Panji Asmarabangun Menolak 2 Wanita Cantik

Ia tidak mau sembarangan memberikan milik pribadinya kepada laki-laki lain kecuali kepada suami yang dicintainya. Karena itu, saat Yuyu Kangkang meminta kepada Kething Kuning untuk meladeninya sebagai upah menyeberangkan, ia menolaknya.

Pentas Seni Budaya Memperingati Hari Aids se-Dunia di Pendopo Tembi tanggal 1 Desember 2012, sumber foto: suwandi Tembi
Klething Biru dan Klething Abang sedang bercengkerama dengan Yuyu Kangkang

Panji Asmarabangun menolak kedatangan Klething Biru dan Klething Abang ketika “ngunggah-unggahi” saat berada di Desa Dadapan. Mbok Randha Dadapan tidak habis pikir, mengapa Panji Asmarabangun yang tidak lain adalah Raden Inu Kertapati menolak kedua wanita cantik yang hendak melamarnya. Kedua wanita itu sangat sedih dan kecewa, tetapi Panji Asmarabangun tidak peduli.

Lalu ia mulai berkisah kepada ibu angkatnya, mengapa ia sampai tega menolak lamaran wanita-wanita cantik itu. Ia sampaikan kepada Mbok Randha Dadapan, walaupun Kething Biru dan Klething Abang cantik, tetapi mereka sebenarnya adalah wanita nakal. Mereka adalah wanita yang mudah dirayu orang lain, seperti saat menyeberang sungai, keduanya telah “digarap” oleh Yuyu Kangkang, penyeberang yang menyamar sebagai kepiting raksasa.

Akhirnya, Panji Asmarabangun mau menerima lamaran Klething Kuning yang datang belakangan. Biar pun secara kasat mata, penampilan Klething Kuning sangat hina dan pakaiannya compang-camping, karena sering disiksa oleh ibu tirinya, tetapi hatinya sangat baik.

Selain itu, Kething Kuning sebagai seorang wanita sangat menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak mau sembarangan memberikan milik pribadinya kepada laki-laki lain kecuali kepada suami yang dicintainya. Karena itu, saat Yuyu Kangkang meminta kepada Kething Kuning untuk meladeninya sebagai upah menyeberangkan, ia menolaknya. Semua informasi itu disampaikan Panji Asmarabangun kepada Mbok Randha Dadapan. Mbok Randha Dadapan baru paham setelah mendapat penjelasan dari Panji Asmarabangun.

Pentas Seni Budaya Memperingati Hari Aids se-Dunia di Pendopo Tembi tanggal 1 Desember 2012, sumber foto: suwandi Tembi
Musik Gejog Lesung mengiringi pentas cerita rakyat lakon “Ande-Ande Lumut”

Pesan moral untuk tidak gonta-ganti pasangan tanpa ikatan pernikahan, menjaga kehormatan, seperti dalam cerita “Ande-Ande Lumut” itu, disampaikan oleh kelompok kesenian Gejog Lesung “Sekar Melati” dari Sriharjo, Imogiri, Bantul pimpinan Bu Tutik. Kegiatan seni budaya itu ditampilkan di pendopo Yudonegaran Tembi Rumah Budaya atas penyelenggaraan PKBI Bantul bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Bantul (KPAK) dalam rangka memperingati Hari AIDS se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 1 Desember. Kegiatan Hari Aids 2012 Kabupaten Bantul dengan tema “Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan AIDS” diisi dengan pentas kegiatan budaya lokal berpusat di Tembi Rumah Budaya, pada Sabtu, 1 Desember 2012.

Kesenian yang tampil di Pendopo Tembi, antara lain kesenian karawitan, rebana, gejog lesung, dan tari. Mereka berasal dari kecamatan Bambanglipuro, Imogiri, dan Piyungan. Daerah-daerah inilah yang menjadi daerah kegiatan penyuluhan mengenai pengetahuan HIV, AIDS dan kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh PKBI Bantul. Penyuluhan-penyuluhan ini, kata Yanuar Amin, SSt, SH, Ketua PKBI Bantul, dimaksudkan supaya masyarakat, terutama kaum wanita dan anak-anak, terhindar dari penyakit menular dan bisa berperilaku hidup sehat.

Suwandi

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta