjukkan bahwa operasional pertunjukan Wayang Orang (WO) Sriwedari sudah ditangani oleh Pemerintah langsung, bukan berdasarkan dana dari penjualan tiket. Beberapa pemain sudah diangkat sebagai pegawai negeri sipil.

Pada era 1980-an, grup ini masih tergantung kepada tokoh-tokoh yang jaya masa 1960-an, sampai regenerasi tokoh menjadi hilang sama sekali. Popularitas Wayang Orang (WO) Sriwedari pun kian meredup oleh perubahan zaman yang memberi banyak sekali alternatif hiburan modern yang bisa dipilih oleh masyarakat, yang kebanyakan sudah tidak mengerti lagi bahasa Jawa halus.

Padahal WO Sriwedari sudah melalui perjalanan sedemikian panjang. Bermula saat grup panggung wayang milik Lie Sien Kuan ini direkrut oleh Paku Buwana X untuk mengisi pentas di Taman Sriwedari pada tahun 1899. Pentas dilakukan belum tetap, masih mengikuti upacara ¬upacara ang ada. Kemudian pada tahun 1911, pentas mulai tampil tetap di Kebon Rojo (Taman Sriwedari), hingga sekarang.

Masa jaya WO Sriwedari adalah sekitar tahun 1956-1957, di saat terjadinya inflasi. Banyak orang ketika itu butuh hiburan tontonan untuk mengurangi tekanan hidup, dan tidak ada pilihan tontonan selain WO Sriwedari.

Pada tahun 2013 ini, terlihat mulai banyak lagi peminat yang menonton pertunjukan WO Sriwedari. Hampir setiap malam Minggu, kursi penonton kembali banyak terisi. Bahkan tiket balkon juga sering terisi banyak penonton, sungguh hal yang jarang terjadi sebelumnya.

Wayang Orang (WO) Sriwedari, foto: bluedevilz12.blogspot.com
Gedung pertunjukan permanen WO Sriwedari di Solo, foto: bluedevilz12.blogspot.com

Untuk itu, “Budayaku”, yang merupakan komunitas dari berbagai profesi yang diarahkan menjadi komunitas budaya yang kegiatannya berorientasi pada memasyarakatkan ragam seni tradisi Nusantara, akan menggelar pertunjukan WO Sriwedari bertajuk ‘Arjuna Tinandhing’. Pertunjukan akan digelar di Gedung Kesenian Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2013.

Lakon ini akan bercerita tentang putra penguasa Jonggring Saloka yang merasa sedih hatinya atas keputusan Batara Guru, ayahnya, yang menganugerahkan gelar “Lelananging Jagad” kepada Arjuna dan bersanding dengan Batari Supraba.

Melalui Batari Durga, ibunya, dia menantang kebijakan Raja Dewa. Masalah kemudian melebar karena telah bercampur baur antara kepentingan pribadi para dewa dengan kebijaksanaan untuk menata jagad pramudita. Perpecahan di kadewatan tak terelakkan.

Pada akhirnya hanya Kyai Semar, seorang dewa bertubuh rakyat jelata, yang mampu menjadi penerang dan pembimbing bagi yang lupa. Harta, tahta, dan wanita seringkali menggelincirkan manusia ke lembah kenistaan.

Seperti apa serunya wayang orang Sriwedari yang sudah 102 tahun ini? Saksikan pagelarannya di Gedung Kesenian Jakarta pada Sabtu, 22 Juni 2013.

Natalia S.



Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/


Baca Juga Artikel Lainnya :




Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta